Psikologi transpersonal

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Psikologi transpersonal adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang mengintegrasikan aspek spiritual dan transendensi pengalaman manusia menggunakan kerangka psikologi modern. Beberapa ahli menganggap psikologi transpersonal juga didefinisikan sebagai "psikologi spiritual" walaupun beberapa ahli psikologi di Indonesia membedakan kedua hal tersebut. Transpersonal didefinisikan sebagai "pengalaman dimana kesadaran diri atau identitas diri melampaui (trans) individu atau pribadi untuk mencapai aspek-aspek yang lebih luas dari umat manusia, kehidupan, jiwa, atau kosmik".[1][1][1] Transpersonal juga telah didefinisikan sebagai "perkembangan yang melampaui batas-batas individual".[1]

Hal-hal yang dibahas dalam psikologi transpersonal menyangkut spiritual, pengembangan diri, diri yang melampaui ego, pengalaman puncak, pengalaman mistik, kerasukan, krisis rohani, evolusi spiritual, praktik-praktik spiritual, dan pengalaman hidup yang tersublimasi serta tidak umum. Psikologi transpersonal berupaya menggambarkan dan mengintegrasikan pengalaman spiritual dalam teori psikologi modern serta merumuskan teori baru untuk menjelaskan pengalaman tersebut.

Psikologi transpersonal telah membuat beberapa kontribusi dalam bidang akademik, studi tentang pembangunan manusia, kesadaran dan spiritualitas.[2] Psikologi Transpersonal juga telah membuat kontribusi untuk bidang psikoterapi dan psikiatri.[2]

Definisi[sunting | sunting sumber]

Lajoie dan Shapiro[3] meninjau empat puluh definisi dari psikologi transpersonal yang telah muncul dalam literatur akademis dari tahun 1968 sampai tahun 1991. Mereka menemukan lima tema utama yang menonjol dalam definisi ini: kondisi kesadaran; potensi yang lebih tinggi; melampaui ego atau diri pribadi; transendensi; dan spiritual. Berdasarkan penelitian tersebut, mereka mendefinisikan psikologi transpersonal sebagai berikut: Psikologi transpersonal mempelajari tentang potensi tertinggi kemanusiaan dengan pengenalan, pemahaman, dan realisasi yang holistik, spiritualistik, dan melampaui alam kesadaran.

Tinjauan definisi sebelumnya oleh Walsh and Vaughan[4] menyimpulkan bahwa psikologi transpersonal adalah wilayah dari psikologi yang berfokus pada studi tentang pengalaman transpersonal dan fenomena terkait. Fenomena itu termasuk penyebab dan pengaruh dari pengalaman transpersonal dan perkembangannya, serta disiplin dan praktik yang diinspirasi dari hal tersebut. Mereka juga mengkritisi banyaknya definisi psikologi transpersonal yang membawa asumsi tertentu dan tidak seharusnya mendefinisikan psikologi transpersonal.

Hartelius, Caplan dan Rardin[1] melakukan analsisis retrospektif dari definisi psikologi transpersonal. Mereka menemukan tiga tema dominan yang mendefinisikan psikologi transpersonal: psikologi yang melampaui ego, psikologi yang terintegrasi atau holistik, dan psikologi transformasi. Analisis menyimpulkan bahwa psikologi transpersonal telah bergerak dari penekanan pada kesadaran alternatif menjadi lebih luas yaitu pandangan tentang manusia yang utuh dan transformatif. Menurut mereka, perkembangan ini mengubah bidang psikologi transpersonal menjadi lebih dekat dengan pendekatan integral dari Ken Wilber dan tokoh-tokoh Post-Aurobindonian.

Caplan (2009: p. 231) menyampaikan bahwa kelahiran psikologi transpersonal, menyatakan mandatnya, dan menghasilkan definisi:

Walaupun psikologi transpersonal relatif baru sebagai disiplin ilmu dengan dimulainya publikasi The Journal of Transpersonal Psychology pada tahun 1969 dan pembentukan Asosiasi Psikologi Transpersonal pada tahun 1971, disiplin ilmu ini ditarik dari pengetahuan mistis kuno yang berasal dari berbagai tradisi. Psikolog transpersonal berusaha mengintegrasikan kebijaksanaan abadi dengan psikologi Barat modern, dan menerjemahkan prinsip spiritual menjadi pengetahuan yang ilmiah lewat bahasa kontemporer. Psikologi transpersonal mengarah pada spektrum yang penuh dari perkembangan psikospiritual – dari luka dan kebutuhan yang terdalam kearah krisis eksistensial dari umat manusia, menuju kapasitas kesadaran yang tertinggi.[5]

Perspektif holistik dan kesatuan menjadi pusat pandangan psikologi transpersonal.[6]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b
    Scotton, Bruce W. "Pengenalan dan Definisi Transpersonal Psychiatry". Di Scotton, Bruce W., Chinen, Allan B. dan Battista, John R., Eds. (1996) Buku teks Psikiatri dan Psikologi Transpersonal. New York: Basic Books
  2. ^ a b
    Lukoff, David, Lu, Francis G. & Turner, Robert P. Diagnosis. Sebuah pendekatan klinis untuk agama dan masalah spiritual. Di Scotton, Bruce W., Chinen, Allan B. dan Battista, John R., Eds. (1996) Buku teks Psikiatri dan Psikologi Transpersonal. New York: Basic Books
  3. ^ Lajoie, D. H. & Shapiro, S. I. "Definitions of transpersonal psychology: The first twenty-three years". Journal of Transpersonal Psychology, Vol. 24, 1992
  4. ^ Walsh, R. & Vaughan, F. "On transpersonal definitions". Journal of Transpersonal Psychology, 25 (2) 125-182, 1993
  5. ^ Caplan, Mariana (2009). Eyes Wide Open: Cultivating Discernment on the Spiritual Path. Sounds True. hlm. 231. ISBN 978-1591797326. Diakses tanggal 5 May 2010. 
  6. ^
    Davis, John. "Gambaran dari psikologi transpersonal." Para Psikolog Humanistik, 31:2-3, 6-21, 2003