Kedungbulus, Gembong, Pati

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kedungbulus
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenPati
KecamatanGembong
Kode pos
59162
Kode Kemendagri33.18.13.2002
Luas-
Jumlah penduduk2.566 jiwa
Kepadatan-

Kedungbulus adalah desa di kecamatan Gembong, Pati, Jawa Tengah, Indonesia.

Desa Kedungbulus adalah desa kecil di Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah yang letaknya di lereng Gunung Muria 9 km ke arah barat dari pusat kota Pati . Desa Kedungbulus merupakan desa terkecil kedua setelah Desa Wonosekar di antara 11 Desa di Kecamatan Gembong dan terbagi menjadi 4 padukuhan, 12 RT dan 3 RW. Desa Ini merupakan salah satu desa paling maju di Kecamatan Gembong bahkan di Kabupaten Pati. Adapun jumlah Penduduk yang relatif sedikit dibandingkan dengan desa-desa yang lain di Kecamatan Gembong, yang kurang dari 3.000 jiwa.

Desa Kedungbulus sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani. Selain itu usaha industri rumah tangga di Desa Kedungbulus juga cukup banyak. Desa ini juga sangat cocok untuk usaha peternakan, karena hasil alam dan keadaan alam di Desa ini sangatlah memadai. Dari segi pendidikan juga sudah maju layaknya desa-desa di kota besar pada umumnya. Adapun sarana pendidikan tersebut mencakup sekolah pendidikan Agama dan pendidikan umum. Selain itu juga Desa Kedungbulus tersedia pelayanan kesehatan yang di sebut Polindes. Bagi warga yang membutuhkan tidak perlu harus berobat jauh-jauh, tetapi cukup ke Polindes.

Batas-Batas Wilayah

  1. Sebelah Utara yaitu Desa Semirejo dan Desa Wonosekar
  2. Sebelah Timur yaitu Taman Sari Tlogowungu
  3. Sebelah Selatan yaitu Desa Banyu Urip Kecamatan Margorejo
  4. Sebelah Barat yaitu Desa Gembong

    Sejarah[sunting | sunting sumber]

    Awal mula Desa Kedungbulus mungkin sebagian orang tidak tahu bahkan penduduk desa setempat. Menurut narasumber orang-orang terdahulu asal mula Desa Kedungbulus berawal pada zaman para Sunan. Pendiri Desa bernama "Demang Nologuno" sebagai sesepuh yang religius. Dahulu kala Desa Kedungbulus masih berupa hutan dan semak belukar. Namun di tengah-tengah hutan dan semak-semak tersebut muncul mata air yang sangat besar, sampai-sampai tak bisa terbendung. Ki demang berpikir jika mata air tersebut di biarkan bisa jadi wilayah tersebut bahkan daerah lain menjadi lautan. Karena kekhawatiran tersebut Ki Demang memutar otak bagaimana menghentikan atau membuat mata air itu menjadi kecil. Beliau meminta bantuan para wali untuk memecahkan masalah tersebut. Setelah kedatangan para wali, sumber mata air tersebut disumpal dengan duk (bagian dari pohon aren) dan kayu berupa glugu dll yang berjumlah sangat banyak. Atas kehendak Tuhan YME, sumber mata air tersebut bisa menjadi lebih kecil, dan tempat tersebut sekarang menjadi sebuah sendang dengan nama "Belik Gede". Konon menurut cerita Belik Gede menurut mitos mata air tersebut ada penunggu seekor ular naga ghaib yang sangat besar. Setelah kejadian tersebut Ki Demang Nologuno mendirikan pondok dan mushola disekitar sendang. Beliau dan para santri jika mandi dan melakukan wudhu di sendang tersebut. Bahkan menurut cerita ketika Ki Demang jika mau melakukan wudhu dan kembali ke pondoknya beliau menaiki sebuah batu yang bisa berjalan layaknya kura-kura (bulus). Sehingga desa belum bernama tersebut diberi nama "Kedungbulus", yang artinya sumber mata air yang besar yang kini menjadi Sendang orang sekitar menyebut Kedung, dan batu yang dinaiki oleh beliau yang seperti kura-kura (bulus), dan kebetulan di Desa Kedungbulus dulu masih banyak kura-kura di sungai-sungai.

    Sampai saat ini jika penggali sumur di wilayah Kedungbulus sudah mendekati mata air, tanah akan berbunyi seperti kayu dan tepat di mata air tersebut terdapat gumpalan duk (bagian dari aren) sehingga warga semakin yakin bahwa cerita berdirinya desa memang benar. Kini desa Kedungbulus menjadi ramai, dan sebelum ada PAM warga masih mandi di Belik Gede. Menurut mitos jika ada orang bukan asli kelahiran desa jika mandi atau melakukan ritul di sendang tanpa ijin maka akan diganggu/celaka. Kini tempat tersebut dikeramatakan dan berdiri pohon beringin yang sangat besar.

    Prestasi[sunting | sunting sumber]

    Prestasi Desa Kedungbulus mungkin cukup di kenal di desa-desa lain seKecamatan Gembong. Desa Kedungbulus sering mengikuti lomba antar desa. Tahun 2010 Desa Kedungbulus pernah mencapai prestasi gemilang sebagai Desa terbaik atas pembinaan Lansia, bahkan prestasi ini sudah sampai ke tingkat Nasional. Saat itu Desa Kedungbulus di pimpin oleh Kepala Desa Bapak Kardi pada masa Jabatan 2007-2013. Atas perjuangan beliu dan jajaran perangkat dari Desa Kedungbulus, maka Desa Kedungbulus dapat mencapai prestasi sampai tingkat Nasional.

    Selain itu Desa Kedungbulus sudah dikenal sebagai desa yang mempunyai infrastruktur jalan yang sangat bagus. Hampir semua jalan di Desa Kedungbulus beraspal, bahkan sampai gang kecil sekalipun. Semua itu karena adanya kerjasama dari pihak desa yang selalu berusaha untuk menjadikan Desa ini maju. Adapun pihak lain juga berperan aktif untuk pembangunan Desa, yaitu kader PNPM dan TPK Desa Kedungbulus yang selalu senantiasa menempatkan pembangunan sesuai tempat yang memang benar benar membutuhkan pembangunan. Jadi tidak heran Desa Kedungbulus selalu menjadi wakil desa di Kecamatan Gembong untuk menyambut tamu dari pejabat kabupaten maupun Provinsi.

    Pertanian dan Peternakan[sunting | sunting sumber]

    Pertanian Desa Kedungbulus sangatlah maju. Sebagian petani Kedungbulus menanam tanaman pangan seperti ketela pohon, jagung,tebu, padi dan lain sebagainya. Tapi yang paling banyak petani menanam ketela pohon, karena di nilai sangat menguntungkan juga mudah dari segi perawatan. Sebagian besar petani desa Kedungbulus untuk perawatan terhadap tanaman ini, mereka menggunakan berbagai macam pupuk seperti pupuk kandang dan pupuk kimia. jenis pupuk kimia yang sering dimanfaatkan adalah pupuk UREA dan ZA.

    Hasil panen ketela tersebut dapat dijual di daerah Ngemplak. Ketela mempunyai masa panen sekitar 8-11 bulan. Selain ketela, Padi merupakan hasil utama desa Kedungbulus. Sawah di Desa ini tidaklah luas melimpah seperti sawah di daerah lain selain Kecamatan Gembong. Sawah di Desa Kedungbulus berlahan miring dan sempit. Adapun pengairan irigasi Desa tidak dari Waduk Seloromo, melaikan dari aliran sungai Dong Jering, Sungai Ngembul dan Pakah. Selain ketela dan padi, jagung dan tebu juga merupakan hasil pertanian Desa Kedungbulus. Tapi tidak terlalu banyak mereka para petani menanamnya.

    Selain pertanian, warga desa Kedungbulus juga sebagian besar sebagai peternak. Mereka beternak kambing, sapi, bebek, ayam dan sebagainya. Tidak kalah hebat warga juga mnternakkan Murai Medan yang di kenal sangat mahal. peternak murai ini sangat terkenal dibergagai penjuru. adapun nama peternak murai yang sangat terkenal adalah Bp. Ahmad Muqoyim. Selain seorang pemuka Agama beliau adalah peternak murai yang cukup berhasil di Desa Kedungbulus. Tidak kalah hebatnya selain peternak murai, ada juga peternak Sapi Brahma oleh Bapak Suhadi, yang sangat melintang di mana-mana dengan nama "UD. BRAHMA JAYA".

    Baru-baru ini pengembangan bebek pedaging oleh para Pemuda Kedungbulus juga sangat maju. hal itu sangat bernilai positif karena pemuda bisa menjadi wira usaha yang sukses. Selain bebek masih banyak lagi peternak sukses dari Desa Kedungbulus, ada juga dari ternak perairan (kolam) yaitu lele dengan nama kelompok nya "KEDUNG MINA" yang selalu menjadi pusat perhatian Dinas terkait dan sering menjadi target objek pameran pemanfaatan lahan kecil multi fungsi.

    Industri[sunting | sunting sumber]

    Industri Desa Kedungbulus bemacam-macam, terutama industri rumah tangga. Industri paling terkenal dan cukup besar di desa ini adalah industri penggilingan kain perca oleh bapak Rusmani dan Bapak Supri. Industri ini bermanfaat sebagai penggati Kapuk sebagai bahan pengisi kasur, bantal dan guling. Bahkan karena adanya industri ini, tingkat pengangguran di Desa Kedungbulus relatif kecil. Selain mereka sebagai karyawan Pabrik penggilingan ini,ada juga pekerja jasa di rumah masing-masing. Adapun jasa itu adalah pengisian kasur, bantal, guling dan boneka yang bahannya dari pabrik tersebut. Mereka yang bekerja sebagai pekerja jasa umumnya oleh para ibu-ibu rumah tangga yang menganggur dirumah. Oleh karena itu tingkat pengangguran di Desa ini sangatlah kecil.

    Selain industri besar, ada juga industri kecil seperti pembuatan kerupuk, tempe dan criping pisang yang sudah terkenal di berbagai daerah. Usaha industri rumah tangga ini umumnya dikerjakan sendiri tanpa karyawan, karena modalnya kecil. Tapi konsumen dari produk-produk tersebut tidak bisa di anggap remeh. Karena permintaan konsumen jauh lebih banyak daripada produksinya yang hanya dikerjakan sendiri.