Kerupuk susu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Di Koperasi Peternakan Bandung Selatan Pangalengan, kerupuk susu turut dijual

Kerupuk susu adalah produk semacam kerupuk udang yang terbuat dari bahan dasar dan divariasikan dengan susu. Adapun, bahan-bahan yang diperlukan selain susu, adalah tepung terigu dan tapioka, penyedap rasa, dan rempah-rempah seperti bawang putih dan ketumbar, serta kuning telur.[1][2][3]

Kerupuk susu (sebelah kanan), bersama dengan dodol susu (tengah) dan permen susu

Kerupuk semacam ini banyak dijual di tempat-tempat di sekitar peternakan sapi seperti Bandung, dan Malang.[3] Selain itu pula, kerupuk susu juga ada di Boyolali, Jawa Tengah.[2] Kerupuk susu memiliki beberapa keutamaan, yakni: aromanya lebih gurih, kandungan mineral dan proteinnya lebih tinggi, yakni kalsium dan fosfor yang jauh lebih tinggi, dan tanpa bahan pengawet-pun, ia bisa bertahan berbulan-bulan tanpa merusak nilai nutrisinya.[4][butuh rujukan]

Pembuatan[sunting | sunting sumber]

Kerupuk susu dibuat dari dua cara:[1]

  • Tepung terigu dimasukkan dalam susu sedikit demi sedikit, sampai larut dan disaring hingga didapat larutan yang encer. Kemudian, masukkan bumbu sampai rata. Adonan dimasukkan dalam plastik, lalu ikat. Lalu rebus dalam air bersih selama 1/2 jam dan angkat. Adonan yang matang (lagi kenyal itu) dipotong dan dikeringkan, jadilah kerupuk susu.
  • Campur tepung terigu dan tapioka (dengan perbandingan 1:2 atau 1:3) kemudian dituangi susu hingga mengental. Masukkan bumbu yang sudah dihaluskan dan selanjutnya seperti prosedur nomor 1.

Prosedur yang kedua dimodifikasi dengan penggunaan susu yang sudah asam, karena susu yang asam tidak bisa dijual lagi ke Koperasi Unit Desa (KUD) karena memang sudah rusak. Adapun, susu yang sudah dibiarkan selama 8 jam apabila dipakai sebagai bahan baku kerpuk susu, rasanya tak jauh beda dengan kerupuk yang terbuat dari susu segar.[1] Selain dipakai susu yang sudah asam, dipakai pula susu yang berkualitas rendah, yang tidak laku lagi di Koperasi Pengolah Susu (KPS), yang juga dikenal dengan nama "Susu Pecah". Agar tak merugi, susu yang berkualitas rendah ini dibuat menjadi kerupuk susu. Hasilnya memuaskan, dan penjualannya bisa dilakukan di tempat selain KPS, yang merupakan solusi alternatif dalam penjualan susu.[4]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c Legowo, Anang Mohamad (2005). "Diversifikasi Produk Olahan dengan Bahan Baku Susu" dalam Kegiatan Pengembangan Forum Kerjasama "Stakeholders" Industri Pengolahan Susu di Semarang, Jawa Tengah, 17-18 Mei 2005. Semarang:Undip.
  2. ^ a b Ryanthie, Septhia (10 Februari 2013). "Kerupuk Susu, Camilan Kreasi Para Ibu..." SOLOPOS.COM. Diakses tanggal 24 Desember 2013. 
  3. ^ a b "Olahan Susu Nusantara". Kulinologi.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-24. Diakses tanggal 24 Desember 2013. 
  4. ^ a b "Kerupuk Susu, Alternatif Pemanfaatan Produk Peternakan Sapi Perah Berkualitas Rendah". duniasapi.com. 13 Maret 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-25. Diakses tanggal 24 Desember 2013.