Hagai 2

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Hagai 2
Bagian Kitab Nabi-nabi Kecil yang memuat Kitab Hagai secara lengkap pada Kodeks Leningrad (tahun 1008 M).
KitabKitab Hagai
KategoriNevi'im
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
37
pasal 1

Hagai 2 (disingkat Hag 2) adalah bagian terakhir dari Kitab Hagai dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Memuat Firman Allah yang disampaikan dengan perantaraan nabi Hagai.[1][2]

Teks[sunting | sunting sumber]

Naskah sumber utama[sunting | sunting sumber]

  • Bahasa Ibrani:
    • Masoretik (abad ke-10 M)
    • Gulungan Laut Mati: (akhir abad ke-2 SM).[3]
      • 4Q77 (4QXIIb): terlestarikan: ayat 2‑4[3]
      • 4Q80 (4QXIIe): terlestarikan: ayat 18‑21[3]
      • Wadi Murabba’at Minor Prophets (MurXII): terlestarikan: ayat 1‑9, 11, 13‑24[3]
  • Bahasa Yunani:

Waktu[sunting | sunting sumber]

  • Peristiwa yang dicatat di pasal ini terjadi pada tanggal 24 bulan ke-6 sampai tanggal 24 bulan ke-9 dalam tahun ke-2 pemerintahan Darius, raja Persia.[4] (~520 SM)

Struktur[sunting | sunting sumber]

Ayat 1[sunting | sunting sumber]

Pada hari yang kedua puluh empat dalam bulan yang keenam pada tahun yang kedua zaman raja Darius[5]

Ayat 2[sunting | sunting sumber]

Dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal dua puluh satu bulan itu, datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai, bunyinya:[6]

Ayat 4[sunting | sunting sumber]

"Masih adakah di antara kamu yang telah melihat Rumah ini dalam kemegahannya semula? Dan bagaimanakah kamu lihat keadaannya sekarang? Bukankah keadaannya di matamu seperti tidak ada artinya?"[7]

Ketika Bait Suci pasca-pembangunan selesai dibangun, beberapa orang tawar hati dan kecewa karena beranggapan Bait Suci yang sekarang ini "tidak ada artinya" dibandingkan dengan kemegahan Bait Suci pertama yang dibangun Salomo. Demikian Allah membesarkan hati umat itu dengan tiga janji:

  • (1) Allah sendiri akan bersama-sama mereka untuk menggenapi semua janji dalam perjanjian-Nya (Hag 1:3; 2:5),
  • (2) Roh Allah akan berdiam di antara umat itu (Hag 2:6), dan
  • (3) kemegahan kemudian dari rumah Allah akan lebih besar daripada yang semula karena peragaan kekuatan kuasa-Nya yang lebih besar (ayat Hag 2:10; bd. pelayanan Yesus dan para rasul sebagaimana tercatat dalam Injil-Injil dan Kisah Para Rasul). Bukan keindahan bangunan gereja yang akhirnya akan menghasilkan buah bagi kerajaan Allah. Hal yang perlu sekali dalam jemaat ialah kehadiran Allah yang dinyatakan melalui Roh Kudus, karunia-karunia, pelayanan-pelayanan dan kuasa-Nya. Orang percaya harus bertanya pada diri sendiri: Sudahkah Roh Kudus dinyatakan secara luar biasa di dalam kumpulan-kumpulan kita, ataukah hanya sedikit atau sama sekali tidak ada bukti kehadiran dan kuasa-Nya di antara mereka?[8]

Ayat 10[sunting | sunting sumber]

"Adapun Rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahannya yang semula, firman TUHAN semesta alam, dan di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera, demikianlah firman TUHAN semesta alam." (TB)[9]

Ayat 18[sunting | sunting sumber]

"Aku telah memukul kamu dengan hama dan penyakit gandum dan segala yang dibuat tanganmu dengan hujan batu; namun kamu tidak berbalik kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN." (TB)[10]

Ayat 19[sunting | sunting sumber]

"Perhatikanlah mulai dari hari ini dan selanjutnya--mulai dari hari yang kedua puluh empat bulan kesembilan. Mulai dari hari diletakkannya dasar bait TUHAN perhatikanlah" (TB)[11]

Ayat 20[sunting | sunting sumber]

"Apakah benih masih tinggal tersimpan dalam lumbung, dan apakah pohon anggur dan pohon ara, pohon delima dan pohon zaitun belum berbuah? Mulai dari hari ini Aku akan memberi berkat!"[12]

Ayat 24[sunting | sunting sumber]

"Pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN semesta alam, Aku akan mengambil engkau, hai Zerubabel bin Sealtiel, hamba-Ku --demikianlah firman TUHAN--dan akan menjadikan engkau seperti cincin meterai; sebab engkaulah yang Kupilih, demikianlah firman TUHAN semesta alam." [13]

Ketika tiba saatnya untuk Allah menggoncangkan langit dan bumi, Dia akan menjadikan Zerubabel bagaikan cincin meterai. Cincin ini merupakan tanda resmi kekuasaan tertinggi dan ikrar perkenan terhadap umat Allah. Hagai mungkin menubuatkan bahwa Yesus Kristus, sebagai keturunan Zerubabel (lihat Matius 1:12–13), "pada waktu itu" akan menjadi penguasa tertinggi yang akan memerintah secara mutlak dan universal.[8]

Penomoran ayat[sunting | sunting sumber]

Dalam Alkitab Indonesia, pasal ini terdiri dari 24 ayat, di mana ayat 1 adalah ayat ke-15 pasal 1 dalam Alkitab bahasa Inggris. Dalam Alkitab bahasa Inggris pasal ini terdiri dari 23 ayat, di mana ayat 1 bahasa Inggris sama dengan ayat 2 bahasa Indonesia dan seterusnya.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
  2. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  3. ^ a b c d "Dead sea scrolls - Haggai". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-24. Diakses tanggal 2016-11-12. 
  4. ^ Hagai 2:2, 11, 21
  5. ^ Dalam Alkitab bahasa Inggris: Hagai 1:15
  6. ^ Dalam Alkitab bahasa Inggris: Hagai 2:1
  7. ^ Dalam Alkitab bahasa Inggris: Hagai 2:3
  8. ^ a b The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  9. ^ Dalam Alkitab bahasa Inggris: Hagai 2:9 - Sabda.org
  10. ^ Dalam Alkitab bahasa Inggris: Hagai 2:17 - Sabda.org
  11. ^ Dalam Alkitab bahasa Inggris: Hagai 2:18 - Sabda.org
  12. ^ Dalam Alkitab bahasa Inggris: Hagai 2:19
  13. ^ Dalam Alkitab bahasa Inggris: Hagai 2:23

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]