Lompat ke isi

Kebaikan dan kejahatan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Dalam banyak agama, malaikat dianggap makhluk baik.
Dan setan umumnya dipandang sebagai makhluk jahat.

Dalam filsafat, agama, dan psikologi, "kebaikan dan kejahatan" merupakan dikotomi umum. Dalam agama-agama yang dipengaruhi oleh Manikheisme dan Abrahamik, kejahatan dianggap sebagai kebalikan dari kebaikan, yang mana kebaikan harus menang dan kejahatan harus dikalahkan.[1]

Kejahatan sering digunakan untuk menunjukkan amoralitas yang mendalam.[2] Kejahatan juga digambarkan sebagai kekuatan supernatural.[2] Definisi kejahatan bervariasi, seperti halnya analisis motifnya.[3] Namun, unsur-unsur yang umumnya dikaitkan dengan kejahatan melibatkan perilaku tidak seimbang yang melibatkan kemanfaatan, keegoisan, ketidaktahuan, atau kelalaian.[4]

Studi utama tentang kebaikan dan kejahatan (atau moralitas) adalah etika, yang memiliki tiga cabang utama: etika normatif tentang bagaimana kita seharusnya berperilaku, etika terapan tentang isu-isu moral tertentu, dan metaetika tentang hakikat moralitas itu sendiri.[5]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Ingram, Paul O.; Streng, Frederick John (1986). Buddhist-Christian Dialogue: Mutual Renewal and Transformation. Honolulu, Hawaii: University of Hawaii Press. hlm. 148–149. 
  2. ^ a b "Evil". Oxford, England: Oxford University Press. 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-08-22. 
  3. ^ Staub, Ervin (2011). Overcoming Evil: Genocide, Violent Conflict, and Terrorism. New York City: Oxford University Press. hlm. 32. ISBN 978-0195382044. 
  4. ^ Matthews, Caitlin; Matthews, John (2004). Walkers Between the Worlds: The Western Mysteries from Shaman to Magus. Rochester, Vermont: Inner Traditions / Bear & Co. hlm. 173. ISBN 978-0892810918. 
  5. ^ Internet Encyclopedia of Philosophy "Ethics"

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • Anders, Timothy (1994). The evolution of evil. Chicago: Open Court. ISBN 9780812691757. 
  • Atkinson, Philip. Recognising Good And Evil from ourcivilisation.com
  • Aristotle. "Nicomachean Ethics". 1998. US: Oxford University Press. (1177a15)
  • Bentham, Jeremy. The Principles of Morals and Legislation. 1988. Prometheus Books.
  • Boyce, Mary (1979). Zoroastrians: Their Religious Beliefs and Practices. London: Routledge/Kegan Paul.  Corrected repr. 1984; repr. with new foreword 2001.
  • Dewey, John. Theory of Valuation. 1948. University of Chicago Press.
  • Durant, Ariel and W. Durant. The Lessons of History. 1997. MJF Books. (p72)
  • Garcia, John David. The Moral Society — A Rational Alternative to Death. 2005. Whitmore Publishing.
  • Griffin, James. Well-Being: Its Meaning, Measurement and Moral Importance. 1986. Oxford: Oxford University Press.
  • Hume, David. A Treastise of Human Nature. 2000. Oxford: Oxford University Press.
  • Hurka, Thomas. Perfectionism. 1993. Oxford: Oxford University Press.
  • Kant, Immanuel. Groundwork of the Metaphysic of Morals. 1996. Cambridge University Press. Third section, [446]-[447].
  • Kierkegaard, Søren. Either/Or. 1992. Penguin Classics.
  • Rawls, John. A Theory of Justice. 1999. Belknap Press.
  • Romero, Rhys. "Just Being a Student". 2009. Austin Student Press.

Bacaan lebih lanjut

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]