Kristus Raja Dili

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Patung Kristus Raja Dili, di atas puncak di semenanjung Dili.

Kristus Raja (Christo Rei) adalah patung Kristus Raja yang dibangun di ketinggian 90 mdpl di atas bukit Tanjung Fatucama, bagian timur kota Dili, Timor Leste. Patung ini dirancang oleh Mochamad Syailillah atau Bolil sebagai peringatan integrasi Timor Timur ke Indonesia, dan diresmikan oleh Presiden Soeharto, Uskup Carlos Ximenes Belo, dan Gubernur Timor-Timur José Abílio Osório Soares, pada 15 Oktober 1996. Ketiga tokoh ini menyaksikan peresmian patung ini dari atas helikopter.[1][2] Patung ini mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai patung tertinggi di Indonesia.

Tinggi patung Kristus Raja adalah 27 meter. Angka ini melambangkan Timor Timur sebagai provinsi Indonesia ke 27. Patung ini merupakan patung terbesar kedua di dunia setelah Patung Christ The Redeemer, Brazil, dengan tinggi patung 36 meter di atas bukit setinggi 1,5 km. Selain patung Kristus Raja, di Timor Leste terdapat patung Bunda Maria yang berada di puncak Gunung Ramelau, gunung tertinggi di Timor Leste dengan ketinggian 2986 meter, berlokasi sekitar 70 km di selatan Dili di distrik Ainaro. Patung Bunda Maria ini berasal dari Itali dan didirikan pada 1997.[3][4]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Patung Kristus Raja dari arah kota Dili

Ide pembangunan patung Kristus Raja disampaikan oleh Gubernur Timor-Timur José Abílio Osório Soares kepada Presiden Soeharto, sebagai hadiah ulang tahun ke-20 integrasi Timor-Timur ke Indonesia. Soeharto menunjuk direktur PT Garuda Indonesia memimpin proyek ini. Garuda diberi tanggung jawab untuk mencari dana untuk membiayai proyek ini, dan berhasil terkumpul sebanyak 1.1 milyar rupiah (US$123,000). Namun, jumlah ini tidak cukup untuk membangun patung, dan kontribusi dari pegawai negeri sipil dan pengusaha di Timor Timur dibutuhkan untuk merampung proyek ini, yang pada akhirnya menghabiskan dana sebesar 5 milyar rupiah (US$559,000). Proses pembuatan patung menghabiskan waktu selama satu tahun oleh 30 orang pekerja di Sukaraja, Bandung. Patung ini terbuat dari 27 kepingan tembaga yang kemudian dikirim menggunakan tiga trailer ke Dili. Proses rekonstruksi patung, termasuk, bola dunia, dan salib setinggi 10 meter, menghabiskan waktu tiga bulan.[2][5]

Objek Wisata Rohani[sunting | sunting sumber]

Kawasan patung Kristus Raja selain menjadi tempat berdoa bagi penganut Katolik berdoa atau berziarah, tempat itu kini menjadi objek wisata rohani di Timor Leste. Setiap Sabtu dan Minggu serta hari-hari libur, kawasan ini menjadi serbuan warga Dili untuk melepas penat. Bukan saja warga lokal namun warga asing juga datang untuk menikmati pemandangan alam, sekaligus sebagai sumber inspirasi rohani. Area ini sangat bagus dan sejuk. Pengunjung dapat menikmati hamparan angin laut dari arah utara. Tempat ini strategis karena berdekatan dengan objek wisata pantai Pasir Putih. Setiap Sabtu dan Minggu serta hari-hari libur, tempat ini menjadi pilihan warga setempat.

Sebelum mencapai puncak Kristus Raja pengunjung akan melewati 14 stasi, yakni tempat berdoa bagi umat Katolik, yang melambangkan tempat perhentian Yesus Kristus dalam kisah sengsaranya di Bukit Golgota.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Sumandoyo, Arbi. Nugroho, Iqbal, ed. "Mengenang Yesus di Bumi Lorosae". Merdeka.com. Diakses tanggal 2021-02-20. 
  2. ^ a b "Cristo Rei of Dili, Dili, East Timor Tourist Information". www.touristlink.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-01. Diakses tanggal 2021-02-20. 
  3. ^ News, Tagar (2017-12-23). "Lima Wisata Timor Leste, Kental Nuansa Religi". TAGAR. Diakses tanggal 2021-02-20. 
  4. ^ Liputan6.com (2011-03-31). "Patung Kristus Raja, Wisata Rohani Timor Leste". Liputan6.com. Diakses tanggal 2021-02-20. 
  5. ^ "Di Balik Christo Rei Timor Leste | AcehFeature.org : Peutroek Nyang Keubit Ta Jagaa Damee". web.archive.org. 2010-12-01. Archived from the original on 2010-12-01. Diakses tanggal 2021-02-20.