Yesus dielu-elukan di Yerusalem

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jesus enters Jerusalem and the crowds welcome him, by Giotto, 14th century.

Yesus dielu-elukan di Yerusalem secara khusus adalah peristiwa datangnya Yesus Kristus masuk ke kota Yerusalem dengan dielu-elukan oleh orang banyak, menjelang kematian dan kebangkitan-Nya, dan ini dicatat di keempat Kitab Injil dalam Perjanjian Baru Alkitab Kristen. Kejadian ini diperingati setiap tahun oleh berbagai denominasi gereja-gereja Kristen sebagai Minggu Palma atau Minggu Palem (Inggris: Palm Sunday), yaitu hari Minggu sebelum minggu Paskah dan merupakan permulaan Pekan Suci menjelang perayaan Paskah.[1][2][3][4] Menurut Injil Yohanes, peristiwa ini terjadi 5 hari sebelum Paskah Yahudi, berarti tanggal 10 bulan Nisan dalam kalender Yahudi, karena 6 hari sebelum Paskah, Yesus dijamu makan di rumah Simon si kusta di Betania (Yohanes 12:1) dan keesokan harinya, Yesus pergi ke Yerusalem (Yohanes 12:12).

Latar Belakang[sunting | sunting sumber]

Perjanjian Lama[sunting | sunting sumber]

  • Zakharia 9:9 menubuatkan "Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda."

Penggenapan: Matius 21:4–5 mengutip ayat di atas, ketika mencatat peristiwa masuknya Yesus ke Yerusalem dengan meriah: "Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: Katakanlah kepada puteri Sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda." Sedangkan Yohanes 12:1 mengutip "Jangan takut, hai puteri Sion, lihatlah, Rajamu datang, duduk di atas seekor anak keledai." Injil Yohanes mengakui bahwa mula-mula murid-murid Yesus tidak mengerti akan hal itu, tetapi sesudah Yesus dimuliakan, teringatlah mereka, bahwa nas itu mengenai Dia, dan bahwa mereka telah melakukannya juga untuk Dia.[5]

"TUHAN akan maju berperang melawan bangsa-bangsa itu seperti Ia berperang pada hari pertempuran. Pada waktu itu kaki-Nya akan berjejak di bukit Zaitun yang terletak di depan Yerusalem di sebelah timur."
Ini dianggap sebagai nubuatan kedatangan Mesias ke Yerusalem dari arah "Bukit Zaitun"[3] seperti yang juga disinggung oleh sejarahwan Flavius Yosefus dalam tulisan-tulisannya:[6]
Penggenapan: Keempat Injil – Matius 21:1, Markus 11:1, Lukas 19:28, dan Yohanes 12:12 – menyebutkan bahwa Yesus memang datang dari arah timur Yerusalem, yaitu jalan yang dari Yerikho, melewati Betania, masuk ke Yerusalem melalui gerbang sebelah timurnya.

  • Meriahnya arak-arakan masuk ke Yerusalem dan daun-daun palem menyerupai perayaan kemerdekaan orang Yahudi di Kitab 1 Makabe 13:51 yang menuliskan:[4]

"Dan masuk ke dalamnya... dengan ucapan syukur, dan ranting-ranting dari pohon palem, dan dengan kecapi dan ceracap, dan dengan biola dan pujian dan nyanyian."

  • Binatang keledai dalam tradisi timur merupakan lambang binatang yang damai, tidak seperti kuda, yang melambangkan binatang peperangan.[7] Karenanya, seorang raja akan datang menunggangi kuda jika hendak berperang dan naik keledai jika hendak menunjukkan bahwa ia datang dengan damai. Yesus datang menunggangi keledai melambangkan kedatangan-Nya sebagai Raja Damai, bukan untuk berperang.[7][8]
  • Mazmur 118:24–26 menulis pujian: "Diberkatilah dia yang datang dalam nama TUHAN! Kami memberkati kamu dari dalam rumah TUHAN. Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita. Ikatkanlah korban hari raya itu dengan tali, pada tanduk-tanduk mezbah. Allahku Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu, Allahku, aku hendak meninggikan Engkau."

Penggenapan: Keempat Injil – Matius 21:8–9, Markus 11:8–10, Lukas 19:36–38 dan Yohanes 12:13 – mencatat orang banyak menyanyikan kata-kata ini ketika mengelu-elukan Yesus yang memasuki Yerusalem. Tanpa disadari, mereka menyambut korban hari raya yang akan dipersembahkan menjadi korban penebus dosa bagi seluruh umat manusia, tepat pada hari raya Paskah.

  • Tanggal 10 bulan Nisan bertepatan dengan hari pemilihan domba Paskah Yahudi, sesuai Keluaran 12:3–7: "Pada tanggal 10 bulan ini diambillah oleh masing-masing seekor anak domba, menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga...Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela, berumur setahun; kamu boleh ambil domba atau kambing. Kamu harus mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini; lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya pada waktu senja. Kemudian dari darahnya haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas, pada rumah-rumah di mana orang memakannya."

Penggenapan: Yesus tiba di Yerusalem tanggal 10 Nisan dengan dielu-elukan orang banyak, sebagai domba pilihan untuk penebusan dosa seluruh umat manusia. Ia berada di Yerusalem dan sekitarnya sampai tanggal 14 Nisan, dimana Ia dibunuh, darah-Nya teroleskan di kayu salib, dari tangan kiri dan kanan-Nya, serta kepala-Nya di ambang atas salib itu.

Perjanjian Baru[sunting | sunting sumber]

  • Dalam Injil Matius, Markus dan Lukas, kedatangan Yesus Kristus ke Yerusalem terjadi setelah Ia meninggalkan kota Yerikho, di mana Ia menemui Zakheus dan menyembuhkan dua orang buta, salah satunya bernama Bartimeus.[9]
  • Dalam Injil Yohanes, peristiwa ini didahului dengan tanda ajaib yang besar yaitu Yesus membangkitkan Lazarus yang sudah mati 4 hari lamanya, di kota Betania, sekitar 3 km di sebelah timur Yerusalem.[10] Berita bangkitnya orang mati ini tidak pelak lagi tersebar cepat ke Yerusalem. Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa Yesus ada di Betania dan mereka datang ke pesta yang diadakan di tempat Simon si kusta, bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati. Ini menyebabkan imam-imam kepala bermupakat untuk membunuh Lazarus juga, sebab karena Lazarus banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus.[11] Orang-orang banyak datang ke pesta sehari sebelumnya kemudian mendengar, bahwa Yesus sedang di tengah jalan menuju Yerusalem, dan mereka inilah yang mengelu-elukannya di Yerusalem.[12]

Mendekati Yerusalem[sunting | sunting sumber]

  • Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem dan tiba dekat Betfage dan Betania yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu, dan di situ kamu akan segera menemukan seekor keledai betina tertambat dan anaknya ada dekatnya (Injil Markus mencatat: "yang belum pernah ditunggangi orang"). Lepaskanlah keledai itu dan bawalah keduanya kepada-Ku. Dan jikalau ada orang menegor kamu (Injil Markus: mengatakan kepadamu: "Mengapa kamu lakukan itu"), jawablah begini: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya ke sini."[13][14][15]
  • Maka pergilah murid-murid itu dan berbuat seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka. Mereka menemukan (Injil Markus: seekor) keledai muda tertambat di depan pintu di luar, di pinggir jalan, lalu melepaskannya. Dan beberapa orang yang ada di situ (Injil Lukas mencatat termasuk orang yang empunya keledai itu) berkata kepada mereka: "Apa maksudnya kamu melepaskan keledai itu?" Lalu mereka menjawab seperti yang sudah dikatakan Yesus: "Tuhan memerlukannya." Maka orang-orang itu membiarkan mereka. Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan Yesuspun naik ke atasnya.[16]
  • Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon (Injil Markus: ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang) dan menyebarkannya di jalan. Ketika Ia dekat Yerusalem, di tempat jalan menurun dari Bukit Zaitun, mulailah semua murid yang mengiringi Dia bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring oleh karena segala mujizat yang telah mereka lihat. Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!" [17] serta "diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi!"[18] juga "Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di sorga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi!"[19] Mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!"[20] Seruan itu diambil dari Kitab Mazmur yaitu Mazmur 118:24–26.[1][2][3][8] Orang banyak yang bersama-sama dengan Dia ketika Ia memanggil Lazarus keluar dari kubur dan membangkitkannya dari antara orang mati, memberi kesaksian tentang Dia. Sebab itu orang banyak itu pergi menyongsong Dia, karena mereka mendengar, bahwa Ia yang membuat mujizat itu.[21]
  • Beberapa orang Farisi yang turut dengan orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, tegorlah murid-murid-Mu itu." Jawab-Nya: "Aku berkata kepadamu: Jika mereka ini diam, maka batu ini akan berteriak."[22]
  • Maka kata orang-orang Farisi seorang kepada yang lain (yang membenci Yesus dan berusaha menjelek-jelekkan-Nya): "Kamu lihat sendiri, bahwa kamu sama sekali tidak berhasil, lihatlah, seluruh dunia datang mengikuti Dia."[23]

Keluhan terhadap Yerusalem[sunting | sunting sumber]

“Flevit super illam” ("Ia menangisinya"); lukisan Enrique Simonet, 1892.
  • Ketika Yesus telah dekat dan melihat kota Yerusalem, Ia menangisinya, kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan, dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batupun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau."[24] Ini merupakan ramalan atas kesengsaraan yang akan segera menimpa Yesus di kota itu.[1][3]
  • Keluhan terhadap Yerusalem oleh Yesus dicatat terpisah pada Injil Matius (Matius 23:37-39) dan Injil Lukas (Lukas 13:34-35):
"Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Dan Aku berkata kepadamu: Mulai sekarang kamu tidak akan melihat Aku lagi, hingga kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!"[25]
"Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. 13:35 Sesungguhnya rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kamu tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!"[26]

Masuk Yerusalem[sunting | sunting sumber]

  • Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata: "Siapakah orang ini?" Dan orang banyak itu menyahut: "Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea."[27]

Masuk ke Bait Allah[sunting | sunting sumber]

  • Sesampainya di Yerusalem, Yesus masuk ke Bait Allah. Di sana Ia meninjau semuanya, tetapi sebab hari sudah hampir malam Ia keluar ke Betania bersama dengan kedua belas murid-Nya.[28]

Yesus menyucikan Bait Allah[sunting | sunting sumber]

Sumber: Matius 21:12–17; Markus 11:15–19; Lukas 19:45–48 [29]

  • Keesokan harinya, sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, Ia mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dan Ia tidak memperbolehkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah. Yesus berkata kepada mereka: "Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun."[30][31]
  • Maka datanglah orang-orang buta dan orang-orang timpang kepada-Nya dalam Bait Allah itu dan mereka disembuhkan-Nya. Tetapi ketika imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melihat mujizat-mujizat yang dibuat-Nya itu dan anak-anak yang berseru dalam Bait Allah: "Hosana bagi Anak Daud!" hati mereka sangat jengkel, lalu mereka berkata kepada-Nya: "Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?" [32]
  • Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mendengar tentang peristiwa itu, dan mereka berusaha untuk membinasakan Dia, sebab mereka takut kepada-Nya, melihat seluruh orang banyak takjub akan pengajaran-Nya.[33]
  • Ketika hari sudah hampir malam, Ia meninggalkan mereka dan pergi ke luar kota ke Betania bersama dengan kedua belas murid-Nya dan bermalam di situ.[34][35]

Analisis[sunting | sunting sumber]

Makna seruan “Hosana” dan Daun Palem[sunting | sunting sumber]

Para ahli mengatakan bahwa orang-orang Israel biasa menggunakan daun-daun palem di Bait Allah dalam perayaan Pondok Daun dan mereka sudah menyiapkan sebelumnya dari rumah, kemudian ketika mereka bertemu dengan Yesus mereka melambai-lambaikan daun-daun palem tersebut.[12] Tindakan mereka tersebut menjadi sebuah tanda penghormatan kepada seorang pemenang atau untuk menyambut pahlawan perang yang baru kembali dari pertempuran.

Di dalam pemikiran orang banyak itu, seruan “hosanna” mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan daun palem. Kata הושׁיעה־נא (hôši˓āh-nā) merupakan sebuah bentuk penekanan dari kata perintah “give salvation now” (berikanlah keselamatan sekarang) yang kemudian menjadi sebuah sambutan bahkan pujian. Hal ini mirip dengan peristiwa dalam Mazmur 118:25 yang sangat familiar dengan orang Yahudi. Dalam perayaan Pondok Daun, koor Bait Allah akan menyanyikan Mazmur 113-118 (Hallel) setiap pagi dan ketika mereka tiba pada Mazmur 118:25 dan mengatakan “Hosanna” maka semua laki-laki (muda dan dewasa) di Bait Allah melambai-lambaikan lulab (melati yang diikatkan dengan daun palem) sambil menyerukan “hosanna” 3 kali. Tindakan ini merupakan sebuah ekspresi dari sukacita atau kemenangan. Sehingga orang-orang Yahudi sudah biasa mengasosiasikan lulab tersebut dengan seruan “hosanna.” Itulah sebabnya mereka secara spontan menyerukan Mazmur 118 “diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan,” ketika mereka melambai-lambaikan daun palem. Ucapan ini pada awalnya ditujukan kepada para peziarah yang datang ke Bait Allah, namun ucapan ini juga memiliki aplikasi yang khusus kepada Mesias, menurut catatan Midrash dari Mazmur 118.

Yesus menunggangi seekor keledai[sunting | sunting sumber]

Catatan injil sinoptik memberikan keterangan lebih detail mengenai persiapan Yesus masuk ke Yerusalem dan dielu-elukan. Yesus menggunakan keledai[36] dan bukan seekor kuda. Yesus melakukan hal tersebut (naik keledai muda) untuk menggenapi nubuatan Nabi Zakharia ({Zakharia 9:9). Kuda adalah simbol dari kekuatan dan keperkasaan dan memiliki asosiasi yang kuat dengan peperangan (bandingkan dengan Yesaya 31:1–3; 1 Raja–raja 4:26), namun Yesus memilih menggunakan keledai. Selain untuk menggenapkan apa yang dinubuatkan nabi, Yesus sebenarnya menyampaikan pesan kepada orang banyak yang menyambutnya. Ia adalah Mesias tetapi Dia bukanlah mesias yang sesuai dengan harapan bangsa Israel. Yesus tidak akan memimpin bangsa itu untuk melakukan peperangan dan mengusir penjajah dari tanah Israel. Ia datang untuk memberikan keselamatan kepada manusia dan mendamaikan manusia dengan Allah. Yesus adalah utusan Bapa supaya barangsiapa yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan memperoleh hidup yang kekal.

Kutipan dari Zakharia 9:9 menyebutkan bahwa raja yang darang dengan keledai beban yang muda itu adalah raja yang lemah lembut. Sehingga hal ini semakin menegaskan bahwa wajah Mesias yang datang tidaklah sesuai dengan keinginan orang-orang Yahudi. Jika dihubungkan dengan konteks Zakharia 9:9, maka kurang lebih apa yang Yesus lakukan ini dapat disimpulkan demikian:

  1. Kedatangan raja yang lemah lembut berkaitan dengan penghetian peperangan, dalam arti misi Yesus tidak dapat disamakan atau berjalan bersama dengan gerakan zelot.
  2. Kedatangan raja yang lemah lembut berasosiasi dengan proklamasi kedamaian bagi bangsa-bangsa, dan Zakharia mengutip Mazmur 72:8 yang menegaskan janji akan pemerintahannya akan membentang dan meluas ke ujung-ujung bumi.
  3. Kehadiran raja yang lemah lembut itu juga berasosiasi dengan darah perjanjian Allah yang akan membebaskan para tawanan (lihat pula Yohanes 1:29, 34; Yohanes 3:5; Yohanes 6:35–58; Yohanes 8:31–34) serta juga berhubungan dengan Paskah dan kematian dari raja yang melayani.

Ketidakmengertian para murid[sunting | sunting sumber]

Meskipun murid-murid melihat Yesus dielu-elukan sebagai raja ketika masuk ke Yerusalem, Injil Yohanes mengatakan bahwa mereka tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada waktu itu.[37] Mereka baru mengerti bahwa nas Zakharia itu sungguh-sungguh berbicara tentang Kristus. Yohanes memberikan kalimat kunci “setelah Yesus dimuliakan,” barulah mereka mengerti. Bagian ini persis sama dengan peristiwa Yesus ketika Yesus membersihkan Bait Allah (Yohanes 3:22). Pengertian mereka menjadi jelas ketika Kristus sudah dimuliakan. Setelah Yesus dimuliakan murid-murid pun menerima Roh Kudus, sehingga dapat kita simpulkan bahwa titik balik pengertian dan pengenalan murid-murid akan Tuhan adalah kematian, kebangkitan dan Roh Kudus. Sebab Yohanes, merupakan penulis Injil yang paling banyak berbicara tentang Roh Kudus dibandingkan para penulis Injil yang lain. Oleh karena itu peran Roh Kudus untuk membuat orang menjadi percaya kepada Kristus dan firman Allah sangat signifikan dalam Injil Yohanes.

Orang banyak yang percaya kepada Yesus[sunting | sunting sumber]

Bagian ini menjelaskan bahwa orang banyak yang hadir terbagi menjadi 2 golongan:

  • Golongan pertama adalah saksi mata kebangkitan Lazarus yang kemungkinan besar datang dari Betania.
  • Golongan kedua adalah orang-orang yang mendengar kesaksian tentang perbuatan Yesus yang membangkitkan Lazarus dari kelompok yang pertama.[38]

Catatan ini menyatakan dengan jelas bahwa usaha perlawanan orang-orang Yahudi tidak mampu membuat orang-orang menyangkal bahwa sungguh Yesus adalah Tuhan dan Raja. Padahal para imam-imam kepala dan komplotannya sudah berencana untuk membunuh Lazarus karena dengan kebangkitannya banyak orang yang menjadi percaya kepada Yesus. Di sini Injil Yohanes menegaskan bahwa para orang-orang yang melihat kebangkitan Lazarus adalah “para penginjil” yang membuat kumpulan orang banyak itu datang dan menyerukan “Hosana” kepada Yesus dengan palem-palem yang melambai. Sehingga apa yang dijelaskan di prolog Injil merupakan suatu pola yang konsisten: "Signs - Glory - Believe - Saved by Jesus’ death" ("Tanda - Kemuliaan - Percaya - Diselamatkan oleh kematian Yesus").

Peristiwa sesudahnya[sunting | sunting sumber]

  • Setelah penyucian Bait Allah, keempat Injil menyatakan bahwa Yesus melakukan banyak mujizat penyembuhan dan mengajar banyak orang di Bait Allah di Yerusalem, sampai malam Ia ditangkap, yaitu malam Ia makan Perjamuan Terakhir, tanggal 14 bulan Nisan.[1][2]
  • Pada hari-hari antara tanggal 10 dan 14 Nisan, Yesus diuji oleh para ahli Taurat, orang Farisi, orang Saduki dan Herodian, tetapi tidak ada orang yang dapat menyalahkan-Nya. Bahkan Yesus akhirnya membungkam mereka dengan pertanyaan-Nya yang tidak dapat mereka jawab. Ini melambangkan bahwa Yesus sebagai domba pilihan telah lolos ujian dan dinyatakan tidak bercela oleh para pemimpin agama Yahudi saat itu, sehingga Ia dapat menjadi domba Paskah bagi seluruh umat.

Polemik[sunting | sunting sumber]

  • Injil Matius dan Lukas mencatat bahwa setelah dielu-elukan masuk ke Yerusalem dan masuk ke Bait Allah, Yesus segera menyucikan Bait Allah dengan mengusir para pedagang ke luar. Injil Markus mencatat bahwa setelah dielu-elukan Yesus memang masuk ke Bait Allah dan di sana Ia meninjau semuanya, tetapi sebab hari sudah hampir malam Ia keluar ke Betania bersama dengan kedua belas murid-Nya. Baru keesokan harinya Ia mengusir para pedagang dari Bait Allah.
  • Injil Yohanes memisahkan catatan masuknya Yesus dengan dielu-elukan ke Yerusalem menjelang kesengsaraan-Nya (pada pasal 12) dengan pengusiran para pedagang di Bait Allah yang ditempatkan di awal Injil itu (pasal 2).[39] Menurut Ireneus dalam bukunya "Melawan Ajaran Sesat", pengusiran para pedagang yang dicatat dalam Injil Yohanes itu terjadi pada perayaan Paskah pertama setelah Yesus Kristus memulai pelayanannya. Dengan itu, Injil Yohanes memberikan penekanan khusus pada peristiwa ini sebagai perkenalan atas misi Yesus, dari tanda pertama mengubah air yang diletakkan dalam buyung untuk mencuci kaki menjadi anggur, sampai menyucikan Bait Allah sebelum Ia mengorbankan diri-Nya untuk menyucikan manusia dari dosa. Rupanya Yesus Kristus melakukan pengusiran lagi pada perayaan Paskah 2 tahun kemudian, menjelang masa kesengsaraan-Nya, yang tidak dicatat ulang dalam Injil Yohanes.
Penggambaran Minggu Palma di Khocho, China, 683–770 M, Dinasti Tang.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Yesus dielu-elukan di Yerusalem
Didahului oleh:
Yesus menyembuhkan dua orang buta
Injil Matius
pasal 21
Diteruskan oleh:
Yesus menyucikan Bait Allah
Yesus mengutuk pohon ara
Didahului oleh:
Yesus menyembuhkan Bartimeus
Injil Markus
pasal 11
Diteruskan oleh:
Yesus mengutuk pohon ara
Yesus menyucikan Bait Allah
Didahului oleh:
Perumpamaan tentang uang mina
Injil Lukas
pasal 19
Diteruskan oleh:
Yesus menyucikan Bait Allah
Didahului oleh:
Yesus diurapi di Betania
Persepakatan untuk membunuh Lazarus
Injil Yohanes
pasal 12
Diteruskan oleh:
Yesus memberitakan kematian-Nya

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d The people's New Testament commentary by M. Eugene Boring, Fred B. Craddock 2004 ISBN 0-664-22754-6 pages 256-258
  2. ^ a b c The Bible Knowledge Background Commentary: Matthew-Luke, Volume 1 by Craig A. Evans 2003 ISBN 0-7814-3868-3 page 381-395
  3. ^ a b c d The Synoptics: Matthew, Mark, Luke by Ján Majerník, Joseph Ponessa, Laurie Watson Manhardt 2005 ISBN 1-931018-31-6 pages 133-134
  4. ^ a b The Bible knowledge background commentary: John's Gospel, Hebrews-Revelation by Craig A. Evans ISBN 0-7814-4228-1 pages 114-118
  5. ^ Yohanes 12:16
  6. ^ Flavius Josephus, Bellum Judaicum, II,13,5 dan Antiquitates Judaicae, XX,8,6
  7. ^ a b Matthew 19-28 oleh William David Davies, Dale C. Allison 2004 ISBN 0-567-08375-6 page 120
  8. ^ a b John 12-21 by John MacArthur 2008 ISBN 978-0-8024-0824-2 pages 17-18
  9. ^ Matius 20:29–34; Markus 10:46–52; Luk 18:35–43
  10. ^ Yohanes 11
  11. ^ Yohanes 12:9–11
  12. ^ a b Yohanes 12:12–13
  13. ^ Matius 21:1–3
  14. ^ Markus 11:1–3
  15. ^ Lukas 19:28–31
  16. ^ Matius 21:6–7; Markus 11:4–7; Lukas 19:32–35; Yohanes 12:14
  17. ^ Matius 21:8–9
  18. ^ Markus 11:8–10
  19. ^ Lukas 19:36–38
  20. ^ Yohanes 12:13
  21. ^ Yohanes 12:17–18
  22. ^ Lukas 19:39–40
  23. ^ Yohanes 12:19
  24. ^ Lukas 19:41–44
  25. ^ Matius 23:37–39
  26. ^ Lukas 13:34–35
  27. ^ Matius 21:10–11
  28. ^ Markus 11:11
  29. ^ Matius 21:12; Markus 11:11; Lukas 19:45
  30. ^ Matius 21:12–13
  31. ^ Markus 11:15–17
  32. ^ Matius 21:14–16
  33. ^ Markus 11:18
  34. ^ Matius 21:17
  35. ^ Markus 11:19
  36. ^ Yohanes 12:14–15
  37. ^ Yohanes 12:16
  38. ^ Yohanes 12:17–19
  39. ^ Yohanes 2:13–16