Kabupaten Semarang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kabupaten Semarang
Transkripsi bahasa daerah
 • Hanacarakaꦱꦼꦩꦫꦁ
 • Pegonسيماراڠ
 • Alfabet JawaSemarang
Lambang resmi Kabupaten Semarang
Julukan: 
seribu restoran
Motto: 
Dharmottama satya praja
(Sanskerta) Berbuat yang terbaik untuk kepentingan rakyat
Peta
Peta
Kabupaten Semarang di Jawa
Kabupaten Semarang
Kabupaten Semarang
Peta
Kabupaten Semarang di Indonesia
Kabupaten Semarang
Kabupaten Semarang
Kabupaten Semarang (Indonesia)
Koordinat: 7°15′56″S 110°20′09″E / 7.2656°S 110.3358°E / -7.2656; 110.3358
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
Tanggal berdiri15 Maret 1521; 503 tahun lalu (1521-03-15)
Dasar hukumUU No. 13/1950
Ibu kotaKota Ungaran
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 19
  • Kelurahan: 27
  • Desa: 208
Pemerintahan
 • BupatiH. Ngesti Nugraha, S.H., M.H.
 • Wakil BupatiH. Basari, ST, M.Si
Luas
 • Total950,21 km2 (366,88 sq mi)
Populasi
 • Total1.053.094
 • Kepadatan1.109/km2 (2,870/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 93,93% Islam
  • 0,01% Buddha
  • 0,03% Hindu
  • 0,06% Lainnya[2][3]
 • IPMPenurunan 74,10 (2020)
Tinggi[4]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
Kode BPS
3322
Kode area telepon024 (kecamatan Ungaran Barat dan Timur) dan 0298
Pelat kendaraanH xxxx **C/*I/*L/*V
Kode Kemendagri33.22
DAURp 1.010.270.390.000.- (2020)[5]
Semboyan daerahSemarang Serasi
(Sehat, Rapi, Aman, Sejahtera, dan Indah)
Flora resmiLengkeng
Fauna resmiCipoh kacat
Situs webwww.semarangkab.go.id

Kabupaten Semarang (Jawa: Hanacaraka: ꦱꦼꦩꦫꦁ, Pegon: سيماراڠ, translit. Semarang) adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kota Ungaran. Kabupaten ini berbatasan dengan Kota Semarang di Utara; Kabupaten Demak dan Kabupaten Grobogan di Timur; Kabupaten Boyolali di Timur dan Selatan; serta Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung, dan Kabupaten Kendal di Barat. Kota Salatiga adalah enklave dari Kabupaten Semarang. Jumlah penduduk kabupaten Semarang di tahun 2021 sebanyak 1.053.094 jiwa,[1] dengan Slogan kabupaten ini adalah sebagai Bumi Serasi yang merupakan akronim dari "Sehat, Rapi, Aman, Sejahtera, dan Indah".

Geografi[sunting | sunting sumber]

Batas wilayah[sunting | sunting sumber]

Batas wilayah administrasi Kabupaten Semarang meliputi:

Utara Kota Semarang dan Kabupaten Demak
Timur Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Grobogan
Selatan Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Magelang
Barat Kabupaten Kendal dan Kabupaten Temanggung

Ditengah-tengah wilayah ini terdapat Kota Salatiga. Rata-rata ketinggian tempat di Kabupaten Semarang 544,21 meter di atas permukaan laut. Daerah terendah di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran. Daerah tertinggi di Desa Batur Kecamatan Getasan.

Topografi[sunting | sunting sumber]

Ungaran, ibu kota kabupaten ini, tepat berbatasan dengan Kota Semarang. Bagian timur wilayah kabupaten ini merupakan dataran tinggi dan perbukitan. Sungai besar yang mengalir adalah Sungai Tuntang. Di bagian barat wilayahnya berupa pegunungan, dengan puncaknya Gunung Ungaran (2.050 meter) di perbatasan dengan Kabupaten Kendal, serta Gunung Merbabu (3.141 meter) di barat daya.

Kabupaten Semarang dilintasi jalan negara yang menghubungkan Surakarta, dan Jogja dengan Kota Semarang atau lebih dikenal dengan "JOGLO SEMAR". Angkutan umum antar kota dilayani dengan bus, yakni di terminal bus Sisemut (Ungaran), Bawen, dan Ambarawa. Beberapa rute angkutan regional adalah: Semarang-Surakarta, Semarang-Jogja, dan Semarang-Purwokerto, sedang rute angkutan lokal adalah Semarang-Ambarawa dan Semarang-Salatiga, Salatiga-Ambarawa.

Bawen merupakan kota persimpangan jalur menuju Surakarta dan menuju Yogyakarta, Purworejo, Temanggung, Wonosobo, Magelang, Banjarnegara, Purwokerto, Banyumas, Cilacap, Ciamis, Tasikmalaya, Garut hingga Bandung. Jalur kereta api Semarang-Yogyakarta merupakan salah satu yang tertua di Indonesia, namun saat ini tidak lagi dioperasikan, sejak meletusnya Gunung Merapi yang merusakkan sebagian jalur tersebut. Jalur lain yang kini juga tidak beroperasi adalah Ambarawa-Tuntang-Kedungjati. Di Ambarawa terdapat Museum Kereta Api. Kereta api uap dengan rel bergerigi kini digunakan sebagai jalur wisata dengan rute Ambarawa-Bedono, di samping itu telah dikembangkan kereta wisata Ambarawa-Tuntang PP dengan menyusuri tepian Rawapening.

Kota Salatiga terletak di tengah-tengah wilayah Kabupaten Semarang, berada di jalur utama Semarang-Surakarta.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Semarang pertama kali didirikan oleh Raden Kaji Kasepuhan (dikenal sebagai Ki Pandan Arang II) pada tanggal 2 Mei 1547 dan disahkan oleh Sultan Hadiwijaya. Kata "Semarang" konon merupakan pemberian dari Ki Pandan Arang II, ketika dalam perjalanan ia menjumpai deretan pohon asam (Bahasa Jawa: asem) yang berjajar secara jarang (Bahasa Jawa: arang-arang), sehingga tercipta nama Semarang.

Residentie Semarang di tahun 1889.

Ketika masa pemerintahan Bupati Raden Mas Soeboyono, pada tahun 1906 Pemerintah Hindia Belanda membentuk Kotapraja (gemente) Semarang, sehingga terdapat dua sistem pemerintahan, yaitu kotapraja yang dipimpin oleh burgenmester, dan kabupaten yang dipimpin oleh bupati.

Kabupaten Semarang secara definitif ditetapkan berdasarkan UU Nomor 13 tahun 1950 tentang pembentukan kabupaten-kabupaten dalam lingkungan provinsi Jawa Tengah. Pada masa pemerintahan Bupati Iswarto (1969-1979), ibu kota Kabupaten Semarang secara de facto dipindahkan ke Ungaran. Sebelumnya pusat pemerintahan berada di daerah Kanjengan (Kota Semarang).

Pada tahun 1983, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1983 tentang Pemindahan Ibu kota Kabupaten Semarang ke Kota Ungaran di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang, Kota Ungaran yang sebelumnya berstatus sebagai kota kawedanan ditetapkan sebagai ibu kota Kabupaten Semarang, yang sebelumnya berada di wilayah Kotamadya Semarang. Sejak itulah setiap tanggal 20 Desember 1983 ditetapkan sebagai hari jadi Kota Ungaran sebagai ibu kota Kabupaten Semarang.

Pada tahun 2005, kecamatan Ungaran dimekarkan menjadi dua, yakni Ungaran Barat, Semarang dan Ungaran Timur, Semarang.

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Daftar Bupati[sunting | sunting sumber]

No Potret Bupati Awal Jabatan Akhir Jabatan Wakil Bupati Keterangan
1 Ki Pandan Arang II (Pangeran Mangkubumi I) 1547 1553 Tidak ada
2 Raden Ketib ( Ki Pandan Arang III ) 1553 1586
3 * Astrayuda
* Menggala
* Nayamarta
1586 1589
4 * Waraganaya
* Nayamerta
* Aryawangsa
1589 1631
5 Pangeran Mangkubumi II (Kyai Khalifah) 1631 1657
6 Mas Tumenggung Tambi 1657 1659
7 Mas Tumenggung Wongsorejo 1659 1666
8 Mas Tumenggung Prawiroprojo 1666 1670
9 Mas Tumenggung Alap-Alap 1670 1674
10 Kyai Mertonoyo
(Kyai Tumenggung Yudonegoro atau Kyai Adipati Suromenggolo)
1674 1713
11 Raden Mertoyudo (Raden Suminingrat) 1713 1723
12 Tumenggung Astroyudo 1723 1742
13 Raden Suminingrat (Surohadimenggolo I) 1743 1751
14 Martowijoyo
(Sumowijoyo, Sumonegoro, atau Surohadimenggolo II)
1751 1773
15 Surohadimenggolo IV 1773 1778
16 Surohadimenggolo V (Kanjeng Terboyo) 1778 1841
17 Surohadimenggolo VI 1841 1845
18 Raden Tumenggung Surahadiningrat 1845 1855
19 Mas Ngabehi Reksonegoro 1855 1860
20 R. T. P. Suryokusumo 1860 1887
21 R. T. P. Reksodirjo 1887 1891
22 R. M. T. A. Purbaningrat 1891
23 Raden Tjokrodipuro 1891 1897
24 R. M. Subijono 1897 1942
25 R. M. Amin Sujitno 1942
26 R. M. A. A. Soekarman Mertohadinegoro 1942 1945
Masa Pemerintahan Indonesia
27 R. Soedijono Taroena Koesoemo 1945 Tidak ada
28 M. Soemardjito Prijohadisoebroto 1946 1949
29 R. M. Condronegoro 1949 1949
30 M. Soemardjito Prijohadisoebroto 1949 1952
31 R. Oetoyo Kusumo 1952 1956
32 Drs. Iswarto 1969 1979
33
Ir. Soesmono Martosiswojo 1979 1985
34 Drs. Sardjono 1985 1987
35 Drs. Hartomo 1987 1992
36 Drs. Sudijatno 1992 1999
37
H. Bambang Guritno, S.E., M.M. 1999 2006 * Ir H Muhammad Tamzil (2000 - 2003)
* Hj. Siti Ambar Fathonah ( 2003 - 2006)
38 Hj. Siti Ambar Fathonah, S.PdI 2006 2010
39
dr. H. Mundjirin ES, Sp.OG 2010 2015 Ir. Warnadi, MM.
Ir. Sujarwanto Dwiatmoko, M.Si. 3 November 2015 17 Februari 2016 Lowong Penjabat Bupati.[6]
(39)
dr. H. Mundjirin ES, Sp.OG 17 Februari 2016 17 Februari 2021 Ngesti Nugraha, SH. Periode kedua.[7]
40
Ngesti Nugraha, SH 26 Februari 2021 Petahana M Basari


Dewan Perwakilan[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Semarang dalam tiga periode terakhir.[8][9]

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2009–2014 2014–2019 2019–2024
PKB 5 Steady 5 Steady 5
Gerindra (baru) 3 Kenaikan 5 Penurunan 4
PDI-P 8 Kenaikan 11 Kenaikan 16
Golkar 5 Steady 5 Penurunan 4
NasDem (baru) 0 Kenaikan 3
PKS 4 Kenaikan 5 Penurunan 4
PPP 5 Penurunan 3 Kenaikan 6
PAN 5 Penurunan 3 Kenaikan 4
Hanura (baru) 3 Kenaikan 4 Penurunan 2
Demokrat 6 Penurunan 4 Penurunan 2
PKPI 1 Penurunan 0 Steady 0
Jumlah Anggota 45 Steady 45 Kenaikan 50
Jumlah Partai 10 Penurunan 9 Kenaikan 10


Kecamatan[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Semarang memiliki 19 kecamatan, 27 kelurahan, dan 208 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 1.008.646 jiwa dengan luas wilayah 950,21 km² dan sebaran penduduk 1.061 jiwa/km².[10][11]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Semarang, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Status Daftar
Desa/Kelurahan
33.22.10 Ambarawa 8 2 Desa
Kelurahan
33.22.16 Bancak 9 Desa
33.22.20 Bandungan 1 9 Desa
Kelurahan
33.22.07 Banyubiru 10 Desa
33.22.11 Bawen 2 7 Desa
Kelurahan
33.22.13 Bergas 4 9 Desa
Kelurahan
33.22.12 Bringin 16 Desa
33.22.01 Getasan 13 Desa
33.22.08 Jambu 1 9 Desa
Kelurahan
33.22.17 Kaliwungu 11 Desa
33.22.05 Pabelan 17 Desa
33.22.15 Pringapus 1 8 Desa
Kelurahan
33.22.04 Suruh 17 Desa
33.22.03 Susukan 13 Desa
33.22.09 Sumowono 16 Desa
33.22.02 Tengaran 15 Desa
33.22.06 Tuntang 16 Desa
33.22.18 Ungaran Barat 5 6 Desa
Kelurahan
33.22.19 Ungaran Timur 5 5 Desa
Kelurahan
TOTAL 27 208

Pendidikan umum[sunting | sunting sumber]

  • Fasilitas Taman Kanak-Kanak berjumlah 338 buah. hanya 1 taman kanak-kanak milik pemerintah yang terletak di Kecamatan Bergas. Lainnya dikelola swasta.
  • Fasilitas Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kabupaten Semarang hanya berjumlah 13 buah (2 SLB Negeri dan 11 SLB Swasta).
  • Fasilitas SD sebagian besar milik pemerintah, yaitu berjumlah 501 buah dan hanya 32 SD swasta.
  • Fasilitas SLTP berjumlah 94 buah pada tahun 2009 yaitu 51 SLTP Negeri dan 43 SLTP Swasta,
  • Fasilitas SLTA berjumlah 25 SLTA dan yang dikelola oleh pemerintah hanya 11 SLTA,
  • Perguruan Tinggi Umum di Kabupaten Semarang hanya tersedia 4 buah, terletak di Kecamatan Getasan 3 buah dan di Kecamatan Ungaran Barat 1 buah.
  • Satuan Pendidikan Non Formal negeri berjumlah 2 SKB (Sanggar Kegiatan Belajar), yaitu UPTD SPNF SKB Ungaran dan UPTD SPNF SKB Susukan. SKB menyelenggarakan pendidikan non formal diantaranya: PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), Pendidikan Kesetaraan Paket A, Paket B, Paket C, Pendidikan Kursus dan Pelatihan, Pendidikan Keaksaraan, Pendidikan Kecakapan Hidup, dan pendidikan non formal lainnya.

Pendidikan agama[sunting | sunting sumber]

  • Jumlah fasilitas pendidikan agama Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kabupaten Semarang berjumlah 162 buah yang terdiri dari 6 MI Negeri dan 156 MI Swasta. Terbanyak di Kecamatan Ungaran Barat dan terkecil di Kecamatan Pringapus.
  • Fasilitas pendidikan agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) tercatat sebanyak 32 buah yang terdiri dari 1 MTs Negeri dan 31 MTs Swasta dan terbanyak terdapat di Kecamatan Ungaran Barat.
  • Madrasah Aliyah tercatat sebanyak 7 buah yang terdiri dari 2 MA Negeri dan 5 MA Swasta.
  • Perguruan Tinggi Agama Islam di Kabupaten Semarang ada 1 buah dan 3 buah Perguruan Tinggi Agama Kristen dengan status kepemilikan swasta.

Sarana Rehabilitasi Sosial[sunting | sunting sumber]

Panti asuhan di Kabupaten Semarang berjumlah 26 buah sedangkan panti sosial bina remaja 1 buah dan panti sosial tresna werdha sebanyak 3 buah, panti sosial grahita 4 buah, panti sosial bina laras 2 buah. Jumlah seluruh penghuni panti asuhan sebanyak 1.405 jiwa.

Penduduk[sunting | sunting sumber]

Jumlah penduduk Kabupaten Semarang pada tahun 2009 sebanyak 978.253 jiwa yang terdiri dari 497.227 jiwa (51%) penduduk laki-laki dan 493.431 jiwa (49%) penduduk perempuan. Jumlah penduduk tersebut tersebar ke-19 kecamatan yang menjadi wilayah Kabupaten Semarang dengan jumlah penduduk terendah adalah di Kecamatan Bancak dengan jumlah penduduk 25.917 jiwa dan kecamatan yang paling banyak penduduknya adalah di Kecamatan Ungaran Barat dengan jumlah penduduk sebanyak 93.012 jiwa. Adapun rasio jenis kelaminnya tampak tidak terlalu banyak selisih yaitu hampir rata-rata di semua kecamatan, namun di Kecamatan Tengaran rasionya tertinggi yaitu 1,3%, dan terendah di Kecamatan Susukan sebesar 0,9%.

Komposisi penduduk menurut kelompok usia dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu usia produktif dan usia non produktif, sedangkan untuk usia non produktif sendiri dibedakan menjadi 2 (dua) lagi, yaitu usia belum produktif (usia sekolah) dan usia tidak produktif. Kelompok usia > 65 belum produktif (usia sekolah 15–64 Tahun; adalah antara usia 0 sampai 14 tahun yang merupakan tanggungan orang tua, karena mereka belum bisa bekerja, sedangkan yang termasuk dalam usia tidak produktif adalah usia 60 tahun ke atas. Adapun untuk usia produktif adalah usia antara 15 tahun sampai dengan usia 64 tahun. Berdasarkan jumlah penduduk menurut kelompok umur, maka kelompok umur tertinggi adalah kelompok umur 15–64 tahun dengan jumlah penduduk 724.896 jiwa atau sekitar 73% sedangkan kelompok umur terkecil adalah kelompok umur diatas 65 tahun dengan jumlah penduduk 65.974 jiwa atau 7% dari jumlah penduduk Kabupaten Semarang.

Wilayah yang mempunyai kepadatan atau sebaran permukiman yang padat yaitu daerah pusat kota (Kecamatan Ungaran), wilayah di sepanjang koridor Semarang-Bawen maupun wilayah yang berbatasan langsung dengan Kota Semarang dan Kota Salatiga. Hal ini, karena wilayah tersebut merupakan daerah tujuan atau limpahan penduduk dari Kota Semarang dan Kota Salatiga. Sedangkan wilayah yang memiliki sebaran permukiman yang relatif tidak padat yaitu wilayah Kecamatan Bancak maupun daerah yang berada jauh dari pusat kota.

Agama[sunting | sunting sumber]

Jumlah pemeluk agama Islam di Kabupaten Semarang sebesar 876.139 orang (92%) sedangkan jumlah pemeluk agama Kristen Protestan sebanyak 35.218 orang (4%), agama Kristen Katolik sebanyak 24.275 orang (3%), Buddha sebanyak 6.605 orang (1%), agama Hindu dan Konghucu hanya minoritas dan tercatat sebanyak 354 orang dan 400 orang.

Sarana Ibadah yang ada di Kabupaten Semarang terdiri dari masjid, langgar, gereja, pura, dan vihara. Jumlah langgar dan musala di Kabupaten Semarang cukup besar yaitu sejumlah 2.666 buah (61%) sedangkan jumlah masjid sebanyak 1.562 buah (33%). Selain itu terdapat 100 gereja (Protestan dan Katolik), 8 pura dan 5 Vihara. Terdapat dua kelenteng untuk para penganut agama Konghucu, Tao, maupun Buddha. Khusus agama Konghucu belum ada tempat khusus bagi mereka untuk beribadah, tempat Ibadah umat Khonghucu disebut Litang, sehingga klenteng tersebut sering disebut dengan Klenteng Tri Dharma karena digunakan oleh tiga agama/kepercayaan yang berbeda. Dua situs, yakni candi Gedong Songo dan candi Ngempon yang masih berfungsi sebagai tempat ibadah dan ritual para penganut agama Hindu, namun lebih sering digunakan sebagai objek wisata bagi penganut agama yang lain.

Fasilitas keagamaan lainya yang ada di Kabupaten Semarang adalah pondok pesantren yaitu sejumlah 127 buah dengan jumlah santri 13.809 orang dan jumlah kiai/ustad sebanyak 2.527 orang.

Mata pencaharian[sunting | sunting sumber]

Mata pencaharian penduduk di Kabupaten Semarang pada umumnya masih bekerja di bidang pertanian, hal ini sesuai dengan potensi wilayah Kabupaten Semarang sebagian besar masih merupakan lahan pertanian. Sedangkan posisi kedua diduduki oleh para pekerja industri, yang diperkirakan dalam beberapa tahun ke depan akan mendominasi menggantikan para pekerja bidang pertanian.

Kesehatan[sunting | sunting sumber]

Sarana kesehatan[sunting | sunting sumber]

  • RSU daerah 2 RSUD, yaitu: RSUD Ungaran dan RSUD Ambarawa,
  • RSU Swasta: RSU Bina Kasih Ambarawa, RSU Timotius Ungaran, RSU Ken Saras
  • Puskesmas: 26 buah tersebar di seluruh Kecamatan
  • Posyandu 1.604 unit
  • Polindes 163 unit
  • Puskesmas Pembantu 66 unit
  • Puskesmas keliling 44 unit
  • Poliklinik 64 unit
  • Jumlah klinik dan praktik dokter 124 unit.
  • Klinik KB tercatat sebanyak 61 unit

Tenaga kesehatan[sunting | sunting sumber]

  • Dokter Umum 102 orang
  • Dokter Spesialis 42 orang
  • Dokter Gigi 38 orang
  • Perawat 394 orang
  • Bidan 342 orang
  • Ahli Kesehatan Masyarakat 70 orang
  • Apoteker 8 orang
  • Ahli Gizi 35 orang
  • Analis Laboratorium 48 orang
  • Ahli Rontgen 17 orang
  • Mantri Kesehatan --
  • Ahli Penyehatan Lingkungan 21 orang
  • Dukun Anak 354 orang
  • Bidan Desa 229 orang

Industri farmasi di Kabupaten Semarang tercatat 15 buah yang terdiri dari apotek 10 buah yang terletak di Kecamatan Ambarawa 8 buah dan Bawen 2 buah, produksi obat tradisional 5 buah yang ada di Kecamatan Ambarawa 3 buah dan Bergas 2 buah serta gudang farmasi 1 buah yang merupakan gudang farmasi milik Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang sedangkan industri narkotika tidak ada.

Pariwisata[sunting | sunting sumber]

Potensi Sumber daya alam kabupaten Semarang sangat menunjang kelangsungan hidup dan pertumbuhan kepariwisataan daerah yang secara kompetitif unggul. Gunung Ungaran dan Gunung Merbabu yang berdekatan ditandu Gunung Telomoyo, Gunung Gajah Mungkur, Gunung Mergi serta perbukitan dengan Rawa Pening dan sungai Tuntang merupakan sumber daya alami yang mampu memposisikan daerah ini sejajar lebih tinggi dari daerah tujuan wisata lain di Jawa Tengah. Didukung oleh kemudahan aksesibilitas jalur lalu lintas ekonomi menuju semua objek wisata, menjadikan paket perjalanan wisata dapat mencapai banyak objek wisata dalam waktu yang singkat.

Wisata alam

Wisata sejarah

Wisata keluarga

Wisata pancing

Wisata pemandian

Wisata desa

Wisata religi[sunting | sunting sumber]

Terletak di Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat. Merupakan makam keluarga Bambang Kertonadi yang diyakini masyarakat sebagai wali, penyiaran Agama Islam. Mempunyai legenda terjadinya desa Nyatnyono. Air muncul yang ada di sendang Nyatnyono di sekitar makam dipercaya orang dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan dikenal dengan nama sendang Kalimah Thoyibah.

Terletak di Gunung Kalong, Susukan yang dari puncaknya dapat melihat kota Ungaran. Di sini terdapat Vihara Buddha-Gaya yang hampir setiap tahun sekali dikunjungi masyarakat untuk melaksanakan nadar/kaul. Mempunyai legenda Pandanaran sebagai terjadinya Desa Susukan. Lokasi wisata ini pada tahun 2003 masuk MURI dengan naga terpanjangnya.

Terletak di Panjang, Ambarawa, Semarang, merupakan tempat bagi umat Katolik untuk menikmati ziarah sambil mengenang kehidupan Yesus Kristus 2000 tahun yang lalu, dengan memvisualisasikan beberapa tempat di israel yang dihadirkan dalam bentuk Taman Doa.

Terletak di Desa Jetak, Getasan, merupakan kediaman para rubiah Katolik dari Ordo Trapis, sering dikunjungi umat yang hendak melakukan retret ataupun tamu yang hendak membeli produk-produk yang dihasilkan oleh mereka.

Kuliner daerah[sunting | sunting sumber]

Masakan[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Semarang mempunyai beberapa masakan khas, di antaranya:

Minuman[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Semarang mempunyai beberapa makanan minuman khas, di antaranya:

Jajanan pasar[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Semarang mempunyai beberapa makanan jajan pasar khas, di antaranya:

Oleh-oleh[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Semarang mempunyai beberapa oleh-oleh khas, di antaranya:

Transportasi[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Semarang dilintasi dari dan ke Purwokerto , Yogyakarta , Surakarta , Purwodadi Dan Magelang

Angkutan Umum[sunting | sunting sumber]

Terminal Bawen adalah Terminal TIpe A di Kecamatan Bawen, banyak Bus Antar Kota Antar Provinsi maupun Antar Kota Dalam Provinsi yang sangat mudah ditemui.

Angkutan Kereta Api[sunting | sunting sumber]

Stasiun Ambarawa, Stasiun Bedono, Stasiun Jambu dan Stasiun Tuntang Merupakan Stasiun wisata di Kabupaten Semarang, Setelah sempat nonaktif dan di buka kembali untuk wisata pengunjung. Rencananya, jalur kereta api dari tuntang ke kedungjati, akan direaktivasi. Masyarakat bisa naik kereta api lagi tanpa harus naik angkutan umum, serta untuk penunjang pariwisata di Jawa Tengah.

Transportasi Udara[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Semarang Tidak punya Bandara, kebanyakan masyarakat memilih:

Ekonomi[sunting | sunting sumber]

Penyumbang PDRB terbesar di Kabupaten Semarang pada tahun 2008 adalah sektor industri pengolahan (48%) kemudian sektor perdagangan, hotel dan restoran (23%). Dua sektor tersebut selalu menyumbang PDRB dan meningkat secara signifikan pada setiap tahunnya. PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2008 adalah sebesar 9.284.507,64 dengan rincian PDRB per sektor berikut ini:

  • Pertanian sebesar Rp. 1.354.111,81
  • Pertambangan dan penggalian sebesar Rp. 11.163,82
  • Industri pengolahan sebesar Rp. 4.052.317,23
  • Listrik, gas, dan air bersih sebesar Rp. 121.282,71
  • Bangunan sebesar Rp. 372.681,14
  • Perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp. 1.915.822,89
  • Pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp. 248.784,30
  • Keu. persewaan dan jasa perusahaan sebesar Rp. 372.326,77

Industri[sunting | sunting sumber]

Industri kecil yang ada di Kabupaten Semarang seluruhnya berjumlah 1439 buah yang meliputi industri makanan 519 unit (36%), kayu 290 unit (20%) dan kain tenun 183 unit (13%) serta industri kecil lainnya 318 unit (22%). Dari sekian banyak jenis industri kecil tersebut, industri makanan merupakan industri kecil terbanyak yang ada di Kabupaten Semarang dan setiap tahunnya semakin bertambah. Pada tahun 2009 menjadi 1.355 unit dengan peningkatan jumlah tenaga kerja sebesar 2.200 orang menjadi 12.053 orang. Adapun jumlah nilai produksi industri kecil menengah ini sebesar 140 miliar rupiah. Jumlah industri besar yang ada di Kabupaten Semarang tercatat 183 unit dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 76.954 orang. Jumlah nilai produksinya pun cukup besar yaitu mencapai 5 triliun rupiah.

Industri rumah tangga tercatat 9.405 unit dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 680.410 orang. Jumlah pasar tradisional di Kabupaten Semarang berjumlah 33 buah, pasar swalayan 4 buah serta pasar grosir sebanyak 2 buah. Adapun berdasarkan jenis bangunannya 33 unit pasar sudah merupakan pasar bangunan permanen. Semeentara itu, jumlah restoran sebanyak 7 unit dan rumah makan sebanyak 58 unit.

Jumlah koperasi di Kabupaten Semarang sebanyak 591 buah dengan total jumlah koperasi aktif sebesar 549 buah sedangkan jumlah KUD hanya 14 buah. Pengusaha di Kabupaten Semarang terkelompok menjadi pengusaha kecil, pengusaha menengah dan pengusaha besar. Jumlah pengusaha kecil tercatat sebanyak 3.295 orang, pengusaha besar hanya sebanyak 166 orang. Jumlah penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Semarang, terbesar dari jenis usaha besar yaitu sebesar 71%, penyerapan tenaga kerja usaha menengah hanya sekitar 2,7% sedangkan jenis usaha kecil dapat menyerap tenaga kerja sebesar 10,3%

Lembaga keuangan[sunting | sunting sumber]

Lembaga keuangan merupakan salah satu elemen vital dalam pertumbuhan daerah hal mana arus perputaran uang yang cukup tinggi dapat meningkatkan kemajuan daerah tersebut. jumlah perbankan di Kabupaten Semarang tercatat 6 buah yang merupakan milik pemerintah dan 24 buah milik swasta nasional serta 2 buah bank milik pemerintah daerah. Adapun lembaga non perbankan yang ada di Kabupaten Semarang berbentuk modal ventura dan lembaga keuangan mikro yang masing-masing berjumlah 4 dan 256 unit.

Jumlah PMA di Kabupaten Semarang pada tahun 2009 sebanyak 8 buah Tingkat investasi PMA tahun 2008 adalah senilai Rp.259.550.000.000,- dan tingkat investasi PMDN adalah senilai Rp.15.000.000.000,- dan terbesar investasi tersebut dialokasikan pada sektor industri pengolahan. Adapun total investasi swasta di Kabupaten Semarang adalah sejumlah Rp. 277.550.000.000,-

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b "Kabupaten Semarang Dalam Angka 2021" (pdf). www.semarangkab.bps.go.id. hlm. 82. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-01. Diakses tanggal 1 Oktober 2021. 
  2. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama DUKCAPIL
  3. ^ "Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten Kota dan Agama di Provinsi Jawa Tengah, 2020". Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. 14 April 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-13. Diakses tanggal 4 Maret 2022. 
  4. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2019-2020" (pdf). www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 1 Oktober 2021. 
  5. ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (pdf). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). hlm. 8. Diakses tanggal 1 Oktober 2021. 
  6. ^ https://jateng.tribunnews.com/2015/11/03/sujarwanto-dwiatmoko-resmi-dilantik-jadi-pj-bupati-semarang
  7. ^ https://liputan6.com/regional/read/2437564/inilah-17-wali-kota-dan-bupati-baru-di-jawa-tengah
  8. ^ "Kabupaten Semarang Dalam Angka 2018". Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang. 16-08-2018. Diakses tanggal 20-03-2023. 
  9. ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Semarang 2019-2024
  10. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  11. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]