Tanjung Bintang, Lampung Selatan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 3 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q10371143
Egidani (bicara | kontrib)
Baris 15: Baris 15:
Tanjung Bintang dimulai ketika pada tahun 1954 pemerintah mengirim [[transmigran]] yang terdiri dari 68 keluarga Transmigran Ex TNI BRN (Biro Rekontruksi Nasional) tepatnya pada tanggal [[22 Februari]] [[1954]].{{fact}} Tanjung Bintang awalnya merupakan bagian dari Hutan Gedung Wangi Selatan Register 40, [[Natar, Lampung Selatan|Kecamatan Natar]]. Karena kerasnya alam pada waktu itu, jumlah kepala keluarga yang tadinya berjumlah 68 menyusut menjadi 35 keluarga dan pada tahun [[1956]] menjadi 40 keluarga. Hal ini diakibatkan banyaknya keluarga yang akhirnya memutuskan untuk kembali ke [[Jawa][. Pada tahun [[1969]], terjadi pemekaran wilayah kecamatan dan Tanjung Bintang masuk dalam wilayah kecamatan Kedaton. Pada tahun [[1982]], Tanjung Bintang resmi menjadi sebuah kecamatan, dengan [[ibukota]] di [[Jati Baru, Tanjung Bintang, Lampung Selatan|Desa Jati Baru]].
Tanjung Bintang dimulai ketika pada tahun 1954 pemerintah mengirim [[transmigran]] yang terdiri dari 68 keluarga Transmigran Ex TNI BRN (Biro Rekontruksi Nasional) tepatnya pada tanggal [[22 Februari]] [[1954]].{{fact}} Tanjung Bintang awalnya merupakan bagian dari Hutan Gedung Wangi Selatan Register 40, [[Natar, Lampung Selatan|Kecamatan Natar]]. Karena kerasnya alam pada waktu itu, jumlah kepala keluarga yang tadinya berjumlah 68 menyusut menjadi 35 keluarga dan pada tahun [[1956]] menjadi 40 keluarga. Hal ini diakibatkan banyaknya keluarga yang akhirnya memutuskan untuk kembali ke [[Jawa][. Pada tahun [[1969]], terjadi pemekaran wilayah kecamatan dan Tanjung Bintang masuk dalam wilayah kecamatan Kedaton. Pada tahun [[1982]], Tanjung Bintang resmi menjadi sebuah kecamatan, dengan [[ibukota]] di [[Jati Baru, Tanjung Bintang, Lampung Selatan|Desa Jati Baru]].


Penghasilan utama tanjung bintang sendiri adalah [[pertanian]], [[perkebunan]] ([[singkong]], [[jagung]], dan [[palawija]]), PTP 10 ([[karet]] dan [[kelapa sawit]]), [[industri]] (terdapat banyak pabrik dan pusat pergudangan) dan peternakan terutama ayam potong.
Penghasilan utama tanjung bintang sendiri adalah [[pertanian]], [[perkebunan]] ([[singkong]], [[jagung]], dan [[palawija]]), PTPN 10 ([[karet]] dan [[kelapa sawit]]), [[industri]] (terdapat banyak pabrik dan pusat pergudangan) dan peternakan terutama ayam potong.


Suku yang ada di Tanjung Bintang terutama [[suku Jawa|Jawa]]. Hal ini menjadikan [[bahasa Jawa]] menjadi bahasa utama di sana. Selain itu terdapat [[suku Minangkabau]], [[suku Palembang|Palembang]], [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], [[suku Batak|Batak]], dan [[suku Lampung|Lampung]].
Suku yang ada di Tanjung Bintang terutama [[suku Jawa|Jawa]]. Hal ini menjadikan [[bahasa Jawa]] menjadi bahasa utama di sana. Selain itu terdapat [[suku Minangkabau]], [[suku Palembang|Palembang]], [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], [[suku Batak|Batak]], dan [[suku Lampung|Lampung]].

Revisi per 30 Juli 2015 14.18

Tanjung Bintang
Negara Indonesia
ProvinsiLampung
KabupatenLampung Selatan
Pemerintahan
 • CamatMusiran
Populasi
 • Total- jiwa
Kode Kemendagri18.01.05
Kode BPS1803080
Luas- km²
Desa/kelurahan16 desa

Tanjung Bintang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, Indonesia.

Sejarah

Tanjung Bintang dimulai ketika pada tahun 1954 pemerintah mengirim transmigran yang terdiri dari 68 keluarga Transmigran Ex TNI BRN (Biro Rekontruksi Nasional) tepatnya pada tanggal 22 Februari 1954.[butuh rujukan] Tanjung Bintang awalnya merupakan bagian dari Hutan Gedung Wangi Selatan Register 40, Kecamatan Natar. Karena kerasnya alam pada waktu itu, jumlah kepala keluarga yang tadinya berjumlah 68 menyusut menjadi 35 keluarga dan pada tahun 1956 menjadi 40 keluarga. Hal ini diakibatkan banyaknya keluarga yang akhirnya memutuskan untuk kembali ke [[Jawa][. Pada tahun 1969, terjadi pemekaran wilayah kecamatan dan Tanjung Bintang masuk dalam wilayah kecamatan Kedaton. Pada tahun 1982, Tanjung Bintang resmi menjadi sebuah kecamatan, dengan ibukota di Desa Jati Baru.

Penghasilan utama tanjung bintang sendiri adalah pertanian, perkebunan (singkong, jagung, dan palawija), PTPN 10 (karet dan kelapa sawit), industri (terdapat banyak pabrik dan pusat pergudangan) dan peternakan terutama ayam potong.

Suku yang ada di Tanjung Bintang terutama Jawa. Hal ini menjadikan bahasa Jawa menjadi bahasa utama di sana. Selain itu terdapat suku Minangkabau, Palembang, Tionghoa, Batak, dan Lampung.