Junai emas

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Junai emas
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Caloenas

Spesies:
C. nicobarica
Nama binomial
Caloenas nicobarica
(Linnaeus, 1758)

Junai emas atau dalam nama ilmiahnya Caloenas nicobarica adalah sejenis merpati berukuran sedang, dengan panjang sekitar 34 cm, dari salah satu genus burung merpati Caloenas.

Burung Junai emas memiliki bulu berwarna hitam keabuan dilapisi dengan hijau keemasan mengilap di bagian leher, mantel, punggung, dan sayapnya. Bulu leher dan sayap memanjang. Paruhnya berwarna hitam dengan sedikit benjolan di pangkalnya. Jantan dan betina serupa. Burung dewasa memiliki ekor pendek berwarna putih, kaki abu-abu dengan cakar kuning. Burung muda berwarna kehitaman dengan bulu leher pendek[1] dan kaki kecokelatan.

Populasi junai emas tersebar di kepulauan di daerah Asia Tenggara. Habitatnya adalah hutan hujan tropis, hutan pantai, hutan bakau, dan hutan-hutan dataran rendah. Burung ini ditemukan di pulau Andaman, Nicobar, pulau-pulau kecil di sekitar Jawa, Sumatra, Sulawesi, Nusa Tenggara, Irian, Thailand, Filipina, Palau, dan Kepulauan Solomon. Spesies ini banyak ditemukan dan berkembang biak di pulau yang tidak dihuni oleh manusia.

Burung junai emas bersarang di atas pohon atau semak, dengan ketinggian antara dua sampai dua belas meter dari permukaan tanah. Sarangnya terbuat dari ranting-ranting yang ditata tidak beraturan. Burung betina biasanya menetaskan sebutir telur berwarna putih, yang dierami oleh kedua induknya.

Junai emas adalah spesies terestrial. Burung ini banyak menghabiskan waktunya di permukaan tanah, mencari makanan. Pakan burung junai emas terdiri dari aneka biji-bijian, buah-buahan yang jatuh di tanah, dan berbagai jenis hewan kecil.

Burung junai emas memiliki daerah sebaran yang luas, tetapi hilangnya habitat hutan, penangkapan liar untuk perdagangan serta pengenalan hewan-hewan asing di habitatnya seperti anjing, kucing, dan tikus mengancam keberadaan spesies ini. Junai emas dievaluasikan sebagai hampir terancam di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix I.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Robson, Craig (2007). NEW HOLLAND FIELD GUIDE TO THE BIRDS OF SOUTH-EAST ASIA : THAILAND, PENINSULAR MALAYSIA, SINGAPORE, VIETNAM, CAMBODIA, LAOS, MYANMAR. London: New Holland. hlm. 82. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]