Vitamin B12

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Vitamin B12
Nama sistematis (IUPAC)
α-(5,6-dimethylbenzimidazolyl)cobamidcyanide
Data klinis
AHFS/Drugs.com monograph
Kat. kehamilan ?
Status hukum POM (UK) OTC (US)
Rute oral, IV, IM
Data farmakokinetik
Bioavailabilitas Mudah diserap di bagian distal ileum
Ikatan protein Sangat tinggi untuk protein plasma transkobalamin spesifik. Pengikatan hidroksokobalamin sedikit lebih tinggi dari sianokobalamin.
Metabolisme hepatik
Waktu paruh Sekitar 6 hari
(400 hari dalam liver)
Ekskresi GInjal
Pengenal
Nomor CAS 68-19-9 YaY
Kode ATC B03BA01
PubChem CID 5479203
DrugBank DB00115
ChemSpider 10469504 YaY
KEGG D00166 YaY
ChEMBL CHEMBL1697777 N
Data kimia
Rumus C63H88CoN14O14P 
Massa mol. 1355.37 g/mol

Vitamin B12, disebut juga kobalamin, adalah sebuah vitamin larut air yang berperan penting dalam berfungsi normalnya otak, sistem saraf, dan dalam pembentukan darah. Vitamin ini merupakan salah satu dari delapan vitamin B yang umumnya terlibat dalam metabolisme setiap sel dalam tubuh, terutama pengaruhnya pada sintesis dan regulasi DNA serta pada sintesis asam lemak dan produksi energi.

Biokimia[sunting | sunting sumber]

Metilkobalamin, salah satu bentuk vitamin B-12, berupa kristal merah tua yang akan membentuk larutan transparan berwarna merah apabila larut di dalam air.

Vitamin B12 merupakan kumpulan senyawa-senyawa yang terhubung secara kimia, yang semuanya memiliki aktivitas sebagai vitamin. Secara struktur, vitamin B12 adalah vitamin yang paling kompleks dan mengandung elemen kobal yang jarang tersedia secara biokimia. Biosintesis dari struktur dasar vitamin ini hanya dapat dilakukan oleh bakteri, tetapi konversi antara bentuk-bentuknya yang berbeda dapat terjadi dalam tubuh. Suatu bentuk sintesis yang umum dari vitamin ini, sianokobalamin, tidak terjadi di alam, namun digunakan dalam banyak sediaan farmasi dan suplemen, dan juga sebagai bahan tambahan makanan karena kestabilannya dan harganya yang lebih murah.

Dalam tubuh, vitamin ini diubah menjadi bentuk fisiologisnya, metilkobalamin dan adenosilkobalamin, dengan membuang gugus sianida nya walaupun dalam konsentrasi minimal. Baru-baru ini, hidroksokobalamin (suatu bentuk kobalamin yang dihasilkan dari bakteri), metilkobalamin, dan adenosilkobalamin juga dapat ditemukan pada produk farmakologi dan suplemen makanan yang mahal.

Biosintesis[sunting | sunting sumber]

Absorpsi[sunting | sunting sumber]

Penyimpanan dan ekskresi[sunting | sunting sumber]

Mekanisme aksi[sunting | sunting sumber]

Vitamin B12 berfungsi sebagai koenzim, yang berarti bahwa keberadaannya diperlukan dalam beberapa reaksi yang dikatalisis oleh enzim.[1] Tiga kelas enzim yang terkadang membutuhkan B12 untuk melakukan fungsinya (pada hewan) yaitu isomerase, metiltransferase, dan dehalogenase.

Pada isomerase, penataan ulang dimana atom hidrogen secara langsung ditransfer antara dua atom yang berdekatan dengan pertukaran bersamaan dari substituen kedua, X, yang mungkin berupa atom karbon dengan substituen, atom oksigen dari alkohol, atau amina. Ini menggunakan bentuk vitamin adoB12 (adenosilkobalamin).[2] Pada metiltransferase, gugus metil (–CH3) berpindah antara dua molekul. Ini menggunakan bentuk vitamin MeB12 (metilkobalamin).[3] Beberapa spesies bakteri anaerob mensintesis dehalogenase yang bergantung pada B12, yang memiliki aplikasi komersial potensial untuk mendegradasi polutan terklorinasi. Mikroorganisme mungkin mampu melakukan biosintesis corrinoid de novo atau bergantung pada vitamin B12 eksogen.[4][5]

Defisiensi[sunting | sunting sumber]

Dalam sejarahnya, vitamin B12 ditemukan dari hubungannya dengan penyakit anemia pernisius, sebuah penyakit autoimun yang menghancurkan sel-sel parietal dalam perut yang mensekresi faktor intrinsik. Faktor intrinsik ini sangat penting dalam absorpsi normal vitamin B12, sehingga kekurangan faktor intrinsik, yang tampak pada anemia pernisius, disebabkan oleh kekurangan vitamin B12.

Penggunaan medis[sunting | sunting sumber]

Penggantian untuk defisiensi[sunting | sunting sumber]

Defisiensi vitamin B12 yang parah dikoreksi dengan injeksi vitamin B12 dosis besar yang sering dilakukan secara intramuskular, diikuti dengan injeksi dosis pemeliharaan atau dosis oral dengan interval yang lebih lama. Di Inggris, terapi awal standar terdiri dari injeksi intramuskular 1000 g hidroksokobalamin tiga kali seminggu selama dua minggu atau sampai gejala neurologis membaik, diikuti dengan 1000 g setiap dua atau tiga bulan. Efek samping injeksi termasuk ruam kulit, gatal, menggigil, demam, muka memerah, mual dan pusing.[6]

Antidot keracunan sianida[sunting | sunting sumber]

Untuk keracunan sianida, sejumlah besar hidroksokobalamin dapat diberikan secara intravena dan kadang-kadang dalam kombinasi dengan natrium tiosulfat.[7][8] Mekanisme kerjanya: ligan hidroksikobalamin hidroksida digantikan oleh ion sianida toksik, dan sianokobalamin non-toksik yang dihasilkan diekskresikan dalam urin.[9]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Banerjee, Ruma; Ragsdale, Stephen W. (2003-06). "The Many Faces of Vitamin B 12 : Catalysis by Cobalamin-Dependent Enzymes". Annual Review of Biochemistry (dalam bahasa Inggris). 72 (1): 209–247. doi:10.1146/annurev.biochem.72.121801.161828. ISSN 0066-4154. 
  2. ^ Takahashi-Iñiguez, Tóshiko; García-Hernandez, Enrique; Arreguín-Espinosa, Roberto; Flores, María Elena (2012-06). "Role of vitamin B12 on methylmalonyl-CoA mutase activity". Journal of Zhejiang University. Science. B. 13 (6): 423–437. doi:10.1631/jzus.B1100329. ISSN 1862-1783. PMC 3370288alt=Dapat diakses gratis. PMID 22661206. 
  3. ^ Froese, D. Sean; Fowler, Brian; Baumgartner, Matthias R. (2019-07). "Vitamin B12 , folate, and the methionine remethylation cycle-biochemistry, pathways, and regulation". Journal of Inherited Metabolic Disease. 42 (4): 673–685. doi:10.1002/jimd.12009. ISSN 1573-2665. PMID 30693532. 
  4. ^ Reinhold, Anika; Westermann, Martin; Seifert, Jana; von Bergen, Martin; Schubert, Torsten; Diekert, Gabriele (2012-11). "Impact of vitamin B12 on formation of the tetrachloroethene reductive dehalogenase in Desulfitobacterium hafniense strain Y51". Applied and Environmental Microbiology. 78 (22): 8025–8032. doi:10.1128/AEM.02173-12. ISSN 1098-5336. PMC 3485949alt=Dapat diakses gratis. PMID 22961902. 
  5. ^ Payne, Karl Ap; Quezada, Carolina P.; Fisher, Karl; Dunstan, Mark S.; Collins, Fraser A.; Sjuts, Hanno; Levy, Colin; Hay, Sam; Rigby, Stephen Ej (2015-01-22). "Reductive dehalogenase structure suggests a mechanism for B12-dependent dehalogenation". Nature. 517 (7535): 513–516. doi:10.1038/nature13901. ISSN 1476-4687. PMC 4968649alt=Dapat diakses gratis. PMID 25327251. 
  6. ^ Devalia, Vinod; Hamilton, Malcolm S.; Molloy, Anne M.; the British Committee for Standards in Haematology (2014-08). "Guidelines for the diagnosis and treatment of cobalamin and folate disorders". British Journal of Haematology (dalam bahasa Inggris). 166 (4): 496–513. doi:10.1111/bjh.12959. 
  7. ^ M.D, Eric Toner. "01-02-2007: FDA Approves Hydroxycobalamin for Cyanide Poisoning". Clinicians' Biosecurity News | Johns Hopkins Center for Health Security (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-07. Diakses tanggal 2022-03-07. 
  8. ^ Meillier, Andrew; Heller, Cara (2015). "Acute Cyanide Poisoning: Hydroxocobalamin and Sodium Thiosulfate Treatments with Two Outcomes following One Exposure Event". Case Reports in Medicine (dalam bahasa Inggris). 2015: 1–4. doi:10.1155/2015/217951. ISSN 1687-9627. PMC 4620268alt=Dapat diakses gratis. PMID 26543483. 
  9. ^ Dart, Richard C. (2006). "Hydroxocobalamin for acute cyanide poisoning: new data from preclinical and clinical studies; new results from the prehospital emergency setting". Clinical Toxicology (Philadelphia, Pa.). 44 Suppl 1: 1–3. doi:10.1080/15563650600811607. ISSN 1556-3650. PMID 16990188.