Yakobus 5

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Yakobus 5
Surat Yakobus 3:13-4:4 yang tertulis pada sisi recto naskah Papirus 100, yang dibuat sekitar abad ke-3 M.
KitabSurat Yakobus
KategoriSurat-surat Am
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
20
pasal 4

Yakobus 5 (disingkat Yak 5) adalah bagian terakhir dari Surat Yakobus dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1][2] Digubah oleh Yakobus, saudara seibu Yesus Kristus.[3]

Teks[sunting | sunting sumber]

Struktur[sunting | sunting sumber]

Pembagian isi pasal:

Ayat 11[sunting | sunting sumber]

Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.[4]

Kata "ketekunan" (Yunani hupomone) menunjuk kepada ketabahan dalam situasi pencobaan apa pun yang kita hadapi tanpa kehilangan kepercayaan kepada Allah. Ketekunan ini lahir dari iman yang berkemenangan hingga akhir di tengah-tengah penderitaan (Ayub 13:15). Hasil dari tindakan-tindakan Allah terhadap Ayub menyatakan bahwa di dalam segala kesulitan Ayub, Allah sangat memperhatikannya dan dengan penuh kemurahan menyokong dia. Yakobus ingin kita tahu bahwa Allah memperhatikan seluruh umat-Nya dan bahwa di dalam penderitaan mereka Ia akan memelihara mereka dengan kasih dan kemurahan (lihat Ayub 6:4; Ayub 42:10).[5]

Ayat 12[sunting | sunting sumber]

Tetapi yang terutama, saudara-saudara, janganlah kamu bersumpah demi sorga maupun demi bumi atau demi sesuatu yang lain. Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, supaya kamu jangan kena hukuman. (TB)[6]

Mengutip perkataan Tuhan Yesus Kristus yang dicatat dalam Injil Matius pasal 5.[7]

Ayat 15[sunting | sunting sumber]

Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. (TB)[8]

Ayat 16[sunting | sunting sumber]

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. (TB)[9]

Doa orang benar

Ayat 17[sunting | sunting sumber]

Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan.[10]

Mengutip perkataan Tuhan Yesus Kristus yang dicatat dalam Injil Lukas pasal 4:25.[11]

Ayat 18[sunting | sunting sumber]

Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya. [12]

Elia adalah seorang yang beriman bahwa doa yang dipanjatkannya kepada Allah akan banyak hasilnya, bahkan hingga Allah turun tangan di dalam alam. Dia percaya bahwa doa orang yang benar memang mengubah keadaan (Yakobus 5:13–16; Mazmur 34:7; Yesaya 38:1–5; Matius 17:21; 26:41,53; Markus 11:24; 2 Tesalonika 3:1; lihat pula 1 Raja–raja 17:22; 18:42)

  • 1) Orang harus berhati-hati supaya tidak menerima ajaran yang meruntuhkan imannya akan kuasa doa yang mendatangkan campur tangan Allah dalam hidupnya. Salah satu ajaran adalah konsep "nasib", yaitu anggapan kafir bahwa segala sesuatu yang dibuat seseorang dan segala sesuatu yang terjadi telah ditetapkan sebelumnya, jauh sebelum peristiwa itu terjadi. Percaya kepada nasib adalah bertentangan dengan Alkitab dan menyebabkan seorang percaya bahwa baik dan buruk telah ditetapkan secara mutlak dan tidak dapat diubah, dan tidak ada sesuatu yang diubah oleh doa sungguh yang beriman.
  • 2) Alkitab mengajarkan bahwa Allah menangani anak-anak-Nya, bukan dengan menggunakan determinisme mutlak, tetapi oleh pemeliharaan ilahi Dia berinteraksi dengan dan menanggapi doa orang yang benar. Doa dan iman orang percaya kepada Allah memang menyebabkan terjadinya banyak hal baik yang tidak akan terjadi tanpa doa (Keluaran 32:9–14).[5]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 9794159050.
  3. ^ Yakobus 1:1
  4. ^ Yakobus 5:11
  5. ^ a b c The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  6. ^ Yakobus 5:12 - Sabda.org
  7. ^ Matius 5:34–37
  8. ^ Yakobus 5:15 - Sabda.org
  9. ^ Yakobus 5:16 - Sabda.org
  10. ^ Yakobus 5:17
  11. ^ Lukas 4:25
  12. ^ Yakobus 5:18

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]