Kasang Limau Sundai, Kuantan Hilir Seberang, Kuantan Singingi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kasang Limau Sundai
Peta lokasi Desa Kasang Limau Sundai
Peta lokasi Desa Kasang Limau Sundai
Negara Indonesia
ProvinsiRiau
KabupatenKuantan Singingi
KecamatanKuantan Hilir Seberang
Kode pos
29561 - 29562
Kode Kemendagri14.09.13.2010
Luas8 km2
Jumlah penduduk597 jiwa
Kepadatan75 jiwa/km2
Jumlah RT3
Jumlah RW6
Jumlah KK189


Desa Kasang Limau Sundai merupakan sebuah desa yang terletak di kecamatan Kuantan Hilir, Kuantan Singingi, Riau, Indonesia.

Sejarah Desa[sunting | sunting sumber]

Pembentukan[sunting | sunting sumber]

Desa Kasang Limau Sundai (jawi:كسنڬ ليماو سونداي) adalah sebuah desa yang baru mekar pada tahun 1983. Sebelum desa Kasang Limau Sundai dimekarkan, desa induknya adalah desa Koto Rajo, sewaktu desa ini masih bergabung dengan desa Koto Rajo wilayah desa Kasang Limau Sundai masih diliputi kawasan hutan negeri Kenegerian Koto Rajo yang penduduknya dahulu hanya Berjumlah 15 KK dan terdiri dari 85 jiwa.

Sebelum desa Kasang Limau Sundai dimekarkan Kasang Limau Sundai ini dikepalai oleh Datuk Banjar bawahan dari kepala Desa Koto Rajo yang administrasinya mengikuti desa induknya yakni Desa Koto Rajo, luas Desa Kasang Limau Sundai sekitar 8 Km2 meliputi kawasan pemukiman, kebun karet, dan kawasan rawa.

Setelah Desa Kasang Limau Sundai dimekarkan  menjadi desa tahun 1983 pada tahun itu juga pemilihan kepala desa dilaksanakan, kepala desa terpilih adalah M.Rasyid dan sekretaris desa adalah Muryamis, kemudian Desa Kasang Limau Sundai  ini berkembang  dengan Kepala Desa:

  • Tahun (1983-1988) M. Rasyid dan Muryamis sebagai Sekdes
  • Tahun (1988-1993) M. Rasyid dan Muryamis sebagai Sekdes
  • Tahun (1993-1999) Thamrin dan Muryamis sebagai Sekdes
  • Tahun (1999-2005) Helpis dan Arlinus sebagai Sekdes
  • Tahun (2005-2011) Firdaus dan Jalius sebagai Sekdes
  • Tahun (2011-2018) Jasnaidi dan Sukriyan sebagai Sekdes
  • Tahun (2018- sampai sekarang) Sukriyan dengan sekdes Elvi Yanto

Asal Nama[sunting | sunting sumber]

Kasang Limau Sundai dapat diasosiasikan dengan berbagai macam hal, banyak orang yang percaya bahwa asal kata Kasang Limau Sundai berasal dari bentuk dan kondisi geografis desa ini pada awal pembentukannya. Kasang berasal dari kata dalam bahasa melayu yang artinya dataran tinggi, dahulu kasang limau sundai menjadi tempat mengungsi bagi desa sekitarnya yang berada di daerah yang lebih rendah dan mengalami musibah banjir karena air sungai yang pasang pada saat musim hujan. Kasang juga dapat diartikan sebagai kebun jika dilihat dari bahasa melayu.

Limau Sundai adalah salah satu jenis jeruk yang umum tumbuh di daerah dataran tinggi. Pada saat desa ini dibentuk, jeruk ini banyak tumbuh di berbagai penjuru desa. Jeruk ini umumnya dijadikan bahan untuk membuat berbagai macam kuliner khas seperti sambal dan olahan lainnya. Sehingga jika dianalogikan Kasang Limau Sundai berarti sebuah dataran tinggi tempat tumbuhnya jeruk sundai.

Geografi[sunting | sunting sumber]

Batas Wilayah[sunting | sunting sumber]

Desa Kasang Limau Sundai adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Kuantan Hilir Seberang, Kabupaten Kuantan Singingi, Indonesia. Desa ini memiliki batas geografis sebagai berikut:

  • Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tanjung Pisang-Pengalian.
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan PT. Duta Palma Nusantara.
  • Sebelah Barat berbatasan dengan Pulau Deras.
  • Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Koto Rajo.

Desa Kasang Limau Sundai memiliki letak strategis yang menghubungkan berbagai wilayah di sekitarnya. Desa ini merupakan salah satu dataran tinggi tempat mengungsi masyarakat di desa sekitarnya ketika air sungai pasang naik ataupun ketika banjir karena musim hujan.

Luas Wilayah[sunting | sunting sumber]

Luas wilayah Desa Kasang Limau Sundai dapat dijabarkan sebagai berikut berdasarkan alokasi pemanfaatan:

  • Pemukiman: 70 hektar
  • Pertanian Sawah: 25 hektar
  • Rawa-rawa: 40 hektar
  • Perkantoran: 1 hektar
  • Jalan: 16 kilometer
  • Lapangan sepak bola: 1,5 hektar

Dengan alokasi tersebut, Desa Kasang Limau Sundai memiliki luas wilayah yang terbagi dengan baik antara pemukiman penduduk, lahan pertanian, rawa-rawa, perkantoran, dan fasilitas olahraga seperti lapangan sepak bola. Penggunaan lahan yang beragam ini mencerminkan keberagaman kegiatan yang dimiliki oleh desa ini.

Orbitasi[sunting | sunting sumber]

Orbitasi merupakan informasi mengenai jarak dan lama tempuh dari suatu lokasi ke lokasi lainnya. Desa Kasang Limau Sundai memiliki aksesibilitas yang relatif dekat dengan Ibu Kota Kecamatan, dengan jarak sekitar 2 kilometer yang dapat ditempuh dalam waktu sekitar 15 menit. Selain itu, akses menuju Ibu Kota Kabupaten juga dapat dijangkau dengan jarak sekitar 48 kilometer, dengan lama perjalanan sekitar 1 jam.

Demografi[sunting | sunting sumber]

Penduduk[sunting | sunting sumber]

Penduduk daerah Desa Kasang Limau Sundai sejak pembentukannya terdiri dari masyarakat yang merupakan pengungsi banjir dari desa-desa sekitar Kasang Limau Sundai, Pada Tahun 2023, Desa ini sudah memiliki 189 KK dengan jumlah penduduk laki-laki 307 jiwa, dan perempuan 290 jiwa. Kebanyakan penduduk yang tinggal di sini merupakan penduduk yang sudah menetap dari awal pembentukan desa ini, sehingga penduduk yang tinggal di sini merupakan penduduk yang sudah tinggal sejak lama secara turun-temurun. 98% penduduk merupakan masyarakat yang berasal dari Kuantan Singingi dan masyarakatnya tidak terlihat memiliki kebiasaan merantau untuk waktu yang lama.

Suku Bangsa dan Bahasa[sunting | sunting sumber]

Sejak tahun pembentukannya, warga Desa Kasang limau Sundai terdiri atas etnis melayu Luantan yang kebanyakan merupakan pendatang yang berasal dari desa sekitarnya, menetap karena mengungsi dari banjir yang ada di daerah sekitarnya. Etnis Melayu Kuantan merupakan etnis melayu yang sangat erat kaitannya dengan etnis Minangkabau, di mana dalam bahasa kesehariannya sendiri menggunakan bahasa melayu daerah yang sangat mirip dengan minangkabau.

Misalnya dalam mengucapkan kata "Kemana", masyarakat di daerah kasang limau sundai akan mengucapkan "Kamano" sedangkan masyarakat Minangkabau akan mengucapkannya dengan cara yang lebih singkat yaitu "Kama"

Dalam perayaan dan juga kesenian pun, masyarakat Kasang Limau Sundai mendapatkan pengaruh kuat dari kebudayaan melayu dan juga Minangkabau, yang dapat dilihat dari berbagai macam perayaan dan kesenian di dalam perayaan hari-hari istimewa, kesenian dan perayaan ini contohnya "randai" (yang juga diadakan oleh masyarakat Minang kabau) dan "dendang" (yang diadakan oleh masyarakat melayu). beberapa contoh suku yang menjadi contoh antara lain melayu, 3 kampung, 5 kampung, cemin. Di mana salah satu suku tersebut masih memiliki istana adat di daerah desa koto rajo yang masih berbentuk rumah bagonjong yang masih memiliki ikatan dengan suku di Batusangkar, Sumatera Barat.

Agama[sunting | sunting sumber]

Sampai sekarang, hingga artikel ini disunting, agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat daerah Desa Kasang Limau Sundai adalah 100% merupakan Agama Islam. Meski demikian, kepercayaan masyarakat akan tradisi adat lama akan pengusiran roh jahat dari desa ke desa, permintaan untuk izin kepada penunggu pohon besar untuk ditebang dan dijadikan Jalur, dan sebagainya masih ada di sini.

Layaknya masyarakat melayu dan Minangkabau pada umumnya, islam dijadikan sumber utama dalam tiap aturan, tradisi, dan juga adat. Sehingga tatanan yang dipegang erat sebagai dasar hubungan adat dan agama adalah ungkapan :

Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah, yang artinya Adat Bersendikan Syariah, Syariah Bersendikan Kitab Allah

Karena pengaruh islam yang cukup kuat di daerah ini, kebiasaan untuk mengaji di surau, upacara-upacara perayaan hari besar keagamaan, dan pelaksanaan banyak sekali menggunakan agama islam sebagai sumber utama hukum dan tata cara pelaksanaannya.

Keadaan Sosial[sunting | sunting sumber]

Kehidupan Sosial[sunting | sunting sumber]

Kehidupan sosial di Kasang Limau Sundai pada umumnya dipegang oleh pemangku adat dan tradisi yang tiap sukunya berbeda-beda nama, gelar, dan penyebutannya. Sehingga hukum yang ada di desa selain mengacu kepada agama, dan undang-undang, juga masih mengacu pada adat istiadat di masing-masing suku asal warga desa.

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Belum ada data pasti terkait struktur pendidikan, maupun lulusan dari masyarakat desa Kasang Limau Sundai sekarang.

Kesehatan[sunting | sunting sumber]

a. Kematian Bayi

  1. Jumlah Bayi lahir pada tahun ini: 7 Orang
  2. Jumlah Bayi meninggal tahun ini: (informasi belum tersedia)

b. Kematian Ibu melahirkan

  1. Jumlah Ibu Melahirkan tahun ini: 7 Orang
  2. Jumlah Ibu melahirkan meninggal tahun ini: (informasi belum tersedia)

c. Cakupan Imunisasi

  1. Cakupan Imunisasi Polio 3: (informasi belum tersedia)
  2. Cakupan Imunisasi DPT-1: (informasi belum tersedia)
  3. Cakupan Imunisasi Cacar: (informasi belum tersedia)

d. Gizi Balita

  1. Jumlah Balita: (informasi belum tersedia)
  2. Balita Gizi Buruk: (informasi belum tersedia)
  3. Balita Gizi Baik: (informasi belum tersedia)
  4. Balita Gizi Kurang: (informasi belum tersedia)

e. Pemenuhan air bersih

  1. Pengguna sumur galian: (informasi belum tersedia)
  2. Pengguna air PAMSIMAS: 2 KK
  3. Pengguna sumur pompa: (informasi belum tersedia)
  4. Pengguna sumur hidran umum: (informasi belum tersedia)
  5. Pengguna air sungai: (informasi belum tersedia)

Sarana dan Prasarana[sunting | sunting sumber]

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Desa ini memiliki dua sarana pendidikan formal yaitu sekolah setingkat PAUD yang diberi nama Kelompok Belajar Harapan Ibu, dan Pondok Pesantren setingkat Sekolah Menengah Pertama bernama Pondok Pesantren Dar-El Rasyid. Selain itu untuk pendidikan non-formal sendiri, Desa ini mengandalkan Surau yang ada untuk dijadikan tempat mengaji dan mempelajari ilmu agama.

Kesehatan[sunting | sunting sumber]

Desa ini memiliki satu fasilitas kesehatan yakni POSYANDU untuk dijadikan tempat pelayanan anak usia dini dan lansia.

Sanitasi[sunting | sunting sumber]

Desa Kasang Limau Sundai terkategori memiliki fasilitas sanitasi yang sudah memadai, masing-masing masyarakat sudah memiliki saluran pembuangan airnya masing-masing. Selain itu pemerintah juga memberikan bantuan untuk memberikan masing-masing masyarakat tank air serta sumur bor untuk menyimpan air yang bisa digunakan unutk keperluan sehari-hari agar tidak bergantung dengan air sungai atau rawa.

Transportasi[sunting | sunting sumber]

Sarana transportasi di desa ini terdiri atas berbagai macam transportasi pribadi berupa motor, sepeda, becak, mobil, dan lainnya. Sementara prasarana transportasi yang ada di desa ini adalah jalan yang terdiri atas aspal, semen, dan juga jembatan permanen untuk menyeberangi daerah sungai dan berair.

Ibadah[sunting | sunting sumber]

Karena di desa ini sebagian besar terdiri atas 100% muslim, desa ini hanya memiliki fasilitas atau tempat ibadah seperti surau, musholla, dan juga masjid sebagai fasilitas peribadatannya. Tempat-tempat tersebut tidak jarang juga dijadikan tempat untuk menjalin silaturahmi, perkumpulan ibu-ibu, arisan, dan tempat untuk mengadakan berbagai acara yang formal.

Keamanan[sunting | sunting sumber]

Sejauh ini belum ada posko keamanan seperti pos polisi, kantor polisi, basis militer, maupun hal-hal serupa di desa ini. Meski begitu desa ini merupakan desa yang tergolong relatif aman yang sangat jarang terjadi tindak kriminal.

Ekonomi[sunting | sunting sumber]

Desa ini hanya memiliki sarana dan prasarana pusat perekonomian berupa warung. Belum ada korporasi, pasar, maupun minimarket di sini. Umumnya masyarakat di sini akan pergi ke daerah Basrah untuk membeli keperluan di pasar yang tersedia disana.

Perekonomian[sunting | sunting sumber]

Mata Pencaharian[sunting | sunting sumber]

Sebagian besar warga bekerja sebagai petani, baik petani padi ladang maupun petani karet. Sebagian warga juga memilih untuk beternak hewan seperti sapi, kambing, ayam, dan lain-lain. Dalam beberapa waktu ini, untuk lebih meningkatkan ekonomi desa, sebagian warga juga memilih untuk berladang sawit.

Berikut ini merupakan beberapa jenis mata pencaharian yang terdapat pada desa Kasang Limau Sundai :

1.  Petani                  : 450 Orang

2.  Pedagang            : 8 orang

3.  PNS                     : 6 orang

4.  Tukang                 : 2 orang

5.  Guru                     : 1 orang

6.  Bidan/Perawat      : 1 orang

7.  TNI/Polri                : - orang

8.  Pensiunan            : 1 orang

9.  Sopir/Angkutan    : - orang

10. Buruh                    : - orang

11. Jasa Persewaan    : - orang

12. Swasta                   : - orang

SDA[sunting | sunting sumber]

Flora[sunting | sunting sumber]

Mayoritas Flora yang dominan tumbuh di desa Kasang Limau Sundai adalah tumbuhan-tumbuhan perkebunan seperti karet dan sawit. Selain itu tumbuhan buah liar dan domestik juga terdapat di sini seperti nangka, rambutan, durian, petai, kelengkeng, berbagai macam jeruk, dan jambu. Di samping itu, tumbuhan perdu dan semak liar juga masih banyak ditemui di sini.

Fauna[sunting | sunting sumber]

Mayoritas fauna atau hewan yang ada di desa Kasang Limau Sundai merupakan hewan ternak seperti sapi, kambing, dan ayam. Selain itu, juga banyak terdapat hewan primata seperti monyet yang warga biasa sebut "Cigak","Baruak", dan "Kera" dalam Bahasa Minang, Bangkinang, dan Melayu. Hewan-hewan terdomestifikasi seperti kucing dan anjing juga ada di sini. Tidak ada hewan endemik khusus ataupun hewan yang dilindungi di daerah desa Kasang Limau Sundai ini.

Tambang[sunting | sunting sumber]

Desa Kasang Limau sundai memiliki kondisi tanah yang cukup berbatu yang membuat air tanah di sini sangat jernih dan bisa digunakan warga untuk berbagai macam keperluan sehari-hari. Desa ini juga memiliki potensi mineral seperti pasir, logam mulia, dan batu alam.

SDM[sunting | sunting sumber]

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Lembaga pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Jumlah aparat desa :

1. Kepala Desa               : 1      orang

2. Sekretaris Desa          : 1      orang

3. Perangkat Desa          : 6     orang

4. BPD                           :  5     orang

Lembaga kemasyarakatan[sunting | sunting sumber]

Jumlah Lembaga Kemasyarakatan :

1. LPM                           : 1

2. PKK                           : 1

3. Posyandu                   : 1

4. Pengajian                   : 1      Kelompok

5. Arisan                         : 1      Kelompok

6. Simpan Pinjam           : 1      Kelompok

7. Kelompok Tani            : 1      Kelompok

8. Gapoktan                   : -       Kelompok

9. Karang Taruna            : 1      Kelompok

10. Risma                         :   -      Kelompok

11. Ormas/LSM                :   -     Kelompok

12. Lain-lain                      :   -     Kelompok    

Pembagian Wilayah[sunting | sunting sumber]

Nama Dusun :

1. Dusun I  : Jumlah 2 RT, RW 1

2. Dusun II : Jumlah 2 RT, RW 1

3. Dusun III: Jumlah 2 RT, RW 1

Kuliner[sunting | sunting sumber]

Peyek Kacang[sunting | sunting sumber]

Peyek kacang adalah sebuah kuliner sejenis kerupuk yang dibuat dari tepung beras, kacang tanah, bawang merah, bawang putih, dan ketumbar. Biasanya makanan ini dibuat untuk acara-acara besar seperti hari raya, berdoa bersama, hajatan, dan lainnya.

Bubu Loba[sunting | sunting sumber]

Bubu Loba merupakan makanan jenis bubur yang dibuat dengan bahan dasar beras pulut ketan, vanila, pandan, santan, gula merah, dan gula pasir. Makanan ini berbentuk bubur yang di dalamnya memiliki gumpalan seperti cendol dari pulut yang dimasak bersama bahan lainnya. Biasanya dimasak pada acara seperti hajatan, gotong royong, acara desa, hingga pembuatan jalur perahu panjang untuk di perlombakan.

Bubu Tungkok[sunting | sunting sumber]

Bubu Tungkok adalah bubur yang dibuat dengan tepung beras dan bahan lainnya sama dengan bubu loba, pembedanya hanya tekstur pada buburnya yang cenderung tidak bergumpal dan kental merata. biasanya dibuat pada saat hajatan, acara besar, dan lainnya.

Puluik Kucuang[sunting | sunting sumber]

Puluik kucuang adalah sebuah olahan pulut yang menggunakan bahan dasar pulut yang dimasak dengan cara dikukus dengan santan yang dibumbui garam dan dibungkus ( dengan daun pisang. Biasanya dimakan dengan durian, sambal, dan masih banyak lagi. Biasanya puluik kucuang dimasak bersamaan dengan hari hajatan, peringatan, hari besar, dan acara tradisional lainnya.

Keripik Pisang[sunting | sunting sumber]

Keripik pisang adalah makanan yang terbuat dari pisang yang diiris tipis kemudian digoreng dengan menggunakan tepung yang telah dibumbui. Biasanya rasanya adalah asin dengan aroma bawang yang gurih.

Kalamai[sunting | sunting sumber]

Kalamai atau dodol adalah sebuah hidangan tradisional yang dibuat dengan bahan dasar beras pulut, gula merah, gula putih, santan, dan vanila. Ada banyak jenis olahan kalamai yang bisa ditemukan di daerah Kuantan Singingi, antara lain adalah kalamai jaguang, durian, kacang, dan lain sebagainya. Pembedanya adalah isian yang ditambahkan ke dalam kalamainya. Biasanya kalamai ini dibuat untuk hari raya, acara besar, hajatan dan lain sebagainya.

Gajik Mato Sopek[sunting | sunting sumber]

Gajik atau wajik mato sopek adalah olahan wajik yang dibuat dengan bahan dasar beras pulut, gula merah, gula putih, vanila, kulit manis, dan gasmani. Biasanya gajik mato sopek berpenampilan warna kecoklatan akibat dari gula merah. biasanya gajik ini biasanya dibuat untuk acara hajatan yang tidak terlalu besar, seperti pernikahan. Dijadikan alternatif dari bubu loba.

Gajik Dopur[sunting | sunting sumber]

Gajik atau wajik dopur adalah olahan wajik yang dibuat dengan bahan dasar beras pulut, gula putih, vanila, kulit manis, dan gasmani. Biasanya gajik dopur berpenampilan warna putih karena tidak menggunakan gula merah. biasanya gajik ini biasanya dibuat untuk acara hajatan yang tidak terlalu besar, seperti pernikahan. Dijadikan alternatif dari bubu loba.

Paniaram[sunting | sunting sumber]

Paniaram adalah kue yang dibuat dengan bahan tepung beras, gula merah, gula putih, dan air kelapa yang dibuat menjadi adonan lalu digoreng sampai kering dan memiliki tekstur renyah. Biasanya pasti dibuat pada saat acara doa padang yaitu upacara pra turun benih di ladang.

Pagolek[sunting | sunting sumber]

Pagolek adalah kue yang dibuat dengan bahan yang sama dengan paniaram, namun memiliki bentuk yang berbeda. Jika paniaram berbentuk cakram, pagolek lebih berbentuk bulat dengan panjang 10 inci. Makanan ini juga dibuat untuk acara doa padang bersama dengan paniaram.

Gulai Cangkuak[sunting | sunting sumber]

Gulai cangkuak atau biasa disebut gulai keluak merupakan olahan berbahan dasar keluak yang dimasak dengan cara digulai. biasanya dimasak pada saat ada penyambutan tamu. Tamu yang dimaksud adalah orang-orang daerah yang sudah lama tidak pulang dari perantauan.

Gulai Siput[sunting | sunting sumber]

Gulai Siput sendiri dalam bahasa dialek Kuantan Singingi disebut dengan “Gulai Cipuik”, sedang dalam bahasa Melayu Rokan disebut dengan Rengkitang. Warga Riau lainnya ada yang menyebutnya "Gulai Tengkuyung", masakan "Gulai Siput Masak Keladi" atau "Gulai Siput Lonceng". Gulai dengan bahan baku utama siput laut ini dibuat dari campuran daun ubi jalar. Biasanya siput yang digunakan untuk membuat gulai siput ini adalah siput sedut atau belitung.

Gulai Paku[sunting | sunting sumber]

Gulai paku adalah gulai yang berbahan dasar daun pakis (paku), dengan bumbu santan laos (lengkuas), cabai rawit hijau, asam kandis, dan kunyit. Biasanya hidangan ini disantap bersama lontong atau ketupat.

Kerupuk Sagu[sunting | sunting sumber]

Kerupuk biasanya dibuat dari bahan tapioka sebagai sumber pati, air, udang, dan bumbu-bumbu. Modifikasi dapat dilakukan pada pembuatan kerupuk tersebut dengan menggunakan tepung sagu sebagai pengganti tepung tapioka. Tepung sagu 100% sebagai pengganti tapioka dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kerupuk.

Kerupuk Tepung[sunting | sunting sumber]

Kerupuk tepung merupakan kerupuk yang dibuat dengan menggunakan bahan dasar tepung terigu, tapioka dan bumbu-bumbu seperti bawang putih, gula, garam, dan penyedap rasa.

Kerupuk Ubi[sunting | sunting sumber]

Kerupuk ubi adalah makanan yang terbuat dari ubi jalar yang diiris tipis kemudian digoreng dengan menggunakan tepung yang telah dibumbui. Biasanya rasanya adalah asin dengan aroma bawang yang gurih.

Lopek Bugi[sunting | sunting sumber]

Dalam bahasa Indonesia, Lopek berarti Lepat, dan Bugi berarti Ketan. Jadi, Lopek Bugi berarti lepat ketan. Lopek Bugi sudah menjadi hidangan yang cukup penting dalam acara perayaan hari-hari besar seperti acara keagamaan maupun kebudayaan di desa Kasang Limau sundai.

Lopek Baluo[sunting | sunting sumber]

Lopek yang terbuat dari ketan yang dimasak dengan cara dikukus. Baluo adalah campuran gula merah dengan kelapa parut. Jadi, Lopek Baluo merupakan ketan yang dicampur dengan gula merah dan kelapa parut.

Pulut Panggang[sunting | sunting sumber]

Pulut bakar atau biasa disebut dengan Pulot, adalah makanan yang terbuat dari ketan putih yang diberi santan, setelah dimasak dan menjadi adonan, barulah kemudian adonan terbut dibungkus dengan daun pisang lalu dibakar.

Lopek Golek Uok[sunting | sunting sumber]

Merupakan jenis makan Lopek yang mirip seperti kue pagolek, namun tidak memakai santan ketika Lopek tersebut dikukus.

Kebudayaan, Adat, dan Tradisi[sunting | sunting sumber]

Randai

Rebana adalah salah satu permainan tradisional yang dimainkan secara berkelompok dengan membentuk sebuah lingkaran, kemudian melangkahkan kaki secara perlahan, sambil menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian secara berganti-gantian. Randai menggabungkan seni lagu, musik, tari, drama, dan silat menjadi satu.

Cerita randai biasanya diambil dari kenyataan hidup yang ada di tengah masyarakat. Fungsi Randai sendiri adalah sebagai seni pertunjukan hiburan yang di dalamnya juga disampaikan pesan dan nasihat. Semua gerakan randai dituntun oleh aba-aba salah seorang di antaranya, yang disebut dengan janang.

Rebana

Rebana adalah gendang berbentuk bundar dan pipih yang merupakan khas suku Melayu. Bingkai berbentuk lingkaran terbuat dari kayu yang dibubut, dengan salah satu sisi untuk ditepuk berlapis kulit kambing. Rebana bersama gambus sering digunakan untuk mengiringi tarian zapin. Rebana juga digunakan untuk melantunkan kasidah dan hadroh.

Rebana dapat ditemukan di pertunjukan tradisional, terutama yang berkaitan dengan agama Islam. Rebana mulai dikenal luas setelah masuknya agama Islam di Minangkabau.

Garak

Garak adalah semacam alat musik tradisional yang berasal dari sumbar, campuran calempong dan gong, merbuka dimainkan bersama

Calempong Oguong

Calempong Oguong terdiri dari calempong, ketepak dan gong. Jumlah pemainnya adalah lima orang. Permainan musik ini dapat dimainkan oleh laki-laki maupun perempuan tetapi secara terpisah. Calempong Oguong melambangan masyarakat Kasang Limau Sundai yang terdiri dari kaum pendatang, penduduk lokal dan pemimpin suku serta perlambang musyawarah.

Silat

Silat yang dimaksud di sini bukan hanya bela diri seni yang biasanya dimainkan di hari idul fitri, penyambutan tamu, dan orang penting. Biasanya dipertontonkan setelah tarian persembahan.

Bedendang

Bedendang adalah acara hiburan masyarakat yang dimainkan pada saat pacu jalur, hajatan, dan acara lainnya. Biasa diiringi musik orgen dan bernyanyi dengan pantun.

Doa Padang

Upacara bersyukur dan berdoa sebelum turun benih dan bertujuan untuk berdoa untuk persiapan penanaman benih pertama dan panen yang baik.

Betobo

Betobo adalah acara perkumpulan ibu-ibu untuk turun ke sawah untuk gotong royong menanam padi dan berladang.

Merawang

Merawang adalah cara mencari ikan yang dilakukan pada saat sungai sedang surut. Caranya dengan banyak cara mencari ikan, antar lain menjala, menjaring, sondong, sintak, dan cara lainnya.

Bersyair

Bersyair biasanya dilakukan dukun untuk menolak bala, meminta kelancaran acara, sebelum turun ke sungai melalui syair dan doa.

Turun Mandi

Merupakan upacara memandikan bayi pada hari ke 3, 5, 9, 11. Dibuat ketupat di payung, lalu ada ayam jantan dinaikkan bayi ke atasnya, diberikan kayu lalu ada kemenyan dibakar, lalu ayahnya akan mengelilingi anaknya yang sedang dimandikan.

Togak Bulian

Togak Bulian merupakan adat pemberian pengobatan tradisional menggunakan dukun, biasanya ada alat beras putih, kuning, mayang pinang, lilin, bunga-bungaan, tikar pandan, dan lainnya.

Manganyuikkan lancang

Upacara penolakan bala yang dilakukan dengan beberapa rangkaian acara baik di sungai ataupun jalan desa dilakukan oleh ulama, dukun, dan masyarakat desa. alat yang digunakan ada beras putih, kuning, ayam bakar, telur, mayang pinang, kemenyan, abis ahar, tahlilan, pengajian, doa dan lainnya, sebelum melakukan acara ini. dilakukan dengan mengiringi lancang sampai ke batas desa.

Referensi[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]