Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik | |
---|---|
![]() | |
Spesialisasi | Kebidanan, Ginekologi ![]() |
Hamil ektopik, yang juga dikenal sebagai ekiesis atau hamil tuba, adalah sebuah komplikasi hamil dimana embrio berada di luar uterus.[1] Tanda dan gejalanya meliputi luka abdominal dan pendarahan vaginal. Kurang dari 50 persen wanita mengalami dua gejala tersebut.
Biasanya hamil ektopik berisiko tinggi terjadi pada seseorang yang sering mengeluhkan keputihan berulang. Hal tersebut menandakan adanya infeksi pada organ intim wanita.[2]
Infeksi berulang pada organ intim inilah yang dapat menyebabkan kuman bermigrasi naik ke saluran tuba fallopi, yang merupakan saluran tempat berkumpulnya ciliata (rambut getar) yang bisa membantu pergerakan embrio masuk ke dinding rahim.
Referensi[sunting | sunting sumber]
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamakirk2013
- ^ I.V.W Udjung, Sp. OG, dr. Gorga (21 April 2021). "Kehamilan Ektopik: Gejala, Ciri, dan Pencegahan Sejak Awal Rencana Kehamilan". Haibunda. Diakses tanggal 6 Oktober 2021.
Pranala luar[sunting | sunting sumber]
![]() |
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Ectopic pregnancy. |
- CT of the abdomen showing abdominal ectopic pregnancy
- Brown discharge first trimester - Information and support for pregnant women