Lompat ke isi

Kalender Buddha

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kalender Buddha adalah sistem penanggalan lunisolar yang digunakan terutama untuk menentukan perayaan agama Buddha di berbagai negara Asia Tenggara seperti Tibet, Kamboja, Laos, Myanmar, Sri Lanka, Thailand, Vietnam, India, Bangladesh, serta oleh komunitas Tionghoa di Indonesia, Malaysia dan Singapura.[1] Di Thailand, selain digunakan dalam kalender lunar tradisional, sistem Era Buddha juga diterapkan pada kalender solar resmi untuk penomoran tahun.

Kalender ini berasal dari versi kalender Hindu kuno berdasarkan Surya Siddhanta dan diadaptasi dalam peradaban Asia Tenggara melalui sistem kalender Burma (Chula Sakaraj) sejak abad ke-7. Versi Asia Tenggara mengadopsi siklus Metonik (pengulangan bulan kabisat) alih-alih sistem perhitungan sidereal India, sehingga mengalami pergeseran sekitar satu hari setiap 100 tahun dibandingkan dengan tahun sideris. Di Myanmar, kalender lunisolar ini resmi digunakan bersama kalender Gregorian, didukung oleh Calendar Advisory Board, sedangkan negara-negara tetangga sebagian besar mengganti penggunaan kalender tradisional dengan sistem Gregorian resmi di akhir abad ke-19.[2]

Kalender Buddha terdiri atas 12 bulan lunar (alternatif 29–30 hari) dan tiap bulan dibagi menjadi fase terang (waxing) dan gelap (waning). Setiap periode fase bulan menghasilkan peristiwa suci seperti hari Uposatha, yang jatuh pada hari bulan baru, perbaniuan, purnama, dan perbaniuan kecil keempat bulan.[3] Kalender ini fleksibel menambahkan bulan kabisat atau hari kabisat untuk menjaga keselarasan dengan tahun Matahari tropis. Di Thailand, kalender bulan tradisional digunakan untuk perayaan agama dan astrologi, sementara kalender solar modern (Gregorian dengan Era Buddha) digunakan secara hukum dan administratif.

Penomoran Tahun

[sunting | sunting sumber]

Perhitungan tahun Buddha tidak dimulai setiap tanggal 1 Januari seperti dalam kalender Gregorian (Masehi), melainkan mengikuti kalender lunar. Hal ini sering dimulai bertepatan dengan Hari Raya Waisak, hari penting yang memperingati kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Sang Buddha.[4][5] Terdapat variasi perbedaan tahun keberangkatan, seperti tradisi Thailand menetapkan tahun Buddha jatuh pada 11 Maret 545 SM dan menambahkan offset 543 tahun ke tahun Masehi, sedangkan tradisi Burma dan Sri Lanka menggunakan perbedaan awal tahun 544 SM, menghasilkan selisih yang dapat mencapai satu tahun tergantung tanggal bulan kabisat. Tahun Buddha juga ditandai dengan zodiak hewan setiap 12 tahun. Misalnya, tahun 2025 Masehi setara dengan 2568 atau 2569 BE, tergantung tanggal Waisak.

Daftar Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Buddhist Calendar". www.timeanddate.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-06-17.
  2. ^ "Perpaduan Kalender Tradisional dan Modern dalam Kehidupan Thailand". Nyenang (dalam bahasa in). 2023-08-21. Diakses tanggal 2025-06-17. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
  3. ^ Ponnappan, Jai Krishna. "Buddhist Calendar". Diakses tanggal 2025-06-17.
  4. ^ Syambudi, Irwan. "Tahun Berapa 2025 dalam Kalender Buddha? Ini Penjelasannya". tirto.id. Diakses tanggal 2025-06-17.
  5. ^ Hays, Jeffrey. "THERAVADA BUDDHIST HOLIDAYS AND FESTIVALS IN SOUTHEAST ASIA | Facts and Details". factsanddetails.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-06-17.