Samaweda

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Samaweda atau Samaveda (Sanskerta: सामवेद, sāmaveda), yang berakar dari kata "sāman" (nyanyian)[1] dan "weda" (pengetahuan), adalah salah satu dari Catur Weda. Samaweda merupakan himpunan mantra-mantra yang diberi tanda nada untuk dinyanyikan dalam berbagai irama.

Dengan total 1875 mantra, sebagian besar isi Samaweda diambil dari Regweda tapi disusun sesuai dengan urutan dibawakannya oleh penyanyi pada saat upacara.[2] Ada hanya sekitar 75 mantra unik dalam weda ini.[3]

Yang menyanyikan mantra dari Samaweda disebut sebagai Udgatara (udgātṛi).[4]

Struktur dan pembagian[sunting | sunting sumber]

Samaweda adalah yang terpendek dari keempat Weda dan berhubungan erat dengan Regweda. Samaweda, seperti Weda lainnya, berisi lapisan-lapisan teks dengan Samhita sebagai lapisan paling lama dan Upanisad sebagai lapisan paling baru. Samhita-nya dianggap sebagai koleksi independen, namun memiliki banyak mantra dari Samhita Regweda.[5]

Samaweda berfungsi tidak hanya sebagai teks untuk dibaca tetapi juga sebagai notasi musik untuk didengar — sebuah sintesis musik, suara, makna, dan spiritualitas. Tanda nada di manuskrip Samaweda melestarikan suaranya dan mengingatkan melodi kuno.[6]

Tema utama dan filosofi[sunting | sunting sumber]

Upanisad-upanisad dalam Samaweda menekankan pentingnya susila sebagai dasar untuk pengetahuan spiritual dan kesadaran diri. Mantra di Samaweda mengandung simbolisme, suara, musik, alam semesta dan berbagai aspek spiritual. Dewa Indra (इन्द्र), Agni (अग्नि), dan Soma (सोम) dipujakan, tetapi seringkali mantra-mantra itu tampak sebagai pemujaan kepada Yang Mahakuasa.[7]

Upanisad di dalam Samaweda[sunting | sunting sumber]

Dua upanisad utama yang tertanam di dalam Samaweda adalah Chāndogya Upaniṣad[8] dan Kena Upaniṣad[9]. Konsep Ātman (diri sejati) dan Brahman (realitas absolut) dalam kedua teks ini menekankan kesatuan semua makhluk.

Chāndogya Upaniṣad[sunting | sunting sumber]

Kutipan Samaweda dari manuskrip yang bertanggal bertanggal abad ke-12
Kutipan Samaweda dalam bahasa Sanskerta dengan tanda baca di manuskrip yang bertanggal abad ke-12.

Chāndogya Upaniṣad menyentuh semadi, susila, alam semesta, dan hubungan antara Ātman dan Brahman. Topik utama termasuk semadi pada suku kata suci 'Om' (ॐ), diskusi tentang konsep kebaikan dan kejahatan, sifat dharma, dan berbagai tahap kehidupan (āśrama). Di dalam Chāndogya Upaniṣad juga terdapat pernyataan terkenal "Tat Tvam Asi" (तत् त्वम् असि), yang menekankan kesatuan jiwa individu dengan semangat kosmik.

Upanisad ini berkaitan dengan gagasan tentang Yang Mahatinggi, kekuatan mistik, yang terkandung dalam kata Brahman dan Atman dan bagaimana kedua entitas ini menyatu satu sama lain dan menjadi identik.[10]

Teks Chāndogya Upaniṣad di bagian 8.15.1 berisi salah satu referensi paling awal tentang ahimsa.[11]

Kena Upaniṣad[sunting | sunting sumber]

Kena Upaniṣad terdiri dari dua bagian: bagian pertama yang berisi prosa lama dan bagian kedua yang berisi mantra-mantra baru. Kata "kena" dalam bahasa Sanskerta berarti "oleh siapa"[12], dan ini adalah kata pertama dalam serangkaian pertanyaan yang ada dalam Upanishad ini. Melalui serangkaian pertanyaan filosofis, teks ini mengeksplorasi konsep tentang siapa yang menggerakkan atau mendorong pikiran untuk berpikir, nafas untuk bergerak keluar, dan ucapan untuk diucapkan. Perwujudan apa yang berada di balik mata dan telinga? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut mengarah pada diri sejati yang berada di luar pikiran dan indera tetapi merupakan perwujudan yang olehnya pikiran dan indera beroperasi.[13]

Kena Upaniṣad menyoroti pentingnya memahami dua jenis pengetahuan: empiris (yang dapat dipelajari) dan konseptual (intuitif), dengan fokus pada pemahaman Brahman. Brahman digambarkan sebagai esensi di luar persepsi indrawi, bukan obyek penyembahan tapi sebagai inti yang memungkinkan persepsi dan pemahaman.

Selain itu, upanisad ini menekankan pencerahan diri, menjelaskan berbagai aspek keberadaan dan hubungan antara dewa (seperti Agni (अग्नि), Vayu (वायु), dan Indra (इन्द्र)) dan Brahman melalui alegori. Dalam epilognya, Kena Upaniṣad menekankan hidup etis sebagai dasar pengetahuan spiritual dan kesadaran diri.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]


  1. ^ "सामन्". Wiktionary, the free dictionary (dalam bahasa Inggris). 2023-11-07. 
  2. ^ ""САМАВЕДА" | это... Что такое "САМАВЕДА"?". Словари и энциклопедии на Академике (dalam bahasa Rusia). Diakses tanggal 2023-11-27. 
  3. ^ "INDIAN EDUCATIONAL SYSTEM IN THE VEDIC PERIOD" (PDF). Shanlax International Journal of Arts, Science and Humanities: 98. 
  4. ^ "Agama Hindu". Agama Hindu. Diakses tanggal 2023-11-27. 
  5. ^ "Samaveda | Vedic Heritage Portal". vedicheritage.gov.in. Diakses tanggal 2023-11-27. 
  6. ^ Katz, Ruth (1974). "On "Nonsense" Syllables as Oral Group Notation". The Musical Quarterly. 60 (2): 187–194. ISSN 0027-4631. 
  7. ^ "Samaveda | Vedic Heritage Portal". vedicheritage.gov.in. Diakses tanggal 2023-11-27. 
  8. ^ The Chandogya Upanishad of the Samaveda (dalam bahasa Sanskerta). Sucharoo Press. 1873. 
  9. ^ Misra, Munindra (2017-10-09). Kena Upanishad: From: Sama Veda (dalam bahasa Inggris). Osmora Incorporated. ISBN 978-2-7659-3049-5. 
  10. ^ Oldenberg, Hermann (1991). The Doctrine of the Upaniṣads and the Early Buddhism (dalam bahasa Inggris). Motilal Banarsidass Publ. ISBN 978-81-208-0830-0. 
  11. ^ www.wisdomlib.org (2019-01-04). "Chandogya Upanishad, Verse 8.15.1 (English and Sanskrit)". www.wisdomlib.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-11-27. 
  12. ^ "किम्". Wiktionary, the free dictionary (dalam bahasa Inggris). 2023-09-17. 
  13. ^ "Knowledge-Centered Tradition in India: From Ancient to the Modern Times" (PDF). The Icfai Journal of History and Culture. II (1): 13.