Komite Olimpiade Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Komite Olimpiade Indonesia
Indonesian Olympic Committee
Tanggal pendirian11 Maret 1952; 72 tahun lalu (1952-03-11)
TipeOrganisasi Olahraga
Kantor pusatJakarta, Indonesia
Jumlah anggota
65 + 1 dibekukan
Bahasa resmi
Indonesia
Ketua Umum
Raja Sapta Oktohari
Situs webnocindonesia.id

Komite Olimpiade Indonesia (disingkat NOC Indonesia) adalah komite olimpiade nasional Indonesia.

NOC Indonesia bertugas menjalankan dan menjaga Olympic Charter sekaligus melaksanakan keikutsertaan Indonesia dalam pekan olahraga internasional seperti Olimpiade, Asian Games, SEA Games, dan lain-lain.

NOC Indonesia diterima menjadi anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada 11 Maret 1952.[1]

Organisasi[sunting | sunting sumber]

Dewan Pimpinan Eksekutif[2]

  • Ketua Umum: Raja Sapta Oktohari
  • Wakil Ketua Umum: Ismail Ning
  • Sekretaris Jenderal: Wijaya Noeradi
  • Wakil Sekretaris Jenderal 1: Daniel Loy
  • Wakil Sekretaris Jenderal 2: Desra Firza Ghazfan
  • Wakil Sekretaris Jenderal 3: Cresida Mariska
  • Bendahara : Tommy Hermawan Lo
  • Wakil Bendahara 1: Aang Sunadji
  • Wakil Bendahara 2: Richard Sam Bera
  • Komite Eksekutif :
    1. Harry Warganegara
    2. Hengky Silatang
    3. Josephine Tampubolon
    4. Endri Erawan
    5. Antonius Adi Wirawan
    6. Wisnu Wardhana
    7. Hifni Hasan
    8. Jadi Rajagukguk
    9. Zaenal Asikin
    10. Krisna Bayu


Sejarah[sunting | sunting sumber]

  • 19 Agustus 1945, terbentuknya kabinet pertama, dalam Kementerian Pendidikan dan Pengajaran di adakan suatu lembaga yang bertugas merencanakan dan melaksanakan urusan di bidang keolahragaan di sekolah, yaitu inspeksi pendidikan jasmani adalah Organisasi di bawah jawatan Pengajaran. Olahraga di masyarakat diurus oleh lembaga dibawah jawatan Pendidikan Masyarakat. Kementerian Pendidikan dan Pengajaran dalam pelaksanaan tugas di bidang pembinaan dan pengembangan fisik antara lain melakukan : (a) penyelenggaraan latihan-latihan di kalangan pemuda Indonesia untuk mencapai dan memperoleh kondisi badan yang prima juga persiapan memasuki angkatan perang yang pada waktu itu sangat diperlukan; (b) mengusahakan rehabilitasi fisik dan mental bangsa Indonesia agar dapat berperan serta dalam forum Internasional.
  • September 1945 tentara Belanda mendampingi tentara sekutu NICA masuk ke Indonesia terutama Jakarta. Pada waktu itu organisasi olahraga yang bernama GELORA (Gerakan Latihan Olahraga) yang dipimpin oleh Oto Iskandar di Nata sebagai ketua umum dan Soemali Prawirosoedirjo sebagai ketua harian meleburkan diri bersama-sama Djawa Iku Kai (pusat olahraga versi Jepang) menjadi Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI).
  • 1946 Mengingat suasana di Jakarta kurang menguntungkan karena gangguan tentara Belanda, PORI Hijrah ke Solo dan berkantor di rumah Soemono sekertaris PORI di jalan Purwosari. Organisasi tertinggi olahraga membentuk Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) di Solo dengan Ketua Widodo Sosrodiningrat.[1]
  • Januari 1947 diadakan Kongres Darurat PORI dan terpilih sebagai ketua, Mr. Widodo Sastrodininggrat dan sebagai wakil ketua Soemali Prawirosoedirjo, sebagai sekertaris Soemono.
  • Pada tahun 1947 PORI mengadakan hubungan dengan Menteri Pembangunan dan Pemuda Wikana. Berkat bantuan sekretaris menteri Drs. Karnadi, PORI dapat mengembangkan organisasinya antara lain : (a) pembangunan kembali cabang-cabang olahraga yang tersebar dan bercerai berai. (b) Membentuk organisasi induk cabang olahraga yang belum tersusun, (c) Menerbitkan majalah “Pendidikan Djasmani” dengan simbol obor menyala dan lima gelang, (d) Mempersiapkan Pekan Olahraga Nasional ke satu. Pada malam peresmian PORI bulan Januari 1947, Presiden Soekarno sekaligus melantik KORI (Komite Olimpiade Republik Indonesia), sebagai ketua ditunjuk Hamengkubuwana IX, wakil ketua adalah drg. Koesmargono dan Soemali Prawirosoedirjo. KORI mempunyai tugas menangani masalah keolahragaan yang ada kaitannya dengan olimpiade, saat itu KORI dibentuk karena Indonesia ingin ikut Olympic Games 1948 (namun karena persiapan para atlet itu tidak memadai, pengiriman ke London tidak jadi). PORI kemudian membentuk badan-badan (sekarang disebut induk cabang olahraga). Yang ada pada waktu itu adalah cabang olahraga sepak bola, basket, atletik, bola keranjang, panahan, tenis, bulu tangkis, pencak silat, dan gerak jalan. Keuangan PORI dan KORI diperoleh dari subsidi pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pembangunan dan Pemuda. Selama aksi militer Belanda 21 Juni 1947 – 17 Januari 1948 kegiatan olahraga praktis terhenti. Pada tanggal 2 – 3 Mei 1948, PORI mengadakan konferensi di Solo berkat bantuan Wali kota Solo (Syamsurizal), PON I dapat diselenggarakan pada 9 – 14 September 1948 dengan lancar, meskipun suasana politk meruncing kembali.
    • Organisasi olahraga membentuk Komite Olympiade Republik Indonesia (KORI) dengan Ketua Hamengkubuwana IX,wakil ketua adalah drg. Koesmargono dan Soemali Prawiro Soedirdjo
    • KORI berubah menjadi Komite Olimpiade Indonesia (KOI).
  • 1951
    • PORI melebur ke dalam KOI.
  • 1952
  • 1959
    • Pemerintah membentuk Dewan Asian Games Indonesia (DAGI) untuk mempersiapkan penyelenggaraan Asian Games IV 1962, KOI sebagai badan pembantu DAGI dalam hubungan internasional.
  • 1961
    • Pemerintah membentuk Komando Gerakan Olahraga (KOGOR) untuk mempersiapkan pembentukan tim nasional Indonesia, top organisasi olahraga sebagai pelaksana teknis cabang olahraga yang bersangkutan.
  • 1962
    • Pemerintah membentuk Departemen Olahraga (Depora) dengan menteri Maladi.
  • 1964
    • Pemerintah membentuk Dewan Olahraga Republik Indonesia (DORI), semua organisasi KOGOR, KOI, top organisasi olahraga dilebur ke dalam DORI.
  • 1965
    • Sekretariat Bersama Top-top Organisasi Cabang Olahraga dibentuk pada tanggal 25 Desember, mengusulkan mengganti DORI menjadi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang mandiri dan bebas dari pengaruh politik.
  • 1966
    • Presiden Soekarno menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 143 A dan 156 A Tahun 1966 tentang pembentukan KONI sebagai ganti DORI, tetapi tidak dapat berfungsi karena tidak didukung oleh induk organisasi olahraga berkenaan situasi politik saat itu.
    • Presiden Soeharto membubarkan Depora dan membentuk Direktorat Jendral Olahraga dibawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
    • Induk organisasi olahraga membentuk KONI pada 31 Desember dengan Ketua Umum Hamengkubuwana IX.
    • KOI diketuai oleh Sri Paku Alam VIII.
  • 1967
    • Presiden Soeharto mengukuhkan KONI dengan Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1967.
    • Sri Paku Alam VIII mengundurkan diri sebagai Ketua KOI. Jabatan Ketua KOI kemudian dirangkap oleh Ketua Umum KONI Sri Sultan Hamengkubuwono IX, dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) KONI M.F. Siregar dan Sekretaris KOI Soeworo.
    • Soeworo meninggal, jabatan Sekretaris KOI dirangkap oleh Sekjen KONI M.F. Siregar. Sejak itu dalam AD/ART KONI yang disepakati dalam Musyawarah Olahraga Nasional (Musornas), KONI ibarat sekeping mata uang dua sisi yang ke dalam menjalankan tugasnya sebagai KONI dan ke luar berstatus sebagai KOI. IOC kemudian mengakui KONI sebagai NOC Indonesia.
  • 2005
    • Pemerintah dan DPR menerbitkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional dan memecah KONI menjadi KON dan KOI.
  • 2007
    • Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 16, 17, dan 18 Tahun 2007 sebagai peraturan pelaksanaan UU No. 3 Tahun 2005.
    • KONI menyelenggarakan Musornas Luar Biasa (Musornaslub) pada 30 Juli yang membentuk Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan menyerahkan fungsi sebagai NOC Indonesia dari KONI kepada KOI kembali. Nama KONI tetap dipertahankan dan tidak diubah menjadi KON.
  • 2011 AD/ART Komite Olimpiade Indonesia (KOI) telah diterima dan disetujui oleh IOC

Ketua umum[sunting | sunting sumber]

Masa Jabatan Ketua Umum KOI adalah 4 tahun dan dapat dipilih satu kali saja.

Berikut adalah daftar Ketua Umum KOI.

No Nama Mulai jabatan Akhir jabatan
1 Rita Subowo 2007 31 Oktober 2015
2 Erick Thohir 31 Oktober 2015 9 Oktober 2019
3 Raja Sapta Oktohari 9 Oktober 2019 Petahana

Anggota[3][sunting | sunting sumber]

  1. ASOSIASI BOLA TANGAN INDONESIA
  2. ASOSIASI FLOORBALL INDONESIA
  3. FEDERASI AERO SPORT INDONESIA
  4. FEDERASI HOCKEY INDONESIA
  5. FEDERASI HOKI ES INDONESIA
  6. FEDERASI ICE SKATING INDONESIA
  7. FEDERASI KURASH INDONESIA
  8. FEDERASI OLAHRAGA KABADDI SELURUH INDONESIA
  9. FEDERASI OLAHRAGA KARATE-DO INDONESIA
  10. FEDERASI OLAHRAGA PETANQUE INDONESIA
  11. FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA
  12. FEDERASI TRIATHLON INDONESIA
  13. GABUNGAN BRIDGE SELURUH INDONESIA
  14. IKATAN ANGGAR SELURUH INDONESIA
  15. IKATAN MOTOR INDONESIA
  16. IKATAN OLAHRAGA DANSA INDONESIA
  17. IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA
  18. IKATAN SPORT SEPEDA INDONESIA
  19. INDONESIA ESPORTS ASSOCIATION
  20. INDONESIA JETSPORT & BOATING ASSOCIATION
  21. INDONESIA OLYMPIAN ASSOCIATION
  22. INDONESIA WOODBALL ASSOCIATION
  23. KICK BOXING INDONESIA
  24. MODERN PENTATHLON INDONESIA
  25. MUAYTHAI INDONESIA
  26. PENGURUS BESAR JUJITSU INDONESIA
  27. PERKUMPULAN ANGKAT BESI SELURUH INDONESIA
  28. PERSATUAN ATLETIK SELURUH INDONESIA
  29. PERSATUAN BOLA BASKET SELURUH INDONESIA
  30. PERSATUAN BOLA VOLI SELURUH INDONESIA
  31. PERSATUAN BOLING INDONESIA
  32. PERSATUAN BULUTANGKIS SELURUH INDONESIA
  33. PERSATUAN CATUR SELURUH INDONESIA
  34. PERSATUAN CRICKET INDONESIA
  35. PERSATUAN GATEBALL SELURUH INDONESIA
  36. PERSATUAN GOLF INDONESIA
  37. PERSATUAN GULAT SELURUH INDONESIA
  38. PERSATUAN JUDO SELURUH INDONESIA
  39. PERSATUAN KORFBALL SELURUH INDONESIA
  40. PERSATUAN LAWN TENNIS INDONESIA
  41. PERSATUAN MENEMBAK SASARAN DAN BERBURU INDONESIA
  42. PERSATUAN OLAHRAGA BERKUDA SELURUH INDONESIA
  43. PERSATUAN OLAHRAGA BILIAR SELURUH INDONESIA
  44. PERSATUAN OLAHRAGA DAYUNG SELURUH INDONESIA
  45. PERSATUAN OLAHRAGA LAYAR SELURUH INDONESIA
  46. PERSATUAN OLAHRAGA SELAM SELURUH INDONESIA
  47. PERSATUAN OLAHRAGA SEPATU RODA SELURUH INDONESIA
  48. PERSATUAN PANAHAN INDONESIA
  49. PERSATUAN RENANG SELURUH INDONESIA
  50. PERSATUAN RUGBY UNION INDONESIA
  51. PERSATUAN SAMBO INDONESIA
  52. PERSATUAN SELANCAR OMBAK INDONESIA
  53. PERSATUAN SENAM INDONESIA
  54. PERSATUAN SEPAK TAKRAW INDONESIA
  55. PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA
  56. PERSATUAN SKI AIR DAN WAKEBOARD INDONESIA
  57. PERSATUAN SOFT TENNIS INDONESIA
  58. PERSATUAN SQUASH INDONESIA
  59. PERSATUAN TENIS MEJA SELURUH INDONESIA
  60. PERSATUAN TINJU AMATIR INDONESIA
  61. PERSAUDARAAN SHORINJI KEMPO INDONESIA
  62. PERSERIKATAN BISBOL DAN SOFBOL AMATIR SELURUH INDONESIA
  63. TAEKWONDO INDONESIA
  64. WUSHU INDONESIA

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b "Sejarah KOI". Komite Olimpiade Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-01-10. Diakses tanggal May 17, 2014. 
  2. ^ "Organisasi". Komite Olimpiade Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 10, 2014. Diakses tanggal May 17, 2014. 
  3. ^ "Anggota - Indonesia Olympic Commitee". nocindonesia.id. Diakses tanggal 2023-09-27. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]