Komunikasi tanpa bias

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Komunikasi tanpa bias adalah bentuk komunikasi verbal maupun nonverbal yang menunjukkan rasa hormat dan perhatian kepada orang lain tanpa memandang karakteristik yang melekat pada orang tersebut.[1][2]Beberapa karakteristik yang melekat pada seseorang antara lain jenis kelamin, usia, agama, suku, ras, bentuk fisik, status sosial, atau keluarga.[1]

Aspek penting ketika berkomunikasi tanpa bias adalah dengan berpartisipasi dalam sebuah dialog yang bermanfaat dan menggunakan kata-kata yang tidak bias. Semua perkataan atau kalimat yang ditulis tidak boleh menyinggung perasaan lawan bicara. Bahasa yang bebas bias juga tidak mendiskriminasi orang lain, namun merangkul semua orang secara adil dan ramah.[2]

Pedoman umum[sunting | sunting sumber]

Pedoman komunikasi tanpa bias dibuat untuk membimbing, meningkatkan kesadaran dan mendukung komunikasi yang peka terhadap orang lain. Beberapa pedoman tersebut antara lain:[1]

  • Tidak membatasi atau melarang orang lain untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan
  • Memberikan tugas atau pekerjaan kepada orang lain sesuai dengan kemampuannya, bukan berdasarkan jenis kelamin, suku, agama, ras, ataupun hal yang tidak berkaitan lainnya
  • Fokus kepada lawan bicara, bukan pada kondisinya
  • Menghindari berbagai stereotip atau lelucon yang berkaitan dengan ras, etnis, atau disabilitas pada orang lain
  • Memberikan kesempatan yang sama kepada semua orang untuk berpartisipasi dalam suatu rapat atau perkumpulan
  • Setiap kegiatan atau aktivitas harus memastikan keamanan dan kenyamanan bagi penyandang disabilitas

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c "Bias-Free Communication". web.archive.org. 2015-10-26. Archived from the original on 2015-10-26. Diakses tanggal 2022-06-14. 
  2. ^ a b "Bias Free Languange" (PDF). Grand Valley State University. Diakses tanggal 2022-06-04.