Jeanne dari Flandria

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Patung Jeanne, Comtesse Flandria
Jeanne sebagai Comtesse Flandria

Jeanne, disebut dari Konstantinopel (1194 – 5 Desember 1244) merupakan seorang Comtesse Flandria dan Hainaut.

Ia merupakan putri sulung Baudouin IX dari Flandria, yang juga adalah (sebagai Baudouin VI) comte Hainaut dan juga Kaisar Konstantinopel. Ibundanya adalah Marie dari Champagne.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1202 Baudouin pergi ke Perang Salib Keempat, dan Marie bergabung dengannya dua tahun kemudian, meninggalkan Jeanne dan saudarinya yang masih bayi di dalam perawatan pamandanya Philippe dari Namur.

Ibunda Jeanne meninggal pada bulan Agustus 1204, dan ayahandanya menyusul setahun kemudian, membuatnya menjadi seorang yatim piatu pada usianya yang kelima tahun di bawah perlindungan Philippe dari Namur. Ia kemudian melanjutkan perwaliannya, memerintah atas namanya daripada nama ayahandanya. Tak lama kemudian Philippe menempatkan keponakan-keponakannya kedalam posisi yang sulit. Ia dijodohkan dengan putri Raja Philippe II dari Prancis, dan memberikan hak asuh kepada kedua anak perempuan tersebut. Selama mereka di Prancis mereka menjadi akrab dengan Ordo Sistersian, yang kemungkinan di bawah pengaruh Blanca dari Kastilia, calon Permaisuri Prancis.[1]

Philippe II pada gilirannya setuju untuk menjual hak asuh mereka untuk Enguerrand de Coucy, yang kemungkinan berencana untuk menikahi Jeanne pada saat ia berusia matang. Namun rencana tersebut gagal, dan pada akhirnya ia menikah dengan Fernando, Comte Flandria di Paris pada bulan Januari 1212. Ia merupakan keponakan bibi buyut Jeanne melalui pernikahan Matilde dari Portugal.

Di dalam perjalanan mereka ke Flandria pasangan pengantin baru itu ditangkap oleh sepupu pertama Jeanne Louis (calon Louis VIII dari Prancis), putra sulung Philippe Augustus dan istri pertamanya, bibi Jeanne yang dikenal sebagai Isabelle dari Hainaut. Tujuan Louis adalah untuk mendapatkan maskawin ibundanya yang telah tiada, sebuah wilayah besar Flemish termasuk Artois, yang diambil oleh ayahanda Jeanne secara paksa setelah kematian Isabelle.

Dibebaskan setelah konsesi ini, Jeanne dan Fernando segera bergabung dengan sekutu lama ayahandanya, Raja John dari Inggris (pamandanya), dan Kaisar Otto IV, di dalam persekutuan melawan Prancis. Mereka dengan telak dikalahkan di dalam Bouvines pada bulan Juli 1214, dimana Fernando ditawan.

Jeanne dari Konstantinopel

Fernando tinggal di tangan Prancis selama dua belas tahun, sementara Jeanne memerintah seorang diri. Selama periode ini Jeanne berselisih dengan saudarinya Marguerite atas warisan yang terakhir, masalah rumit mengenai pertanyaan validasi dari kedua pernikahan Marguerite. Sebuah perang di antara saudari akhirnya pecah, yang hanya menambah kesulitan dari wabah kelaparan.

Ia membebaskan kelompok tertentu dari pajak untuk mendorong industri. Contohnya adalah bahwa pemukim di Kortrijk, yang tidak perlu membayar pajak kekayaan, untuk mempromosikan penenunan wol di dalam kota.[2]

Pada tahun 1225 seorang pria yang mengaku sebagai ayahanda Jeanne Baudouin, kembali setelah dua belas tahun. Ia segera menjadi fokus dari sebuah pemberontakan populer. Ia disambut dengan ucapan selamat dari pembebasannya dari tahanan oleh Henry III dari Inggris, tetapi ketika ia bertemu dengan Louis VIII, ia gagal untuk menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan kepadanya.[3] Seorang pendeta mengenalinya sebagai seorang dari Bourgogne yang bernama Bertrand dari Ray. Ia kemudian melarikan diri namun dapat ditangkap oleh Louis, dan dikirim ke Jeanne dan dieksekusi pada tahun 1226.

Pada tahun 1226, Jeanne menandatangani Perjanjian Melun dengan Louis VIII dari Prancis, dimana ia harus membayar sebesar 50,000 livre untuk membebaskan suaminya.[4] Fernando dibebaskan pada awal tahun selanjutnya oleh Blanca dari Kastilia, yang putranya yang masih bocah Louis IX baru saja naik takhta, di dalam upaya untuk menciptakan lebih banyak dukungan untuk pemerintahan minoritas baru di Prancis.[5]

Pernikahan[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1212 ia menikah dengan Fernando dari Portugal. Setelah ia meninggal, Simon de Montfort mencoba untuk meminangnya. Karena Simon masih setia kepada Henry III dari Inggris pada titik ini, tidak akur dengan mahkota Prancis. Blanca dari Kastilia, yang sekarang menjadi Ibu Suri Prancis, sebaliknya mendesak Jeanne untuk menikah dengan Tommaso, Comte Flandria.[6] Mereka menikah pada tahun 1237, tetapi pernikahan tersebut tanpa keturunan.

Kehidupan Beragama[sunting | sunting sumber]

Comtesse Jeanne mempromosikan dan mendirikan beberapa biara dan Béguinage disekitar Flandria. Terdapat patungnya di béguinage, Kortrijk[7] dan Santa Elisabeth kuno di Ghent. Ia juga mendukung beberapa rumah sakit dan leprosarium.

Didahului oleh:
Baudouin VI/IX
Comtesse Flandria dan Hainaut
1205–1244
dengan Fernando dari Portugal
1212–1233
dengan Tommaso dari Savoia
1237–1244
Diteruskan oleh:
Marguerite I/II

Catatan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Wheeler and Parsons. hlm. 193.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  2. ^ Fegley. hlm. 124.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  3. ^ Mortimer. hlm. 308.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  4. ^ Abulafia. hlm. 406.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  5. ^ Weiler Burton, Schofield and Stöber. hlm. 53.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  6. ^ Goldstone. hlm. 78–79.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  7. ^ Fegley. hlm. 171.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)

Referensi[sunting | sunting sumber]

  • Abulafia, David. The New Cambridge Medieval History: c. 1198-c. 1300, 1999.
  • Fegley, R. (2002). The Golden Spurs of Kortrijk: How the Knights of France Fell to the Foot Soldiers of Flanders in 1302, 2007. McFarland and Company Inc. 
  • Goldstone, Nancy (2009). Four Queens: The Provençal Sisters Who Ruled Europe. Phoenix Paperbacks, London. 
  • Mortimer, I. (2010). Medieval Intrigue: Decoding Royal Conspiracies. Continuum International Publishing Group. 
  • Weiler, B, Burton, J, Schofield, P and Stöber, K (2007). Thirteenth century England: Proceedings of the Gregynog Conference, 2007. The Boydell Press. 
  • Wheeler, B. and Parsons, J (2002). Eleanor of Aquitaine: Lord and Lady. Palgrave Macmillan. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]