Kintamani, Bangli

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Kecamatan Kintamani)

Koordinat: 8°14′39″S 115°19′40″E / 8.244249°S 115.327723°E / -8.244249; 115.327723

Kintamani
Peta lokasi Kecamatan Kintamani
Negara Indonesia
ProvinsiBali
KabupatenBangli
Pemerintahan
 • CamatI Wayan Dirgayusa[1]
Populasi
 • Total93,240 jiwa (2.015)[2]
90,078 jiwa (2.010)[3] jiwa
Kode pos
80652
Kode Kemendagri51.06.04
Kode BPS5106040
Luas366,92 km²[4]
Desa/kelurahan48 desa
Situs webkintamani.banglikab.go.id


Kintamani adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, Indonesia. Kintamani juga merupakan kawasan wisata pemandangan alam di Bali, Indonesia.[5][6]

Geografi[sunting | sunting sumber]

Batas wilayah[sunting | sunting sumber]

Utara Kabupaten Buleleng,
Timur Kabupaten Karangasem
Selatan Kecamatan Bangli,Kecamatan Tembuku dan Kabupaten Gianyar
Barat Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Badung

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Sumber-sumber yang menyebutkan tentang Danau Batur adalah Lontar Kesmu Dewa, Lontar Usana Bali, dan Lontar Raja Purana Batur. Disebutkan bahwa Pura Batur sudah ada sejak masa Mpu Kuturan, yaitu abad ke-10 sampai permulaan abad ke-11. Luasnya areal dan banyaknya pelinggih-pelinggih menandakan bahwa Pura Batur adalah penyiwi raja-raja yang berkuasa di Bali, sekaligus merupakan Kahyangan Jagat. Di Pura Batur yang diistanakan adalah Dewi Danu yang disebutkan dalam Lontar Usana Bali yang terjemahannya sebagai berikut:

Pembagian Administrasi Desa[sunting | sunting sumber]

Kecamatan Kintamani dibagi menjadi 48 desa yang diurutkan secara abjad sebagai berikut:

Pariwisata[sunting | sunting sumber]

Potensi wisata kawasan ini adalah pemandangan kawasan pegunungan yang unik dan menakjubkan. Berjarak kira-kira 2 jam perjalanan dari Kota Denpasar, tepatnya di tempat yang disebut Penelokan, yang sesuai dengan namanya dalam bahasa Bali yang berarti tempat untuk melihat-lihat merupakan lokasi yang paling strategis untuk menikmati pemandangan alam di kawasan wisata ini. Penelokan terletak di Kedisan, salah satu desa di Kec. Kintamani.

Dari Penelokan kita bisa menyaksikan pemandangan menakjubkan. kombinasi antara Gunung Batur beserta hamparan bebatuan hitam dengan Danau Batur yang berbentuk bulan sabit berwarna biru di sebuah kaldera yang oleh wisatawan-wisatawan dikatakan sebagai kaldera terindah di dunia. Penelokan sudah mempunyai infrastruktur yang cukup memadai sebagai tempat wisata, antara lain penginapan maupun restoran.

Dari Penelokan kita mempunyai dua alternatif untuk melanjutkan perjalanan di Kintamani. pertama kita bisa melanjutkan ke arah utara menuju Desa Batur. Di desa ini kita bisa berkunjung ke salah satu pura kahyangan jagat di Bali yang bernama Pura Batur. pura ini pada awalnya terletak di sebelah barat daya Gunung batur yang kemudian dipindahkan bersamaan dengan pindahnya warga desa ke bagian atas.

Alternatif kedua kita bisa turun ke pusat Desa Kedisan untuk selanjutnya menyeberang melintasi danau ke sebuah desa tua yang bernama Terunyan. Di Desa Terunyan kita bisa melihat peradaban Bali kuno yang disebut Bali Aga. di desa ini orang-orang yang sudah meninggal tidak dikubur tetapi diletakan begitu saja di bawah sebuah pohon. Mayat-mayat ini tidak mengeluarkan bau sama sekali.

Lokasi[sunting | sunting sumber]

Objek Wisata Kawasan Batur terletak di Desa Batur, Kecamatan Kintamani Kabupaten Daerah Tingkat II Bangli. permukaan laut dengan suhu udaranya berhawa sejuk pada siang hari dan dingin pada malam hari. Objek wisata ini dapat dilalui dengan kendaraan bermotor, karena lokasi ini menghubungkan Kota Bangli dan Singaraja. Sedangkan rute objek, menghubungkan Objek Wisata Kawasan Batur dengan Objek Wisata Tampaksiring dan Besakih.

Fasilitas[sunting | sunting sumber]

Di objek wisata Kawasan Batur tersedia tempat parkir, rumah makan, restoran, penginapan, toilet, wartel, serta warung-warung minuman dan makanan kecil. Fasilitas angkutan umum dan angkutan penyeberangan juga tersedia.

Kunjungan[sunting | sunting sumber]

Objek wisata Kawasan Batur ramai dikunjungi oleh wisatawan mancanegara dan nusantara. Kunjungan yang paling menonjol sekitar bulan Agustus, Desember, saat menyambut Tahun Baru dan suasana Tahun Baru. Demikian pula pada hari-hari Raya Galungan, Idul Fitri dan Hari Raya Natal, bahkan sering dikunjungi oleh tamu negara baik dari pusat maupun tamu dari luar negeri.

Referensi[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]