Katiagan, Kinali, Pasaman Barat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Katiagan
Kawasan Pantai Katiagan
Negara Indonesia
ProvinsiSumatera Barat
KabupatenPasaman Barat
KecamatanKinali
Kode Kemendagri13.12.05.2002
Luas- km²
Jumlah penduduk6500 jiwa

Katiagan (ditulis juga sebagai Katiagan Mandiangin) merupakan salah satu nagari yang ada di Kecamatan Kinali, Kabupaten Pasaman barat, Provinsi Sumatera Barat. Indonesia.

Nagari ini terletak di bagian Selatan Kabupaten Pasaman Barat, atau sekitar 50 kilometer dari Simpang Ampek. Sebelah utara berbatasan dengan Nagari Sasak Ranah Pasisie, sebelah Selatan dengan Nagari Tiku 5 jorong kabupaten Agam, sebelah Timur dengan Nagari Kinali dan sebelah Barat dengan Samudra Hindia.

Nagari Katiagan Mandiangin dihuni 4.072 jiwa dengan 867 Kepala Keluarga (KK). Sebagian besar masyarakatnya bermatapencaharian sebagai nelayan dan petani kebun. Sebagian besar lahan di wilayah Katiagan adalah lahan perkebunan dengan luas sekitar 8.200 Ha. Penduduknya 100 persen menganut agama Islam dan etnis yang mendominasi adalah suku Minangkabau dimana hampir 99% berasal dari etnis tersebut, sisanya adalah suku Mandailing dan suku Jawa.

Transportasi jalan menuju Nagari Katiagan Mandiangin harus menggunakan kapal Ponton (kapal penghubung). Akses jalan menuju Nagari Mandiangin Katiagan dapat ditempuh dari tiga jalur. Pertama, melalui jalan milik PT PMJ Kinali bisa menggunakan kendaraan roda empat sampai ke Mandiangin. Dari sini dilanjutkan dengan menggunakan Kapal Ponton menyeberangi muara menuju Katiagan. Kedua melalui jalur rawa dari Muara Bingung dengan menggunakan perahu dayung, tetapi jalur ini pun sangat tergantung kepada pasang surutnya air laut. Jika air laut surut, maka perjalanan menuju Katiagan harus ditempuh berjalan kaki. Sedangkan jalur ketiga adalah berputar melalui Kecamatan Tiku Kabupaten Agam, tetapi jalur ini semakin jauh, hampir dua kali lipat dari dua jalur pertama.

Persoalan transportasi menuju Jorong Katiagan memang persoalan pelik yang harus dipecahkan bersama-sama stakeholders daerah ini. Membebani salah satu pihak tentu bukanlah pilihan bijak, mengingat pembangunan akan berhasil jika ada kerjasama dan dukungan berbagai pihak.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]