Jembatan Youtefa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jembatan Youtefa
Koordinat2°35′42″S 140°42′49″E / 2.5951°S 140.7135°E / -2.5951; 140.7135
Moda transportasi4 lajur
MelintasiTeluk Youtefa
LokalJayapura, Provinsi Papua
Nama resmiJembatan Youtefa
Karakteristik
DesainPelengkung Baja (Continous Steel Arch Bridge)
Bahan bakuBaja Struktur Mutu BJ55
Panjang total732 meter (2.402 ft)
Lebar21 meter (69 ft)
Tinggi20 meter (66 ft)
Bentang terpanjang150 meter (492 ft)
Jumlah bentangan1 (bentang utama)
2 (keseluruhan)
Tinggi maksimum20 meter (66 ft)
Sejarah
Dibangun oleh • PT Pembangunan Perumahan, Tbk (leader)
 • PT Hutama Karya (Persero)
 • PT Nindya Karya (Persero)
PabrikanPT PAL
Diresmikan28 Oktober 2019
Lokasi
Peta

Jembatan Youtefa (sebelumnya bernama Jembatan Holtekamp[1]) adalah salah satu jembatan di Provinsi Papua yang menghubungkan Holtekamp dengan Hamadi. Jembatan Youtefa memiliki panjang 732 meter dengan lebar 21 meter.[2] Jembatan ini tergolong sebagai jembatan tipe pelengkung baja yang pertama kali dibangun di Papua.[3] Jembatan Youtefa telah dilengkapi dengan 29 unit lampu ReachElite Powercore dan dipadukan dengan Vaya Flood RGB Medium Power sebanyak 125 unit.[4]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Pembangunan Jembatan Yousefa dilakukan oleh konsorsium kontraktor PT Pembangunan Perumahan, Tbk, PT Hutama Karya (Persero), dan PT Nindya Karya (Persero) dengan total biaya pembangunan sebesar Rp 1,87 Triliun serta dukungan dana khusus APBN dari Kementerian PUPR senilai Rp 1,3 triliun.[5] Jembatan ini mulai dibangun bulan Mei 2015.

Perakitan bentang utama Jembatan Youtefa yang merupakan tipe boks baja pelengkung tidak dilakukan di lokasi jembatan, namun di PT PAL Indonesia, Surabaya, Jawa Timur. Produksi jembatan di Surabaya bertujuan meningkatkan aspek keselamatan kerja, meningkatkan kualitas pengelasan, dan mempercepat waktu pelaksanaan hingga 3 bulan. Ini merupakan pembangunan jembatan pertama kali yang jembatan pelengkungnya dibuat utuh di tempat lain kemudian dibawa ke lokasi.[6] Dari Surabaya bentang jembatan seberat 2000 ton dan panjang 112,5 m ini dikirim menggunakan kapal laut dengan menempuh perjalanan sejauh 3.200 kilometer dalam waktu 19 hari.[3][7] Pemasangan bentang pertama dilakukan pada 21 Februari 2018 sedangkan bentang kedua dipasang pada 15 Maret 2018 dengan waktu pemasangan kurang lebih 6 jam.[8]

Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan 2 rekor pada proyek pembangunan Jembatan Youtefa yakni rekor pengiriman jembatan rangka baja utuh dengan jarak terjauh, dan rekor pemasangan jembatan rangka baja utuh terpanjang.[6]

Jembatan Youtefa diresmikan Presiden Joko Widodo pada 28 Oktober 2019.[9]

Penamaan[sunting | sunting sumber]

Perubahan nama Jembatan Holtekamp menjadi Jembatan Youtefa didasarkan atas permintaan masyarakat adat Tobati dan Enggros yang wilayahnya dilintasi oleh jembatan tersebut. Perubahan nama jembatan tersebut juga didasarkan atas letak jembatan yang berada di atas Teluk Youtefa.[10]

Arsitektur[sunting | sunting sumber]

Jembatan Youtefa tergolong sebagai jembatan pelengkung baja yang ada di Papua. Pembangunan Jembatan Youtefa merupakan kolaborasi antara Pemerintah Pusat Kementerian PUPR, Pemerintah Provinsi Papua, dan Pemerintah Kota Jayapura dengan pembagian sebagai berikut:

Paket Pekerjaan Panjang Sumber Pendanaan
Jembatan bentang utama 400 m
APBN
Jembatan dan jalan bentang pendekat 332 m (jembatan)

546 m (jalan)

APBD Provinsi Papua
Jalan akses sisi Hamadi 400 m
APBD Kota Jayapura
Jalan akses sisi Holtekamp 7500 m

Manfaat[sunting | sunting sumber]

Jembatan merah Youtefa membentang di atas Teluk Youtefa menghubungkan Kota Jayapura, Kampung Hamadi, dan Distrik Muara Tami. Jembatan ini juga termasuk jembatan pelengkung baja terpanjang di Papua.[10] Selesainya dibangunnya jembatan ini, pada akhirnya bisa memperpendek jarak tempuh dari Kota Jayapura menuju Distrik Muara Tami dan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw. Sebelum jembatan ini dibangun, perjalanan dari kawasan pemerintahan Kota Jayapura menuju Distrik Muara Tami menempuh jarak sejauh 35 km dengan waktu tempuh sekitar 1 jam. Tetapi saat ini apabila melewati Jembatan Youtefa maka jaraknya menjadi 12 km dengan waktu tempuh sekitar 15 menit.[10] Jembatan Youtefa menghubungkan kawasan utama Kota Jayapura dengan Distrik Muara Tami, telah menjadi salah satu faktor pendukung kebangkitan ekonomi Papua.[11] Berdasarkan data Kemenkeu, Jembatan Youtefa juga bisa mempersingkat waktu dari Kota Jayapura menuju perbatasan Skouw (perbatasan dengan Papua Nugini) dari sebelumnya menempuh waktu hingga 1,5 - 2 jam sekarang menjadi 30-40 menit.[12] Serta Jembatan Youtefa di wilayah sekitarnya juga telah menghubungkan Distrik Hamadi dengan Distrik Muara Tami di timur Jayapura telah menyingkat waktu perjalanan dari 90 menit menjadi 20 menit.[13]

Bagian distrik Muara Tami merupakan kawasan pertanian yang subur. Wilayah Koya Tengah misalnya, merupakan daerah lumbung padi, sekaligus penghasil jagung, kacang tanah, ketela rambat, sayur, buah-buahan dan ternak ayam. Jembatan Youtefa akan mempercepat pengiriman hasil-hasil pertanian ini ke kota Jayapura, tanpa harus mengitari Teluk Youtefa[11]. Sehingga secara tidak langsung akan memangkas tarif perjalanan distribusi barang-barang yang akan dijual nantinya.Adanya jembatan ini juga telah membantu mempermudah para wisatawan yang biasanya mengunjungi pusat cinderamata Distrik Hamadi, Jayapura Selatan juga akan lebih mudah untuk menuju perbatasan Indonesia – Papua Nugini, yang berada di ujung timur Muara Tami apabila ingin mengunjungi perbatasan. Saat ini Jembatan Youtefa[14] bukan sekedar simbol penting bagi kemajuan pembangunan di tanah Papua, tetapi telah menyatukan seluruh warga Indonesia.

Kemegahan[sunting | sunting sumber]

Jembatan Youtefa yang membentang sepanjang 732 meter, dan langsung diresmikan langsung oleh Presiden Jokowi pada September 2019 menjadi tonggak sejarah di Papua.[5] Karena, jembatan ini menghubungkan dua daerah penting, Jayapura dan Distrik Muara Tami. Selain menjadi penghubung antar kota di Papua, jembatan ini juga menjadi ikon wisata yang sangat menarik. Dari atas jembatan, terlihat secara jelas keindahan Teluk Youtefa. Tak hanya itu saja, Jembatan Youtefa juga menjadi tonggak sejarah di tanah Papua yang bukan hanya simbol penting pemersatu bangsa, tetapi juga sebagai simbol pentingnya sebuah kemajuan untuk membangun Papua.

Mega proyek yang dinilai mampu meringkas jarak maupun waktu ini disambut antusiasme warga Papua. Tak hanya berfungsi sebagai jalan penghubung, kekokohan dan keindahannya disebut-sebut akan memunculkan destinasi baru di dunia pariwisata. Menariknya lagi, infrastruktur ini merupakan jembatan pertama dengan konstruksi plengkung utuh yang didrop dari daerah lain.[15]

Setelah diresmikan, Jembatan Youtefa akan dijadikan sarana pendukung Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2020, yang akan diselenggarakan di tanah Papua. Kaitannya ialah, akan meringkas jarak tempuh menuju Venue beberapa cabang Olahraga yang berada di wilayah Koya, Muara Tami Dengan adanya jembatan ini diharapkan mampu menumbuhkan roda ekonomi di sektor lainnya, sehingga kesejahteraan masyarakat Papua akan semakin berkembang. Geliat kehidupan akan semakin bergairah dan menciptakan lapangan kerja baru bagi warga di sekitar Jembatan Youtefa.[16] Selain karena pemandangannya yang indah, jembatan ini juga menghubungkan satu kota dengan kota lainnya. Masyarakat bisa menghemat waktu saat beraktifitas.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Dirgantara, Adhyasta (2019-10-28). "Jembatan Holtekamp Berganti Nama Jadi Youtefa, Ini Alasannya". Okezone.com. Diakses tanggal 2019-10-29. 
  2. ^ Suwandi, Dhias (25 Mei 2019). Belarminus, Robertus, ed. "Habiskan Rp 1,8 Triliun, Ini Progres Pembangunan Jembatan Holtekamp di Papua". Kompas.com. 
  3. ^ a b "Bentang Utama Pertama Jembatan Holtekamp Tiba Lebih Cepat di Jayapura". pu.go.id. 22 Desember 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-10-26. 
  4. ^ Rachmawati, ed. (2020-08-19). "Mengenal Jembatan Youtefa, Landmark Papua yang Gambarnya Tercetak di Uang Baru Rp 75.000". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-07-26. 
  5. ^ a b Merdeka (1 April 2019). Pratomo, Harwanto Bimo, ed. "Jembatan Holtekamp Siap Diresmikan Juli 2019". Merdeka.com. 
  6. ^ a b "Menteri Basuki : Jembatan Holtekamp Jayapura Siap Diresmikan Juli 2019". pu.go.id. 2 April 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-10-26. 
  7. ^ "PUPR: Jembatan Holtekamp Jadi Solusi Kepadatan Penduduk Jayapura". Tempo.co. 2 April 2019. [pranala nonaktif permanen]
  8. ^ Janur, Katharina (16 Mar 2018). Syaiful, Anri, ed. "Soekarnopura Pengganti Nama Jembatan Holtekamp Jayapura". Liputan6.com. 
  9. ^ Negara, Kementerian Sekretariat. "Resmikan Jembatan Youtefa, Presiden Jokowi: Jadikan sebagai Momentum Papua Bangkit Maju | Sekretariat Negara". www.setneg.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-10-29. 
  10. ^ a b c Kencana, Maulandy Rizky Bayu (2019-10-28). Gideon, Arthur, ed. "Jembatan Holtekamp Berganti Nama Jadi Youtefa, Ini Alasannya". Liputan6.com. Diakses tanggal 2020-03-13. 
  11. ^ a b Sigilipoe, Tito. "Infografik: Arti penting jembatan Youtefa". Lokadata.ID. Diakses tanggal 2020-03-13. [pranala nonaktif permanen]
  12. ^ Agiesta, Fellyanda Suci. Mardani, ed. "Mengenal Youtefa, Jembatan 'Merah' Megah nan Indah Kebanggaan Papua". Merdeka.com. Diakses tanggal 2020-03-13. 
  13. ^ "Jokowi Resmikan Jembatan Youtefa, Ikon Kebanggaan Masyarakat Papua". Government Action. Diakses tanggal 2020-03-13. 
  14. ^ "Jokowi: Jembatan Youtefa Tonggak Sejarah bagi Papua". Sindonews.com. Diakses tanggal 2020-03-13. 
  15. ^ JawaPos.com (2019-11-01). "Antusiasme Warga Jayapura Menggunakan Jembatan Youtefa". baliexpress.jawapos.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-13. Diakses tanggal 2020-03-13. 
  16. ^ Banjarnahor, Donald. "Diresmikan Jokowi, Jembatan Youtefa Jadi Solusi Bagi Jayapura". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2020-03-13.