Imunosupresi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gambar di bawah mikroskop yang menunjukkan sel yang terinfeksi karena pengobatan imunosupresif (sel di bagian tengah bawah)

Imunosupresif berhubungan dengan penekanan kerja sistem imun.[1][2][3][4] Obat dan terapi imunosupresif mampu menghambat proses pembentukan limfosit di dalam tubuh.[2][3] Meskipun telah dimanfaatkan dalam pengobatan, obat dan terapi imunosupresif memiliki efek samping bagi kesehatan.[3]

Manfaat[sunting | sunting sumber]

Obat dan terapi imunosupresif banyak dimanfaatkan pada operasi transplantasi organ.[2][3] Obat dan terapi imunosupresif akan mampu menekan kerja sistem imun sehingga penolakan tubuh terhadap organ yang baru akan dapat ditekan.[2][3]

Radang usus besar dapat diobati dengan menggunakan obat imunosupresif kortikosteroid dan sitotoksik.[4] Kortikosteroid telah bertahun-tahun digunakan untuk mengontrol perkembangan penyakit tersebut, sedangkan sitotoksik juga dimanfaatkan pada pasien penyakit Crohn yang mengalami fistula.[4]

Dampak negatif[sunting | sunting sumber]

Obat imunosupresif dapat meningkatkan risiko infeksi oleh bakteri, virus, dan jamur.[3] Kelas obat imunosupresif yang baru, siklosporin, dapat memberikan efek samping berupa keracunan pada sel saraf, keracunan pada ginjal, keracunan pada hati, dan hiperkalemia.[3] Untuk mengamati dampak-dampak yang ditimbulkan agar dapat dievaluasi lebih lanjut, pemakaian obat dan terapi imunosupresif harus terus diawasi.[2]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Definition of Immunosuppressive". MedicineNet.com. Diakses tanggal 2014-06-27.  Obat dan terapi imunosupresif telah dikembangkan untuk mengobati penyakit dan kepentingan penelitian yang berkaitan dengan sistem imun.
  2. ^ a b c d e Sayegh, Mohamed H.; Remuzzi, Giuseppe . 2001 . Current and Future Immunosuppressive Therapies Following Transplantation . Dordrecht: Kluwer Academic Publishers . ISBN 1-4020-0018-9
  3. ^ a b c d e f g Schwartz, Seymour I. . 2000 . Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah, E/6 . Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC . ISBN 979-448-397-4
  4. ^ a b c Staff Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya . 2004 . Kumpulan Kuliah Farmakologi, Ed. 2 . Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC . ISBN 978-979-448-831-7