Keracunan karbon monoksida

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Karbon monoksida

Keracunan karbon monoksida biasanya terjadi karena telah menghirup terlalu banyak karbon monoksida (CO).[1] Gejala-gejalanya adalah sakit kepala, pusing, rasa letih, muntah, sakit dada, dan kebingungan.[2] Jika jumlah karbon monoksida yang dihirup terlalu besar, korban dapat kehilangan kesadaran, mengalami aritmia, kejang-kejang, atau bahkan meninggal dunia.[2][3] "Kulit yang memerah seperti ceri" yang sering dideskripsikan sebagai gejala keracunan karbon monoksida sebenarnya jarang terjadi.[3] Komplikasi jangka panjang yang bisa muncul adalah rasa lelah, kesulitan mengingat, dan kesulitan bergerak.[4] Bagi mereka yang menghirup karbon monoksida dari asap, kasus keracunan sianida juga perlu dipertimbangkan.[3]

Keracunan karbon monoksida dapat terjadi secara tidak sengaja atau dengan sengaja untuk bunuh diri.[5] CO adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau dan juga awalnya tidak menyebabkan iritasi.[4] Gas ini dihasilkan dari pembakaran materi organik yang tidak sempurna[4] dari kendaraan bermotor, pemanas, atau alat memasak yang menggunakan bahan bakar berbasis karbon.[2] Keracunan juga dapat terjadi karena terpapar dengan metilen klorida.[6] Karbon monoksida merupakan senyawa yang beracun karena dapat menyatu dengan hemoglobin untuk membentuk karboksihemoglobin (HbCO) yang membuat darah tidak dapat mengangkut oksigen.[4] Selain itu, mioglobin dan sitokrom oksidase mitokondrial juga terpengaruh.[3] Diagnosis keracunan didasarkan pada kadar HbCO yang lebih tinggi dari 3% untuk mereka yang tidak merokok dan 10% untuk perokok.[3] Risiko kematian pada mereka yang keracunan berkisar antara 1-30%.[3]

Keracunan dapat dicegah dengan memiliki detektor karbon monoksida, membuat ventilasi yang cukup, membersihkan cerobong, dan memastikan agar sistem buangan di kendaraan tetap dalam kondisi baik.[2] Untuk pasien yang sudah keracunan, mereka dapat dipulihkan dengan memberikan terapi oksigen 100% dan juga dengan memberikan perawatan suportif.[3][4] Tindakan ini perlu dilakukan hingga gejala udah tidak lagi muncul dan kadar HbCO lebih rendah dari 10%.[3]

Keracunan karbon monoksida relatif sering terjadi; di Amerika Serikat, terdapat 20.000 kunjungan ke unit gawat darurat yang disebabkan oleh keracunan karbon monoksida.[2][7] Keracunan karbon monoksida merupakan jenis keracunan fatal yang paling sering terjadi di berbagai negara.[8] Di Amerika Serikat, kasus yang tidak terkait dengan kebakaran menyebabkan lebih dari 400 kematian dalam satu tahun.[2] Keracunan lebih sering terjadi pada musim dingin, khususnya akibat penggunaan genset saat mati lampu.[3][6]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Schottke, David (2016). Emergency Medical Responder: Your First Response in Emergency Care (dalam bahasa Inggris). Jones & Bartlett Learning. hlm. 224. ISBN 978-1284107272. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 September 2017. Diakses tanggal 2 July 2017. 
  2. ^ a b c d e f Health, National Center for Environmental (30 December 2015). "Carbon Monoxide Poisoning – Frequently Asked Questions". www.cdc.gov (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 July 2017. Diakses tanggal 2 July 2017. 
  3. ^ a b c d e f g h i Guzman, JA (October 2012). "Carbon monoxide poisoning". Critical care clinics. 28 (4): 537–48. doi:10.1016/j.ccc.2012.07.007. PMID 22998990. 
  4. ^ a b c d e Bleecker, ML (2015). "Carbon monoxide intoxication". Handbook of clinical neurology. Handbook of Clinical Neurology. 131: 191–203. doi:10.1016/B978-0-444-62627-1.00024-X. ISBN 978-0444626271. PMID 26563790. 
  5. ^ Buckley, NA; Juurlink, DN; Isbister, G; Bennett, MH; Lavonas, EJ (13 April 2011). "Hyperbaric oxygen for carbon monoxide poisoning". The Cochrane Database of Systematic Reviews (4): CD002041. doi:10.1002/14651858.CD002041.pub3. PMID 21491385. 
  6. ^ a b Ferri, Fred F. (2016). Ferri's Clinical Advisor 2017 E-Book: 5 Books in 1 (dalam bahasa Inggris). Elsevier Health Sciences. hlm. 227–28. ISBN 978-0323448383. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 September 2017. Diakses tanggal 2 July 2017. 
  7. ^ Penney, David G. (2007). Carbon Monoxide Poisoning (dalam bahasa Inggris). CRC Press. hlm. 569. ISBN 978-0849384189. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 September 2017. Diakses tanggal 2 July 2017. 
  8. ^ Omaye ST (Nov 2002). "Metabolic modulation of carbon monoxide toxicity". Toxicology. 180 (2): 139–50. doi:10.1016/S0300-483X(02)00387-6. PMID 12324190.