Kesulitan belajar
Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi di mana peserta didik tidak dapat belajar dengan baik. Kondisi ini dapat disebabkan karena adanya gangguan, baik berasal dari faktor internal siswa seperti keterbatasan faktor intelegensi, maupun faktor eksternal siswa. Faktor-faktor ini menyebabkan siswa tidak mampu berkembang sesuai dengan kapasitasnya.[1]
Definisi
[sunting | sunting sumber]Menurut Ahmadi dan Supriyono (2003:77), mengemukakan bahwa ː
kesulitan belajar adalah Suatu keadaan di mana anak didik atau siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, hal ini tidak selalu disebabkan oleh faktor intelegensi, akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor non intelegensi.
— Ahmadi dan Supriyono (2003:77), Sumber
Karakteristik
[sunting | sunting sumber]Menurut Valett (dalam Sukadji, 2000) terdapat tujuh karakteristik yang ditemui pada anak dengan kesulitan belajar.[2]
- Sejarah kegagalan akademik berulang kali
- Hambatan fisik/tubuh atau lingkungan berinteraksi dengan kesulitan belajar
- Kelainan motivasional
- Kecemasan yang samar-samar, mirip dengan kecemasan yang mengambang
- Perilaku berubah-ubah, dalam arti tidak konsisten dan tidak terduga
- Penilaiaan yang keliru karena data tidak lengkap
- Pendidikan dan pola asuh yang didapat tidak memadai
Selain itu terdapat beberapa perilaku yang merupakan manifestasi gejala kesulitan belajar, antara lain:
- Menunjukkan hasil belajar yang rendah dibawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompoknya atau dibawah potensi yang dimilikinya.
- Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.
- Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya dan selalu tertinggal dengan kawan-kawannya dari waktu yang disediakan.
- Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar.
- Menunjukkan perilaku yang berlainan.
- Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar.
Jenis-Jenis Kesulitan Belajar
[sunting | sunting sumber]Kesulitan belajar dapat dikelompokkan menjadi dua bagiaɳ yaitu ː
A. Kesulitan Belajar Pra Akademik
Kesulitan Belajar Pra Akademik terdiri dariː
- Gangguan Motorik dan Persepsi
- Kesulitan Belajar Kognitif
- Gangguan Perkembangan Bahasa (Disfasia)
- Kesulitan dalam Penyelesaian Perilaku Sosial
B. Kesulitan Belajar Akademik
Kesulitan belajar akademik terdiri dariː
- Kesulitan Belajar Membaca (Disleksia)
- Kesulitan Belajar Menulis (Disgrafia)
- Kesulitan Belajar Berhitung (Diskalkulia)
Diagnosis
[sunting | sunting sumber]DSM-5 menyediakan kriteria kesulitan belajar secara spesifik. Kriteria ini terbagi menjadi dua, yaitu kriteria kesulitan membaca dan kriteria kesulitan mengekspresikan tulisan. Kriteria kesulitan membaca meliputi ketepatan membaca kata, rata-rata kelancaran membaca, dan kemampuan membaca dengan baik. Sedangkan kriteria kesulitan mengekspresikan tulisan meliputi ketepatan mengeja dan ketepatan menulis tata kalimat.[3]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-20. Diakses tanggal 2019-09-20.
- ^ http://eprints.uny.ac.id/9124/3/bab%202%20-04513241025.pdf
- ^ Raharjo, T., dan Wimbarti, S. (2020). "Assessment of learning difficulties in the category of children with dyslexia". Jurnal Konseling dan Pendidikan. 8 (1): 80–81.