Klasifikasi gejala UFO menurut sistem Hynek

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Prof. Dr. Joseph Allen Hynek (kiri), penemu Sistem Hynek bersama rekannya, Dr. Jacques Vallee (kanan), seorang ufolog dari Prancis.[1]

Peneliti UFO (Unidentified Flying Object) atau BETA (Benda Terbang yang Aneh) terkemuka, Prof. Dr. Joseph Allen Hynek mengemukakan suatu sistem klasifikasi gejala UFO yang kini cukup tersebar luas, terutama di kalangan ilmuwan yang meneliti fenomena ini dan juga masyarakat umum yang antusias. Gejala UFO menurut Sistem Hynek ini dibagi menjadi 6 bagian, yaitu:

  1. NL, singkatan dari Nocturnal Lights, yaitu cahaya-cahaya unik pada malam hari.
  2. DD, singkatan dari Daylight Discs, yaitu cakram-cakram yang terlihat pada siang hari.
  3. RV, singkatan dari Radar Visual and UFO Reports, yaitu laporan-laporan UFO yang serentak secara visual dan dengan radar.
  4. CE-I, singkatan dari Close Encounters of the First Kind, yaitu perjumpaan jarak dekat jenis pertama, meliputi penyaksian UFO jarak dekat, yaitu sekitar 150 meter atau kurang, tanpa efek fisik.
  5. CE-II, singkatan dari Close Encounters of the Second Kind, yaitu perjumpaan jarak dekat jenis kedua, meliputi penyaksian UFO jarak dekat yang menimbulkan efek fisik terhadap tanah, benda dan makhluk di sekelilingnya.
  6. CE-III, singkatan dari Close Encounters of the Third Kind, yaitu perjumpaan jarak dekat jenis ketiga, meliputi penyaksian UFO serta makhluk-makhluknya (sering disebut humanoids, occupants atau UFO-naut).

Klasifikasi gejala UFO menurut Sistem Hynek terbukti cukup praktis dan merupakan langkah kemajuan penting di dalam penelitian UFO, meskipun boleh jadi belum sempurna dan masih butuh pengembangan pada masa mendatang, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan penelitian luar angkasa.

Kesimpulan[sunting | sunting sumber]

Meskipun banyak yang tidak percaya tentang UFO (Unidentified Flying Object) atau di Indonesia dikenal dengan istilah BETA (Benda Terbang yang Aneh), namun tidak sedikit pula orang yang mempercayai akan keberadaannya. Bagi yang tidak percaya mengangggap hal itu hanyalah sebuah kesalahan penglihatan, ilusi atau bahkan cerita yang mengada-ada. Namun bagi yang percaya, fenomena UFO memang ada dan benar-benar terjadi, mengingat ada begitu banyak para saksi dan keseriusan para ilmuwan, organisasi atau bahkan negara tertentu untuk menanggapinya.

Memang keputusan terakhir ada pada pemikiran kita masing-masing, tetapi meskipun anda tidak mempercayainya, hal itu jauh lebih baik daripada anda sama sekali tidak mau tahu tentang hal ini.

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ http://www.en.wikipedia.org Diarsipkan 2016-01-12 di Wayback Machine., diakses tanggal 19 Oktober 2010.

Referensi[sunting | sunting sumber]