Sulaiman bin Mihran al-A'masy

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sulaiman bin Mihran al-Asadi al-Kahali Abu Muhammad al-Kufi al-A'masy, atau panggilannya Al-A'masy (Arab: الأعمش, al-A'maš; w. 764/5) adalah seorang perawi hadis, ahli Quran dan ulama yang tinggal di Kufah, Irak dan termasuk golongan tabi'in yang terakhir. Ia adalah seorang yang tepercaya (tsiqah), tetapi masyhur dalam tadlis (meriwayatkan hadis tanpa menyebutkan sanadnya). Ibnu Hajar memasukkannya dalam thabaqah (tingkatan) kedua. Namun dalam kitabnya An-Nukat (2/640), ia memasukkan Al-A’masy dalam thabaqah ketiga, dan peringkat inilah yang lebih tepat; sebab Al-A'masy sering melakukan tadlis dengan menggugurkan perawi dla’if.[1] Para ulama mutaqaddimin tidak menerima tadlis-nya kecuali jika ia menjelaskan tashrih penyimakannya dari gurunya.

Guru dan Murid-muridnya[sunting | sunting sumber]

Al-A'masy berguru kepada banyak ulama salahsatunya adalah Anas bin Malik meski ia tidak meriwayatkan dari Anas bin Malik secara langsung. Guru-gurunya yang lain adalah Abdullah bin Abi Aufa, Ibrahim An-Nakha'i, Abdullah bin Marrah, Mujahid bin Jabr, Abdul 'Aziz bin Rafi' dll.

Sedangkan murid-muridnya yang masyhur adalah Al-Hakim bin 'Utaibah, Abu Ishaq As-Sabi'i, Suhai bin Abi Shalih, Muhammad bin Wasi', Jarir bin Hazim, Abu Bakar bin Ayyash, Syaiban An-Nahwi, Abdullah bin Idris, Ibnul Mubarak, Isa bin Yunus, Fudhail bin 'Iyadh, Al-Khuraibi, Hasyim, Abu Syihab Al-Hanath, Abu Nu'aim, Abdullah bin Musa dll.

Pengakuan terhadapnya[sunting | sunting sumber]

  • Ibnu al-Madini memberikan kesaksian dalam ungkapannya,”Orang yang menjaga ilmu di antara umat Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam ada enam. Untuk penduduk Makkah terdapat Amr bin Dinar, untuk penduduk Madinah ada Muhammad bin Muslim az-Zuhri, untuk penduduk Kufah ada Abu Ishaq as-Sabi'i dan Sulaiman bin Mihran al-A'masy, dan untuk penduduk Bashrah ada Yahya bin Abi Katsir dan Qatadah.”
  • Sufyan bin Uyainah berkata,”Al-A’masy adalah orang yang paling pandai membaca al-Qur’an, paling banyak menghapal hadits dan paling mengetahui tentang faraidh.”
  • Qasim bin Abdurrahman memberikan kesaksian,”Syaikh ini (Al-A’masy) paling mengetahui tentang ucapan Abdullah bin Mas’ud.”
  • Yahya al-Qaththan menambahkan,” Dia orang yang paling pandai tentang Islam.”
  • Waki' bin al-Jarrah menggambarkan tentang ibadah shalatnya,, “Hampir 70 tahun Al-A’masy tidak pernah luput ikut Takbiratul ihram (dalam shalat berjama’ah). Dan aku menyertainya hampir dua tahun, dia tidak pernah luput meski satu rakaat.”

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ lihat Miizaanul-I’tidaal, 2/224

Bibliografi[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]