Lembah Kathmandu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Lembah Kathmandu
Situs Warisan Dunia UNESCO
KriteriaKebudayaan: iii, iv, vi
Nomor identifikasi121
Pengukuhan1979 (ke-3)
Perluasan2006
Endangered2003-2007
Koordinat27°42′14″N 85°18′32″E / 27.704°N 85.309°E / 27.704; 85.309

Kathmandu(Nepal: नेपाः स्वनिगः Nepāḥ Svanigaḥ [nepaː sʷonigəː]), berada di Nepal, terletak di persimpangan peradaban kuno negara Asia, dan memiliki paling tidak 130 monumen penting, termasuk beberapa tempat perziarahan bagi umat Hindu dan Buddha.

Etimologi[sunting | sunting sumber]

Kota Kathmandu berasal dari sebuah susunan di daratan Durbar bernama Kaasthamandap. Dalam bahasa Sanskerta, kāṣṭh (Templat:Lang-sa2) = "kayu" and maṇḍap (Templat:Lang-sa2) = "tempat terlindungi." Kuil yang khas ini, juga dikenal dengan sebutan Maru Satal, dibangun pada tahun 1596 SM oleh Raja Laxmi Narsingh Malla. Keseluruhan susunan tidak memiliki paku atau pendukung dari besi dan dibuat seluruhnya dari kayu. Menurut legenda, kayu-kayu yang digunakan untuk pagoda dua tingkat ini berasal dari satu pohon.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Lembah Kathmandu mungkin baru dihuni sekitar tahun 300 SM, oleh karena benda tertua yang ditemukan di lembah ini diperkirakan berasal dari beberapa ratus tahun sebelum masehi. Catatan awal berasal dari tahun 185 Masehi. Bangunan tertua yang berada di lembah yang sering mengalami gempa-bumi ini berusia kurang lebih 1992 tahun. Empat stupa yang berada disekitar kota Patan, menurut perkiraan didirikan oleh seorang Charumati tertentu, seorang yang mengaku sebagai anak perempuan Raja Ashoka yang Agung, seorang raja Maurya, pada abad ke-3, menyatakan sejarah kuno yang berada di dalam lembah sekarang ini. Dan mengenai cerita kunjungan Sang Buddha, tidak terdapat bukti pendukung akan kunjungan Ashoka, akan tetapi stupa-stupa tersebut mungkin berasal dari abad tersebut. Suku Kirant merupakan suku pertama yang tercatat sebagai penguasa Lembah Kathamandu, peninggalan istana mereka dikabarkan berada di Patan dekat Hiranyavarna Mahavihara (disebut "Patukodon"). Dinasti Licchavi yang menurut catatan awal pada tahun 464 Masehi adalah penerus tampuk kepemimpinan di lembah ini dan memiliki hubungan yang erat dengan Dinasti Gupta dari India. Dinasti Malla, memimpin Lembah Kathmandu dan daerah sekitarnya mulai dari abad ke-12 hingga abad ke-18 Masehi, ketika Dinasti Shah yang dipimpin oleh Prithvi Narayan Shah menaklukkan lembah dan menciptakan Nepal (yang kita kenal sekarang ini). Sebagian besar Arsitektur Nepali kuno yang berada di Nepal sekarang ini berasal dari masa pemerintahan Malla.

Kuil Pashupatinath.
Suku Newar

Suku Newar, pada umumnya dianggap sebagai penduduk asli lembah ini, yang dipercaya sebagai keturunan dari berbagai grup etnis dan ras yang telah tinggal dan menguasai lembah ini selama dua abad. Walaupun dalam wilayah bagian negara Nepal sekarang ini, suku Newar secara etnis berbeda dari group lain berdasarkan campuran kepercayaan Hindu-Buddhis dan Nepal Bhasa, yang sekarang ini digunakan oleh seluruh suku Newar sebagai bahasa utama, bermacam ragam kasta dalam sistem kasta yang banyak di dalam kumpulan Suku Newar memperlihakan keragaman ras yang mengejutkan. Kesamaan antara berbagai ciri-ciri kebudayaan dan kemajemukan dalam kebudayaan suku Newar dan banyak etnik group lain di anak benua India yang mengajak kita untuk menyimpulkan peristiwa baik perpindahan penduduk dan kebudayaan sekitar anak benua selama dua milenium dan pembauran akan sudut pandang tersebut yang berkesinambungan ke daerah sekitar lembah.


Mitologi[sunting | sunting sumber]

Stupa Syambhunath

Menurut Swayambhu Puran, Lembah Kathmandulu dahulu kala adalah sebuah danau. Tebing dimana Stupa Swambhu berada memiliki banyak pohon teratai dengan bunga-bunga indahnya yang bermekaran. Suatu legenda menagtakan bahwa dewa Manjusri membuat sebuah jurang dengan sebilah pedang bernama Chandrahrasha dan mengeringkan air danau supaya menjadi tempat yang dapat ditinggali.

Menurut Gopal Banshawali, Krishna membuat jurang dengan Sudarshana Chakra guna mengeringkan danau. Ia kemudian menyerahkan lembah yang sudah kering tersebut kepada suku Gopal Vansi, yang pada saat itu merupakan kelompok penggembala sapi yang berpindah-pindah.

Geografi[sunting | sunting sumber]

Lembah ini dibentuk oleh Kawasan Kathmandu, Kawasan Lalitpur dan Kawasan Bhaktapur. Lembah ini terdiri dari Kota Metropolitan Kathmandu, Kota submetropolitan Lalitpur, Kotapraja Bhaktapur, Kotapraja Kirtipur, Kotapraja Madhyapur Thimi dan beberapa desa yang menonjolkan kesenian dan arsitektur suku Newar yang bernilai tinggi. Sungai Bagmati mengalir dari lembah Kathamandu. Lembah ini merupakan pusat kebudayaan dan politik negara Nepal, kebudayaan suku Newar masih tetap ada dan aktif.

Pada tahun 1979, Lembah Kathmandu diberikan status sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.

Tempat wisata[sunting | sunting sumber]

Beberapa monument penting di Lembah Kathmandu termasuk:

Referensi[sunting | sunting sumber]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]