Lompat ke isi

Kereta api Cirebon

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kereta api Cirebon Fakultatif
Ketika Kereta api Argo Cheribon masih beroperasi dengan nama ini, sebelum diganti 2 layanan kereta api yaitu Gunungjati dan Cakrabuana

Kereta api Cirebon Fakultatif
Peta
Informasi umum
Jenis layananKereta api antarkota
StatusBeroperasi, sebagai fakultatif
Daerah operasiDaerah Operasi III Cirebon
Pendahulu
  • Gunung Jati (1973-1992)
  • Kereta api Cirebon Ekspres (1989-2019)
  • Kereta api Argo Jati (2007-2010; 2010-2019)
  • Kereta api Cirebon Ekspres Tegal (2007-2014)
  • Tegal Bahari (2014-2019; 2022-sekarang) (dialihkan rute Pasar Senen-Tegal dengan kelas eksekutif dan bisnis)
Mulai beroperasi
  • 16 Agustus 2019 (sebagai nama Argo Cheribon)
  • 1 Februari 2025 (sebagai nama Cirebon Fakultatif)
Terakhir beroperasi31 Januari 2025 (nama Argo Cheribon)
Penerus
Operator saat iniKereta Api Indonesia
Lintas pelayanan
Stasiun awalCirebon
Jumlah pemberhentianLihatlah di bawah
Stasiun akhirGambir
Jarak tempuh214 km
Waktu tempuh rerata2 jam 57 menit
Frekuensi perjalananFakultatif (dijalankan pada hari tertentu)
Jenis relRel berat
Pelayanan penumpang
KelasEksekutif dan Ekonomi
Pengaturan tempat duduk
  • 50 tempat duduk disusun 2-2 (eksekutif)
    kursi dapat direbahkan dan diputar
  • 72 tempat duduk disusun 2-2 (kelas ekonomi) kursi dapat direbahkan dan diputar
Fasilitas restorasiAda
Fasilitas observasiKaca panorama dupleks dengan tirai dan lapisan laminasi isolator panas
Fasilitas hiburanAda
Fasilitas lainLampu baca, toilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, penyejuk udara, dan peredam suara
Teknis sarana dan prasarana
Lebar sepur1.067 mm
Kecepatan operasional60 s.d 100 km/jam
Pemilik jalurDitjen KA, Kemenhub RI
Nomor pada jadwal125F-126F

Kereta api Cirebon Fakultatif adalah layanan kereta api penumpang kelas eksekutif dan ekonomi yang dioperasikan oleh Kereta Api Indonesia dengan relasi CirebonGambir melalui lintas utara Jawa.

Pra-Cirebon Ekspres

[sunting | sunting sumber]

Layanan kereta api rute Jakarta–Cirebon sendiri sebenarnya sudah ada sejak 1950-an. Pada 6 November 1952, diberlakukan jadwal baru berdasarkan Gapeka 1952, yang diberlakukan untuk Jawa, Madura, dan Sumatera Selatan. Pada jadwal tersebut, layanan kereta api dengan rute Jakarta–Cirebon dibuat tiga kali pergi-pulang sehari. Kemudian, pada Gapeka 3 November 1954, KA Jakarta–Cirebon ditingkatkan menjadi empat kali pergi-pulang sehari.[1]

KA ini tetap konsisten melayani rute tersebut. Pada 24 Desember 1971, diluncurkan KA Patas Jatinegara–Cirebon, yang akan memangkas waktu tempuh dari 4 jam 30 menit menjadi 3 jam 15 menit. Kereta api ini diluncurkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat kala itu, Soempono Bajoeadji, di Stasiun Cirebon.[2] Kereta api ini akhirnya digantikan oleh KA Gunungjati, diresmikan 1 Februari 1973 oleh Menteri Perhubungan Frans Seda, Wali Kota Cirebon Tatang Suwardi, dan Kepala Bappenas Widjojo Nitisastro, dalam rangka peringatan hari ulang tahun ke-602 Cirebon. KA ini sebanyak dua kali pergi pulang sehari dan menempuh waktu selama 2,5 jam. Setelah diresmikannya KA tersebut, tak ada lagi KA yang membawa nama "Cirebon".[3]

Kereta api Cirebon Ekspres (1984–2019)

[sunting | sunting sumber]
Kereta api Cirebon Ekspres

Pada 10 Mei 1984, PJKA merilis Gapeka 1984. Dalam Gapeka 1984, pola perjalanan KA Gunungjati dipecah menjadi 3 layanan, yakni KRD MBW 302 Gunungjati dengan rute Cirebon–Jakarta Kota pp (via Gambir), KA Ekspres Tegal–Jakarta Kota pp (kelak menjadi kereta api Tegal Arum), serta KA Ekspres Cirebon–Jakarta Kota pp (via Pasar Senen), yang kemungkinan kelak akan menjadi Cirebon Ekspres.[4]

Pada penyediaan tempat duduk KA Lebaran 7 Mei 1987 hingga 31 Mei 1988, tercatat pamor Cirebon Ekspres terus meningkat dengan menjadikan KA tersebut sebagai KA Kelas II, sedangkan Gunungjati justru mengalami downgrade sebagai KA kelas III dan juga berjalan dengan rute Jakarta–Tegal pp (beberapa bulan kemudian dijenamakan sebagai Tegal Arum).[5] Pamor Cirebon Ekspres terus meningkat hingga akhirnya pada 20 November 1989, Cirebon Ekspres sudah memiliki delapan rangkaian yang dua di antaranya dilengkapi penyejuk udara (kereta kelas eksekutif).[6] Dengan selesainya switch-over jalur layang Jakarta Kota–Manggarai pada 1 Juni 1992, kereta api Gunungjati dihapus. Untuk mengisi ruang kosong tersebut, dijalankanlah KA Cirebon Ekspres yang berangkat dari Cirebon pukul 12.20.[7]

Pada 13 Mei 2005, PT KA menambah layanan baru sebagai jenama turunan dari kereta api Cirebon Ekspres, yaitu Cirebon Ekspres Utama—kereta api dengan layanan kelas eksekutif satwa yang hanya bertahan dua tahun karena layanan kereta api tersebut digantikan oleh kereta api Argo Jati sejak 12 April 2007.[8]

Pada 2007, PT KA memperpanjang beberapa rute Cirebon Ekspres ke Brebes. Kemudian 1 Mei 2007, PT KA menetapkan KA yang diperpanjang tersebut bernama Brebes Ekspres.[9] Lalu pada 25 Juli 2007, lintas pelayanan pada salah satu perjalanan kereta api Cirebon Ekspres diperpanjang hingga Tegal—layanan kereta api ini pada kemudian hari diberi nama Tegal Bahari—serta jumlah perjalanan ditambah menjadi dua kali dalam sehari mulai tahun 2009.

Mulai 18 Oktober 2016, kereta api Cirebon Ekspres melayani kelas ekonomi plus—menggunakan rangkaian kereta buatan PT INKA keluaran 2016—dengan mengubah layanan kelas bisnis.

Kereta api Argo Jati (kelas eksekutif, 2007—2019)

[sunting | sunting sumber]

Awal pengoperasian kereta api

[sunting | sunting sumber]
Kereta api Argo Jati memasuki Stasiun Gambir, 2009

Sebelum kereta api Argo Jati diluncurkan pada 12 April 2007,[10] terdapat tiga layanan kereta api yang beroperasi untuk menghubungkan Jakarta dan Cirebon, yaitu kereta api Gunung Jati (KRD) (1973–1992), Cirebon Ekspres (1989-2019) dan Cirebon Ekspres Utama (2005–2007). Peluncuran kereta api Argo di lintas ini direncanakan karena adanya permintaan pelanggan serta menurunnya peminat terhadap layanan kereta api Cirebon Ekspres Utama. Kereta api ini beroperasi menggunakan bekas rangkaian kereta api Argo Gede keluaran 1995.[11]

Peluncuran ulang

[sunting | sunting sumber]

Peluncuran ulang kereta api Argo Jati dilaksanakan pada 3 November 2010 dengan nama New Argo Jati sebagai pengganti layanan lama. Peminat terhadap layanan kereta api kelas eksekutif semakin meningkat sehingga PT KAI berupaya meningkatkan layanan kelas eksekutif Argo relasi GambirCirebon.[12]

Kereta api ini sempat beroperasi menggunakan kereta eksekutif buatan PT INKA keluaran 2010, sedangkan kereta kelas eksekutif keluaran 1995 sempat digunakan untuk pengoperasian kereta api Cirebon Ekspres dan Argo Jati.

Selain itu, ia sempat beroperasi menggunakan rangkaian kereta baja nirkarat buatan INKA keluaran 2018, sedangkan rangkaian lama kereta api Argo Jati buatan 2010 digunakan untuk pengoperasian kereta api Ranggajati.

Kereta api Tegal Bahari (kelas eksekutif-bisnis/ekonomi plus, 2007—2019)

[sunting | sunting sumber]
Kereta api Tegal Bahari saat melintas di Cikampek, Karawang (2019)

Kereta api Tegal Bahari merupakan sempalan (spin-off) dari rumpun layanan kereta api Cirebon Ekspres setelah dilakukan perpanjangan lintas pelayanan menuju Stasiun Tegal sejak 2007. Peluncuran kereta api Tegal Bahari juga diiringi dengan peluncuran kereta makan bercorak batik tegalan.[13] Sebelumnya layanan kereta api Tegal Bahari adalah kelas eksekutif dan bisnis. Pada tahun 2016, layanan kereta api Tegal Bahari kemudian diubah menjadi kelas eksekutif dan ekonomi new image.

Penggabungan menjadi Kereta api Argo Cheribon (2019–2025)

[sunting | sunting sumber]

Kereta api Argo Cheribon mulai beroperasi pada 16 Agustus 2019—merupakan penggabungan dari tiga layanan kereta api, yaitu Argo Jati, Cirebon Ekspres, dan Tegal Bahari. Namun di kemudian hari, tepatnya mulai 22 Maret 2022, kereta api Tegal Bahari kembali dioperasikan dengan rute Pasar Senen-Tegal pp.

Mulai 3 November 2024, Kereta api Cheribon dengan nomor KA 29-30 (serta Kereta api Ranggajati mulai 1 November 2024) sudah menggunakan rangkaian kereta ekonomi generasi terbaru yang merupakan hasil modifikasi oleh Balai Yasa Manggarai dari rangkaian sebelumnya dengan pengurangan jumlah tempat duduk dari 80 tempat duduk menjadi 72 tempat duduk.

Pengoperasian Kereta api Cirebon (2025—sekarang)

[sunting | sunting sumber]

Mulai 1 Februari 2025, nama branding Argo pada Kereta api Argo Cheribon dihapus dari GAPEKA 2025 dan digantikan dengan nama Kereta api Cirebon dengan status fakultatif.

Untuk layanan Kereta api Cirebon ini akan dipecah menjadi dua layanan kereta dengan rute berbeda yaitu Kereta api Gunungjati rute Semarang–Cirebon–Jakarta dan Kereta api Cakrabuana rute Purwokerto–Cirebon–Jakarta.

Pengoperasian Kereta api Gunungjati dan Cakrabuana

[sunting | sunting sumber]

Kereta api Gunungjati merupakan sempalan (spin-off) dari rumpun layanan kereta api Argo Cheribon Tegal setelah dilakukan perpanjangan lintas pelayanan menuju Stasiun Tegal sejak 2007 hingga 2025. Sebelumnya kereta api Gunungjati pernah beroperasi selama 19 tahun (1973-1992) dan berhenti beroperasi tahun 1992, kereta api ini kembali beroperasi lagi setelah 32 tahun mati suri dan rute kereta ini diperpanjang pelayanan menuju Semarang Tawang tahun 2025.

Kereta api Cakrabuana ini merupakan sempalan (spin-off) dari rumpun layanan kereta api Argo Cheribon yang rute nya diperpanjang pelayanan menuju Purwokerto.

Stasiun pemberhentian

[sunting | sunting sumber]

Berikut merupakan stasiun-stasiun pemberhentian kereta api Cirebon per 1 Februari 2025.

Stasiun pemberhentian kereta api Cirebon Fakultatif (Cirebon–Gambir)
Provinsi Kabupaten/Kota Stasiun kereta api
DKI Jakarta Gambir
Jatinegara (hanya untuk kedatangan)
Jawa Barat Kota Bekasi Bekasi
Indramayu Jatibarang
Kota Cirebon Cirebon

Kontroversi

[sunting | sunting sumber]

Penyatuan tiga menjadi satu layanan dengan nama "Argo Cheribon" dinilai telah menuai kontroversi, terutama kalangan budayawan Cirebon, karena mengusung kata "Cheribon" yang dianggap "mencederai" kearifan lokal, termasuk keberadaan buah ceri untuk logo promosi Argo Cheribon (GoCher).[14][15][16] Walaupun demikian, iklan resmi kereta api Argo Cheribon pada situs resmi KAI tidak mengusung logo promosi tersebut, melainkan motif batik megamendung.[17]

Pada 6 Agustus 2022 pukul 20.40 WIB, terjadi kecelakaan lalu lintas antara mobil dan KA Argo Cheribon dengan nomor KA 26A pada perlintasan tanpa palang pintu di km 202+1 pada petak Stasiun Waruduwur - Stasiun Babakan, tepatnya di dekat eks halte Getrakmoyan. Empat korban tewas, lokomotif yang berdinas yaitu CC206 13 34 mengalami kerusakan, dan perjalanan beberapa kereta api terlambat hingga beberapa jam.[18]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Tim Telaga Bakti Nusantara; Asosiasi Perkeretaapian Indonesia (1997). Sejarah Perkeretaapian Indonesia. Bandung: Angkasa. hlm. 225. ISBN 979665170X. 
  2. ^ "Djakarta-Tjirebon 3 djam 15 menit". Merdeka. Desember 1971. 
  3. ^ Effendi, H. (6 Februari 1973). "Cirebon Express 2 1/2 Jam Hadiah HUT 602 Cirebon". Berita Buana. 
  4. ^ "PJKA Merencanakan Melakukan Perubahan Perjalanan Kereta Api". Berita Yudha. 10 Mei 1984. 
  5. ^ "Jadwal dan Penyediaan Tempat Duduk KA Lebaran Tiap-tiap Hari Di eksploatasi Barat Tahun 1988 Mulai Tanggal: 7 Mei 1987 s/d 31 Mei 1988". Neraca. 10 Mei 1988. 
  6. ^ "KA Cirebon Ekspres Dilengkapi AC". Harian Neraca. 18 November 1989. 
  7. ^ "KA Cirebon Ekspres Tambah Jadwal Pemberangkatan". Berita Yudha. 6 Mei 1992. 
  8. ^ "KA CIREBON EKSPRES UTAMA". PT Kereta Api (Persero). 26 April 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2005-12-11. Diakses tanggal 2025-04-27. 
  9. ^ antaranews.com (2007-04-26). "DAOP 3 Cirebon Akan Luncurkan KA Brebes Ekspres". Antara News. Diakses tanggal 2025-04-27. 
  10. ^ "KA Argo Jati Akan Diluncurkan 12 April". Antara News. 2007-04-08. Diakses tanggal 2025-02-03. 
  11. ^ Majalah KA Edisi Mei 2014
  12. ^ "8 Kereta Api Cepat di Indonesia". detikfinance. Diakses tanggal 2025-02-03. 
  13. ^ Sarono, Ari Himawan. Asdhiana, I Made, ed. "KA Tegal Bahari, Kereta Bernuansa Batik". Kompas.com. Diakses tanggal 2019-12-30. 
  14. ^ "Rebranding, PT KAI Luncurkan KA Argo Cheribon Jelang HUT RI–Info Kereta Api". Diakses tanggal 2019-08-12. 
  15. ^ "Polemik Argo Cheribon, PT KAI Tak Bergeming, Single Service Gocher Tetap Lanjut". radarcirebon.com. 2019-08-10. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-10. Diakses tanggal 2019-08-12. 
  16. ^ "Penolakan atas Penamaan Baru KA Argojati, Kurang Sensitif dan Kemunduran". radarcirebon.com. 2019-08-09. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-12. Diakses tanggal 2019-08-12. 
  17. ^ "Promo". penumpang.kai.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-12. Diakses tanggal 2019-08-12. 
  18. ^ "Setelah Odong-odong, Kini Mobil yang Hambat Perjalanan KA" (Siaran pers). PT Kereta Api Indonesia (Persero). 2022-08-07. Diakses tanggal 2022-08-09.