Surah Ibrahim

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Surah ke-14
إبراهيم
Ibrahim
KlasifikasiMakkiyah
Waktu pewahyuanTak lama sebelum Hijrah
JuzJuz 13
Hizb26
Jumlah ruku7
Jumlah ayat52
MuqaṭṭaʻātAlif, Lam, Ra

Surah Ibrahim [1] (Arab: إبراهيم, translit: Ibrāhīm, lit.'Ibrahim (Abraham)') adalah surah ke-14 dalam al-Qur'an dengan 52 ayat. Surah ini menerangkan bahwa Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati manusia, baik yang disembunyikan maupun yang ditunjukkan.[2] Surah ini terdiri atas 52 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyyah karena diturunkan di Mekkah sebelum Hijrah.[3]

Surah ini diberi nama Ibrahim, karena surah ini mengandung doa Nabi Ibrahim yaitu ayat 35 sampai dengan 41. Doa ini isinya antara lain: permohonan agar keturunannya mendirikan salat, dijauhkan dari menyembah berhala-berhala dan agar Mekkah dan daerah sekitarnya menjadi daerah yang aman dan makmur. Doa Nabi Ibrahim ini telah diperkenankan oleh Allah sebagaimana telah terbukti keamanannya sejak dahulu sampai sekarang. Doa tersebut dipanjatkan dia ke hadirat Allah sesudah selesai membangun Ka'bah bersama putranya Ismail, di tanah Makkah yang tandus.

Isi[sunting | sunting sumber]

  • Wahyu Ilahi menghapus kegelapan
    • Al-Qur'an menunjuki manusia ke jalan yang terang (1–3)
    • Musa dan rasul sebelum Muhammad adalah pemimpin bagi kaumnya (4–7)
  • Sikap manusia menghadapi ajaran Rasul
    • Tiap kebenaran pada permulaannya ditolak (8–12)
    • Akibat yang diderita oleh kaum yang menolak kebenaran (13–21)
  • Pengakuan Setan setelah Allah menjatuhkan keputusan-Nya yang terakhir (22–23)
  • Perumpamaan tentang kebenaran dan kebatilan (24–27)
  • Tindakan-tindakan pemimpin yang menyebabkan kehancuran pengikutnya
    • Akibat kufur kepada nikmat Allah serta mempersekutukan-Nya (28–30)
    • Perintah Allah untuk mendirikan salat dan bersedekah (31)
    • Beberapa nikmat Allah yang dilimpahkan kepada hamba-hamba-Nya (32–34)
  • Permohonan-permohonan Ibrahim (35–41)
  • Hukuman bagi para penantang Allah
    • Orang zalim pasti mendapatkan azab (42–45)
    • Setiap makar kepada Allah akan gagal (46–52)

Ayat-ayat penting[sunting | sunting sumber]

Perintah untuk bersyukur[sunting | sunting sumber]

Ayat 7 dari surah ini berbunyi:

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat!"

— [Qur'an Ibrahim:7]

Ayat ini memerintahkan kepada umat Muslim untuk selalu mensyukuri nikmat hidup dalam keadaan apa pun. Secara bahasa, kata syukur berarti "mengakui kebajikan" atau "berterima kasih". Menurut istilah, syukur berarti "memperlihatkan pengaruh nikmat Ilahi yang melekat dalam diri kita." Bersyukur, bagi umat Muslim, tidak sebatas mengucap kalimat tahmid (alhamdulillah), atau mengucap doa syukur, tetapi juga dengan meneguhkan iman di dalam hati, serta menjalankan kewajiban, amal saleh, dan ketaatan kepada Allah.[4]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Ibn Kathir. "Tafsir Ibn Kathir (English):Surah Ibrahim". Quran 4 U. Diakses tanggal 9 March 2020. 
  2. ^ Guppy, Shusha, For the good of Islam The Observer, 15 December 1991
  3. ^ TheLastDialogue (2019-03-06). "Surah Ibrahim Summary". The Last Dialogue (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-07-09. 
  4. ^ Rauf, R.S. (2008). Quranic Law of Attraction. Bandung: Mizan Publika. hlm. 67. ISBN 9791141681. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]


Surah Sebelumnya:
Surah Ar-Ra’d
Al-Qur'an Surah Berikutnya:
Surah Al-Hijr
Surah 14