Media baru

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Media baru (Inggris: new media) merupakan sebuah terminologi untuk menjelaskan konvergensi antara teknologi komunikasi digital yang terkomputerisasi serta terhubung ke dalam jaringan. Contoh dari media yang sangat merepresentasikan media baru adalah Internet. Program televisi, film, majalah, buku, suratkabar.

Pengertian[sunting | sunting sumber]

Menurut Marshall McLuhan media baru atau new media adalah perkembangan teknologi komunikasi yang dalam sejarahnya telah memperluas jangkauan komunikasi manusia. Disisi lain, McLuhan menggunakan istilah media baru untuk mengartikan sesuatu yang sangat mirip dengan yang dimaksudkan saat ini. Sejak zaman McLuhan, istilah media baru muncul dan bertahan serta mempunyai banyak definisi yang bisa disesuaikan dengan konteks penggunaanya.

Pada buku Encyclopedia of New Media (2003), tidak ada satupun jawaban pasti mengenai definisi media baru bahkan media lama atau tradisional pernah juga disebut media baru, tetapi media baru sendiri secara konsisten terus berubah dan berkembang.

Ronal Rice (1984) mendefinisikan media baru sebagai teknologi komunikasi yang memfasilitasi dan memungkinkan untuk terjadinya interaktivitas antara pengguna dan informasi. Interaktivitas sendiri pun sebagian besarnya merupakan karakteristik dari media baru.

Saat ini, media baru dipahami sebagai istilah yang memayungi penjelasan mengenai kondiri teknologi digital dan internet teraktual, dan dampaknya terhadap budaya di sekitarnya (dapat disebut revolusi digital).[1]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Istilah media baru sudah diperkenalkan sejak tahun 1969 dan Masrshall McLuhan menjadi salah satu tokoh yang berperan dalam memperkenalkan istilah tersebut. Menurut McLuhan, media baru merupakan perkembangan teknologi komunikasi yang berperan dalam memperluas jangkauan komunikasi manusia, sehingga dapat disimpulkan bahwa istilah media baru tidak berujuk pada suatu teknologi yang spesifik. McLuhan juga menyatakan terkait media baru bahwa teknologi komunikasi yang baru dapat menghasilkan efek budaya yang luas, sulit diprediksi, mengganggu, dan mengubah dinamika hubungan manusia.

Dalam buku Encylopdia of New Media (2003), tidak ada definisi spesifik media baru.[1] Sehingga media baru pun terus berubah dan berkembang seiring berjalannya waktu. Salah satu perkembangan media baru yang pesat adalah pada saat terjadinya digitalisasi. Kemunculan nternet sangat berperan dalam hubungan digitalisasi dengan media baru. Septiawan Santana Kurnia dalam bukunya yang berjudul Jurnalisme Kontemporer (2005), mengemukakan bahwa internet merupakan medium yang mampu mengkonvergensikan seluruh karakteristik media dari bentuk-bentuk yang terdahulu, yang berfokus pada proses komunikasi. Bila dikaitkan dengan perkembangan media baru, kemunculan internet berperan dalam melahirkan media online yang sempat booming, seperti Chicago Online yang merupakan koran online pertama di Amerika Serikat yang diluncurkan oleh surat kabar Chicago Tribune.[2]

Selain McLuhan, pada tahun 1984, Ronal Rice pun mendefinisikan media baru sebagai teknologi komunikasi yang memungkinkan untuk terjadinya interaktifitas antar penguuna dan antara pengguna dan informasi. Bila dikaitkan dengan media saat ini, interaktifitas merupakan karakteristik dari sebagian besar media, khususnya media yang beroperasi secara daring. Perkembangan ini memunculkan model komunikasi massa yang sebelumnya berupas satu komunikator ke banyak komunikan (one to many communication) menjadi banyak komunikator ke banyak komunikan (many to many communication). Tidak hanya media yang dapat menyebarluaskan informasi untuk dikonsumsi oleh masyarakat, akan tetapi setiap individu dapat menyebarkan informasi baik dengan bentuk teks, suara, gambar, ataupun video untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

Media baru berguna untuk menjelaskan kemunculan media yang bersifat digital, berjaringan, dan terkomputerisasi yang merupakan efek dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Istilah media baru dapat digunakan untuk menjelaskan penjelasan terkait kondisi teknologi dan internet teraktual srta dampaknya terhadap budaya. Jaringan dari media baru pun mampu memungkinkan penggunanya untuk mengakses informasi kapan saja dan di mana saja. Para pengguna pun dapat berinteraksi dengan media ataupun pengguna lain dengan umpan balik (feedback) yang diberikan. Konten-konten informasi yang dapat dibuat tidak hanya oleh media, tetapi para penggunanya pun dapat dijelaskan dengan media baru, di mana media baru bersifat bebas. Tidak lagi hanya media yang memegang kendali penuh atas informasi yang tersebar, tetapi khalayak pun turut memegang kendali atas distribusi dan konsumsi konten dalam media baru.

Dimensi interaktivitas[sunting | sunting sumber]

Dimensi ini digunakan untuk mengklarifikasi media, yaitu:

  1. Dimensi kompleksitas dari pilihan yang tersedia. Maksudnya adalah berapa banyak pilihan yang dimiliki khalayak dalam segi isi informasi dan waktu yang bias digunakan untuk mengaksesnya.
  2. Dimensi besaran usaha yang harus dikeluarkan oleh khalayak untuk dapat menerima pesan dari media yang bersangkutan. Dengan kata lain, bagaimana perbandingan aktivitas yang dilakukan khalayak dengan aktivitas yang dibuat media.
  3. Dimensi tingkat respon media terhadap khalayaknya. Maksudnya adalah seberapa aktif sebuah media dapat merespon umpan balik yang diberikan khalayaknya. Media dengan tingkat interaktivitas yang tinggi menanggapi umpan balik yang diberikan oleh khalayaknya dengan cepat. Dalam kondisi tertentu, media dengan tingkat interaktivitas yang tingi dapat melakukan interaksi dengan khalayaknya seakan-akan melakukan percakapan langsung.
  4. Dimensi kemampuan untuk mengawasi pengguna informasi oleh khalayaknya. Media dengan tingkat interaktivitas yang tinggi dapat memantau perilaku khalayak dalam menerima pesannya, kemudian menyesuaikan sistemnya berdasarkan umpan balik yang dihasilkan dari analisis perilaku tersebut.
  5. Dimensi kemudahan dalam menambah informasi baru. Maksudnya adalah seberapa mudah khalayak dapat turut menyediakan dan menyebarkan pesan kepada khalayak lain. Berdasarkan kriteria ini, siaran televisi memiliki interaktivitas rendah, sedangkan media online memiliki tingkat interaktivitas yang sangat tinggi.
  6. Dimensi kemampuan memfasilitasi komunikasi internet. Maksudnya adalah seberapa mudah interaksi terjadi antar khalayak dapat terjadi

Tujuan dan manfaat[sunting | sunting sumber]

Tujuan dari media baru adalah untuk mengkonstruksi realitas yang direkayasa oleh sebuah media demi mendapatkan keuntungan secara finansial dari orang-orang yang menggunakan segala komiditi yang ditawarkan oleh media tersebut. Selain itu ada beberapa manfaat yang didapat dari penggunaan media baru:

  1. Media baru dapat diibaratkan sebagai sumber informasi sehingga manfaat ini dapat dirasakan oleh pelajar ataupun mahasiswa, Dengan adanya media baru akan mempermudah mereka dalam mengakses informasi yang akan mereka cari, selain itu penggunaan media baru mempermudah mereka dalam mendapatkan ebook atau jurnal online.
  2. Media baru sangat membantu seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan secara cepat, adanya media surat elektronik maka akan mempermudah seseorang dalam bertukar informasi tanpa harus bertatap muka terlebih dahulu.
  3. Kemunculan media baru juga dibarengi dengan kemunculan jejaring sosial yang dapat menghubungkan satu individu dengan individu lainnya walaupun mereka tidak berada dalam satu lokasi yang sama. Contohnya: Facebook, Twitter, Instagram, dll.
  4. Media baru dapat digunakan sebagai tempat untuk berbisnis daring.
  5. Media baru digunakan untuk mencari pekerjaan. Hal ini akan mempermudah para pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan tanpa harus mendatangi suatu perusahaan, bahkan sekarang bisa melakukan tes masuk perusahaan secara online.
  6. Adanya fitur realitas virtual (virtual reality) membuat seseorang dapat merasakan sesuatu seperti di kenyataan, seperti misalnya permainan yang menggunakan realitas virtual maka permainan tersebut akan lebih terasa nyata dibandingkan dengan permainan pada umumnya.

Karakteristik[sunting | sunting sumber]

Karakteristik media baru:

  1. Jaringan (network): Karakteristik yang memiliki arti jaringan memiliki fungsi sebagai alat penghubung satu dengan yang lain dalam lingkup yang sempit, maupun luas. Sehingga, sebagai pengguna dapat dengan mudah terhubung satu sama lain dalam cangkupan yang tidak terbatas.
  2. Interaktivitas: Karakteristik yang berarti interaktivitas menandakan bahwa pengguna secara aktif dapat terlibat dengan melakukan proses secara langsung pada media, sehingga dapat dikatakan sebagai pengontrol.
  3. Digital: Karakteristik media digital merupakan peralihan dari media analog. Media digital lebih modern yang mengubah data menjadi angka tanpa perlu mengubah menjadi objek fisik terlebih dahulu, misalnya gambar, teks, suara, dan teks. Kegunaan digital untuk mempermudah dan mempercepat dalam mengakses data.
  4. Hipertekstual: Merupakan tautan berbentuk teks yang menyediakan jaringan untuk dapat terhubung dengan teks lain. Media baru menggunakan hiperteks untuk mempermudah pengguna untuk mencari informasi yang sama atau berkaitan secara cepat, sehingga dapat mengakses informasi lebih banyak.
  5. Virtual: Media baru menggambarkan sesuatu yang nyata menjadi virtual. Virtual diartikan sebagai fitur budaya postmodern, sehingga masyarakat sudah maju secara teknologi karena memiliki aspek pengalaman sehari-hari yang disimulasikan secara teknologi.
  6. Simulasi: Media baru mengatakan simulasi sebagai imitasi dan representasi. Simulasi dapat menghadirkan proses tiruan terhadap objek atau peristiwa tertentu atau dalam hal ini dunia nyata direpresentasikan dalam dunia maya dan difasilitasi oleh teknologi yang digunakan.

Contoh[sunting | sunting sumber]

Contoh dari media baru adalah internet.[3]

Internet semakin berkembang pada zaman yang semakin maju. Internet juga memiliki keenam karakteristik dalam media baru yang ditunjukan melalui kemudahan mengakses informasi dalam berbagai layanan dengan jangkauan yang sangat luas.

Misalnya, salah satu website berita daring yaitu https://www.liputan6.com/.[4]

Pengguna dapat mengakses segala informasi dalam berbagai bidang secara mudah setiap harinya anya dalam satu kali klik.

Bahkan, apabila dianalisis menggunakan keenam karakteristik media baru, website berita daring liputan6.com memiliki karakteristik tersebut.

  1. Jaringan (Network): Liputan6.com tersambung dengan facebook, twitter, dan google sehingga pengguna dapat sharing informasi tersebut.
  2. Interaktivitas (Interactivity): Pengguna dapat meninggalkan komentar pada kolom bawah setelah artikel.
  3. Digital: Terdapat foto, video, dan teks yang dapat diakses secara langsung, bahkan dapat langsung disimpan oleh pengguna.
  4. Hipertekstual (Hypertextual): Terdapat kolom search dan tag untuk memudahkan pengguna mengakses artikel sesuai keinginan.
  5. Virtual: Beberapa artikel dilengkapi video. Bahkan terdapat menu tersendiri dari streaming dari beberapa stasiun televisi.
  6. Simulasi (Simulated): Terdapat beberapa video dalam menu video yang menampilkan kejadian dari peristiwa atau reka kejadian dari suatu peristiwa.

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]

  • Flew (2005). New Media: An Introduction. 2nd Edition. Oxford University Press: New York.
  • Jones, Steve. (2003). Encyclopedia of New Media. USA: SAGE Publication.
  • Kurnia, Septiawan S.(2005). Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
  • Lister, M. Dovey, J. Giddings, S. Grant, I. & Kelly, K. (2009). New media: a critical introduction 2nd edition. New York: Routledge.
  • Sahar, A. (2014). Fenomena new media 9Gag (studi obesevasi terhadap penggunaan situs 9Gag dan meme oleh remaja). Diakses dari http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369079-MK-Arshano%20Sahar.pdf[pranala nonaktif permanen]
  • Setiawan, R. (2013). Kekuatan new media dalam membentuk budaya populer di indonesia (studi tentang menjadi artis dadakan dalam mengunggah video musik di youtube). Diakses dari http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2013/06/Junal%20Rudi%20Ganjil%20(06-01-13-04-50-33).pdf

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b 1961-, Jones, Steve,; Publications., Sage; service), Sage eReference (Online. Encyclopedia of new media : an essential reference to communication and technology. Thousand Oaks, CA. ISBN 9781452265285. OCLC 162126451. 
  2. ^ Kurnia, Septiawan S (2005). Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 
  3. ^ 1947-, Lister, Martin,. New media : a critical introduction (edisi ke-2nd ed). [Place of publication not identified]. ISBN 9781134083824. OCLC 1023529500. 
  4. ^ Liputan6.com. "Piala AFF 2018: Peluang Timnas Indonesia Masih Terbuka Lebar". Liputan6.com. Diakses tanggal 2018-11-13.