Gedong Bagus Oka

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gedong Bagus Oka
LahirNi Wayan Gedong
(1921-10-03)3 Oktober 1921
Wafat14 November 2002(2002-11-14) (umur 81)[1]
GelarParisada Hindu Dharma

Gedong Bagus Oka (3 Oktober 1921 – 14 November 2002) adalah tokoh pembaruan Hindu dan gerakan anti kekerasan di Indonesia.

Gedong Bagus Oka dilahirkan dengan nama Ni Wayan Gedong dari ayahnya, I Komang Layang dan ibunya, Ni Komang Pupuh. Keluarganya berpikiran maju, dan memberikan kebebasan penuh kepada anaknya, termasuk tinggal jauh dari keluarganya, demi mendapatkan pendidikan yang baik.

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Bersama tiga orang gadis Bali lainnya, Gedong dikirim ke Jawa untuk belajar di sebuah HIS di Yogyakarta. Di kota itu, Gedong tinggal selama delapan tahun di rumah Prof. J.H. Bavinck, seorang pendeta dan dosen Belanda yang saat itu mengajar di Sekolah Tinggi Theologia "Duta Wacana".

Bagi Gedong, lingkungannya yang baru itu memberikan kesempatan belajar yang baru tentang nilai-nilai rohani, etis, dan demokrasi, yang kelak menjadi bekal bagi hidup dan pekerjaannya. Meskipun demikian, Gedong tetap berpegang pada agamanya, Hindu. Pengenalan akan agama Kristen membuat Gedong menjadi seorang pengikut Mahatma Gandhi, seorang tokoh Hindu dari India yang memahami Kekristenan.

Setelah menyelesaikan pendidikannya di SMA, Gedong melanjutkan belajarnya di sebuah sekolah tinggi Kristen, dan kemudian mengajar di sebuah sekolah Kristen di Bogor.

Pada 1941, Gedong kembali ke Bali dan mengajar di sebuah Sekolah Lanjutan Atas di Singaraja, dan belakangan menjadi kepala sekolah di tempat yang sama. Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, dan pada tahun-tahun permulaan terbentuknya negara Indonesia, Gedong berjuang bagi tempat agama dalam masyarakat Indonesia yang baru.

Pada 1964. Gedong mendapatkan gelar sarjana muda dari Universitas Udayana di Denpasar. Ia kemudian mengajar di Fakultas Sastra di universitas yang sama pada 1965-1992.

Keluarga[sunting | sunting sumber]

Gedong menikah dengan I Gusti Bagoes Oka, dan mendapatkan banyak dukungan dan dampingan rohani dari suaminya, yang sama-sama merupakan pengagum dan pengikut ajaran-ajaran Gandhi.

Dari pernikahannya, Gedong Bagus Oka memperoleh enam orang anak laki-laki.

Referensi[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]