Klindamisin

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Klindamisin adalah antibiotik golongan makrolida yang dikembangkan pada tahun 1966. Antibiotik ini digunakan untuk menangani infeksi yang disebabkan oleh bakteri anaerob, golongan Streptococcus, golongan Staphylococcus. golongan Pneumococcus, serta Protozoa.[1]

Klindamisin bersifat bakteriostatik yang bekerja dengan cara menghambat sintesis protein bakteri pada tingkat ribosom sehingga perkembangbiakan bakteri berhenti. Namun, Klindamisin juga dapat bersifat bakterisidal (membunuh bakteri) pada pemberian dengan konsentrasi tertentu, tergantung organisme penyebab infeksi dan lokasi infeksi. Klindamisin dimetabolisme di hepar sehingga pemberian pada penderita gangguan hati perlu lebih berhati-hati.[2]

Klindamisin digunakan untuk infeksi pada sistem pencernaan, tulang, sendi, organ reproduksi wanita, serta infeksi gigi. Klindamisin juga dapat digunakan sebagai profilaksis sebelum tindakan pembedahan. Klindamisin diserap dengan baik di saluran pencernaan, tulang, dan sendi.[3][4]

Menurut kategori Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), Klindamisin termasuk obat-obatan kategori B, sehingga aman digunakan pada ibu hamil trimester kedua dan ketiga. Sedangkan pada kehamilan trimester pertama tidak direkomendasikan. Penggunaan pada ibu menyusui berpotensi menyebabkan efek pada bakteri yang berada di saluran pencernaan bayi.[2]

Klindamisin tersedia dalam sediaan kapsul (dosis 150 dan 300 mg), injeksi, dan sediaan topikal berupa krim 2% dan gel 2%. Beberapa efek samping yang muncul akibat penggunaan Klindamisin, seperti nyeri perut, mual, muntah, diare, infeksi jamur, kolitis pseudomembran, ruam kemerahan, urtikaria, hipotensi, dan disfungsi ginjal.[2]

Klindamisin juga umum dipakai sebagai pengobatan jerawat yang wajib dengan resep dokter spesialis. Cara kerja Klindamisin ialah memperlambat dan menghentikan pertumbuhan bakteri pada kulit berjerawat. Obat ini hanya untuk orang dewasa.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "UpToDate". www.uptodate.com. Diakses tanggal 2019-11-10. 
  2. ^ a b c "Cleocin, Clindesse (clindamycin) dosing, indications, interactions, adverse effects, and more". reference.medscape.com. Diakses tanggal 2019-11-12. 
  3. ^ Smieja, M. (1998-1). "Current indications for the use of clindamycin: A critical review". The Canadian Journal of Infectious Diseases = Journal Canadien Des Maladies Infectieuses. 9 (1): 22–28. doi:10.1155/1998/538090. ISSN 1180-2332. PMC 3250868alt=Dapat diakses gratis. PMID 22346533. 
  4. ^ Brook, Itzhak; Lewis, Mike A. O.; Sándor, George K. B.; Jeffcoat, Marjorie; Samaranayake, L. P.; Vera Rojas, Jorge (2005-11). "Clindamycin in dentistry: more than just effective prophylaxis for endocarditis?". Oral Surgery, Oral Medicine, Oral Pathology, Oral Radiology, and Endodontics. 100 (5): 550–558. doi:10.1016/j.tripleo.2005.02.086. ISSN 1528-395X. PMID 16243239. 

5. Manfaat klindamisin untuk jerawat Diarsipkan 2021-03-01 di Wayback Machine.. Diakses tanggal 2021-03-02