Keruntuhan progresif

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Keruntuhan progresif adalah sebuah proses ketika bagian bangunan utama mengalami kerusakan sehingga merusak bagian penghubung bangunan dan menyebabkan kerusakan bangunan lebih lanjut.[1]

Penyebab dari keruntuhan progresif mungkin tidak disengaja, sebagai akibat dari kekurangan desain, terjadinya kebakaran, kelebihan beban yang tidak disengaja, adanya kegagalan material atau bisa akibat dari fenomena alam (misalnya erosi, terpaan angin, atau gempa bumi). Selain itu, keruntuhan progresif juga bisa disebabkan oleh kesengajaan sebagai metode penghancuran struktur, khususnya peledakan bangunan, atau disebabkan oleh tindakan terorisme ataupun perang.

Terminologi[sunting | sunting sumber]

Keruntuhan yang tidak proporsional lebih sering digunakan dalam bidang teknik bangunan untuk menggambarkan jenis keruntuhan progresif ini karena kerusakan yang dihasilkan dari proses keruntuhan ini tidak proporsional dengan penyebab sesungguhnya dari keruntuhan sebuah struktrur bangunan.

Kejadian-kejadian penting[sunting | sunting sumber]

Kejadian-kejadian penting tentang keruntuhan progresif yang pernah terjadi dan menyebabkan banyaknya korban jiwa :

  • 14 Juli 1902 - Menara Lonceng Santo Markus dengan tinggi 98 meter dan berbahan batu bata di Kota Venesia, Italia, runtuh setelah dinding penahan beban bagian utaranya terpisah dari struktur bangunan utamanya. Penyebab pemisahan itu karena lebih dari 700 tahun kereotan pada struktur, termasuk kejadian kebakaran, gempa bumi dan redistribusi tegangan, terutama dari keringnya balok penyangga kayu, hingga lonceng yang bergoyang maju mundur serta rayap. Tak ada yang terluka dalam kejadian ini.[2]
  • 1 November 1966 - Gedung Departemen Zoologi Universitas Aberdeen yang berlantai tujuh di Kota Aberdeen, Skotlandia, mengalami keruntuhan total saat sedang dibangun.[3] Keruntuhan ini karena jembatan rangka baja yang buruk serta terjadinya kelelahan logam. Sementara kelelahan logam disebabkan oleh gaya lateral yang berosilasi pada struktur (terutama angin). Dalam kejadian ini, lima orang meninggal dunia dan tiga lainnya terluka. Desain bangunan ini adalah rangka baja dan keruntuhan gedung ini merupakan contoh pertama yang diketahui sebagai keruntuhan progresif total bangunan berbingkai baja.
  • 10 Mei 1993 - Pabrik Mainan "Kader" yang memiliki 4 lantai di Nakhon Pathom, Thailand, runtuh setelah kebakaran yang terjadi di lantai satu kemudian menyebar ke seluruh kompleks pabrik. Saat itu pabrik sedang beroperasi penuh dan dalam kondisi semua pintu keluar api terkunci. Keruntuhan tersebut menewaskan 188 orang dan melukai lebih dari 500 orang lainnya. Bangunan tersebut merupakan desain rangka baja.[4]
  • 19 April 1995 - Gedung Federal Alfred P. Murrah yang berlantai sembilan di Oklanoma City, Oklahoma, Amerika Serikat runtuh setelah sebuah bom truk diledakkan diluar gedung. Ledakan ini menghasilkan gelombang kompresi bom yang menyebabkan lantai empat dan lantai lima gedung itu begeser ke atas dan lepas dari kolomnya. Hal ini membuat semua kolom vertikal dibagian selatan yang terhubung ke balok transfer juga runtuh. Pengeboman ini adalah contoh pertama yang diketahui tentang keruntuhan progresif yang disebabkan oleh teroris pada sebuah bangunan di wilayah Amerika. Serangan itu menewaskan 168 orang serta melukai 680 orang lainnya. Desain dari gedung tersebut adalah beton bertulang baja.[5]
  • 29 Juni 1995 - Sampoong Department Store berlantai 5 di Seoul, Korea Selatan runtuh akibat pemindahan beberapa kolom penyangga di lantai bawah untuk membuat eskalator. Hal ini akibat kurangnya dukungan struktural dan diperparah dengan penambahan beberapa AC berat di atap dan kolom penyangga telah dihilangkan. Kondisi ini menyebabkan kolom penyangga yang berada dekat AC gagal menahan beban dan meneruskan bebannya ke kolom-kolom yang ada didekatnya hingga menyebabkan kegagalan total dan runtuh dalam waktu 24 jam setelah terjadinya retakan besar di sekitar kolom yang gagal. Keruntuhan ini menewaskan 501 orang dan melukai 937 orang lainnya. Bangunan ini merupakan bangunan berdesain beton bertulang baja.[6]
  • 11 September 2001 - Gedung World Trade Center menara 1, 2 dan 7 di New York City, Amerika Serikat runtuh akibat serangan teroris dan kemudian menyebabkan kebakaran. National Institute of Standards and Technology setelah melakukan penyelidikan selama 3 tahun menyimpulkan bahwa api dari kebakaran melemahkan struktur baja hingga bagian lantai yang panjang seperti jembatan, mulai melorot secara progresif dan membuatnya menjadi kendur. Kendur ini kemudian mengubah tarikan ke bawah dari rangka menjadi tarikan ke dalam. Karena tarikan ke dalam yang semakin kuat pada dinding ini, akhirnya menyebabkan kolom luar pada Menara 2 lalu kolom dalam pada Menara 1 melengkung dan terlipat sehingga memicu keruntuhan. Setelah runtuhnya Menara 1 dan 2, puing-puing yang terbakar ikut memicu kebakaran terjadi di Gedung 7. Kejadian ini membuat 2.752 orang kehilangan nyawa di dalam gedung termasuk 157 orang penumpang dan awak yang berada di dua pesawat yang dibajak untuk dihantamkan ke Menara 1 dan 2. Gedung World Trade Center merupakan desain rangka baja. Kegagalan progresif sistem lantai atau "teori Pancake" dikesampingkan sebagai faktor pemicu kegagalan struktur, namun hal ini oleh ilmuan dari FEMA dan NIST ditemukan sebagai mode kegagalan utama setelah inisiasi keruntuhan.[7][8][9]
  • 24 April 2013 - Kompleks perkantoran komersial Rana Plaza berlantai 8 di Savar, Bangladesh mengalami keruntuhan pada sebagian besar strukturnya. Penggunaan bahan-bahan konstruksi di bawah standar serta berat dari para pekerja dan mesin yang digunakan (yang melebihi kapasitas beban lantai yang dirancang semula), berkontribusi pada melemahnya dan pada akhirnya menyebabkan kegagalan elemen struktur utama. Sebanyak 1.129 orang tewas di dalam gedung dan sebanyak 2.515 orang terluka. Insiden ini dianggap sebagai kecelakaan pabrik garmen pailng mematikan dalam sejarah, serta kegagalan struktural yang tidak disengaja paling mematikan dalam sejarah manusia modern.[10]

Perubahan Kode Model[sunting | sunting sumber]

Setelah runtuhnya menara World Trade Center (WTC) di New York City pada 11 September 2001, National Institute of Standards and Technology (NIST) mengeluarkan rekomendasi tentang perubahan kode bangunan yang komprehensif dan rekomendasi ini sudah disetujui oleh International Code Council (ICC) atau Dewan Kode Internasional.

Dalam rekomendasi tersebut membahas tentang peningkatan resistensi bangunan akibat kebakaran dan insiden lainnya, lalu tentang penggunaan bahan tahan api yang disemprotkan (fireproofing). Selain itu juga soal kinerja dan redundansi sistem proteksi kebakaran, pipa bahan bakar minyak, elevator khusus yang digunakan untuk mengevakusi, termasuk jumlah dan lokasi tangga serta penandaan jalur keluar bangunan.[11]

Perubahan kode model yang direkomendasikan oleh NIST meliputi peningkatan kekuatan ikatan untuk fireproofing hampir tiga kali lebih besar dari yang disyaratkan sebelumnya untuk bangunan setinggi 25 hingga 130 meter (75 hingga 420 kaki) dan tujuh kali lebih besar untuk bangunan yang memiliki tinggi lebih dari 130 meter (420 kaki).[12]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Ellingwood, Bruce; Leyendecker, E. V. (1978-03). "Approaches for Design against Progressive Collapse". Journal of the Structural Division (dalam bahasa Inggris). 104 (3): 413–423. doi:10.1061/JSDEAG.0004876. ISSN 0044-8001. 
  2. ^ Bertini, L. E. (1902). "The Campanile of St. Mark's". Brush and Pencil. 11 (1): 25. doi:10.2307/25505808. ISSN 1932-7080. 
  3. ^ Reporter. "An Aberdeen tragedy: The day university building collapsed". Press and Journal (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-10-19. 
  4. ^ Grant, Casey C (26 Februari 2011). "Case Study: The Kader Toy Factory Fire". Encyclopaedia of Occupational Health and Savety. Diakses tanggal 19 Oktober 2022. 
  5. ^ "Oklahoma City Bombing". Federal Bureau of Investigation (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-10-19. 
  6. ^ Trosper, Jaime (2021-06-19). "Death and Calamity: The Sampoong Department Store Collapse Explained". interestingengineering.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-10-19. 
  7. ^ Siregar, Raja Syarif; Djauhari, Zulfikar; Ridwan (2021-12-15). "Pengaruh Klasifikasi Kelas Situs Menurut SNI 1726-2019 Terhadap Keruntuhan Progresif pada Struktur Gedung Tidak Beraturan". Sainstek (e-Journal). 9 (2): 123–131. doi:10.35583/js.v9i2.153. ISSN 2460-1039. 
  8. ^ "NIST's World Trade Center Investigation". NIST (dalam bahasa Inggris). 2006-09-08. 
  9. ^ McAllister, Therese P.; Sadek, Fahim; Gross, John L.; Averill, Jason D.; Gann, Richard G. (2012-09-01). "Overview of the Structural Design of World Trade Center 1, 2, and 7". NIST (dalam bahasa Inggris). 
  10. ^ "The Rana Plaza Accident and its aftermath". www.ilo.org (dalam bahasa Inggris). 2017-12-21. Diakses tanggal 2022-10-19. 
  11. ^ He, Meilin (2020-11-04). "The Implementation and Development of Landscape Design and Ecological Environment Standardization in Coastal Residential Areas". Journal of Coastal Research. 112 (sp1). doi:10.2112/jcr-si112-016.1. ISSN 0749-0208. 
  12. ^ "Safer Buildings Are Goal of New Code Changes Based on Recommendations from NIST World Trade Center Investigation". NIST (dalam bahasa Inggris). 2008-10-01.