Abdul Moeloek: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Jayrangkoto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Jayrangkoto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 23: Baris 23:


== Riwayat ==
== Riwayat ==
=== Pendidikan dan karier ===
Abdul Moeloek lahir pada 10 Maret 1905 di Padang Panjang, Sumatera Barat. Ia telah merantau ke Batavia sejak usia 12 tahun. Ia pernah kuliah di Fakultas Kedokteran Hewan Bogor, namun kemudian pindah ke [[STOVIA]] di [[Batavia]] setahun kemudian. Ia mendapatkan gelar dokter dari perguruan tinggi tersebut pada tahun 1932. Pada masa [[Sejarah Indonesia (1942-1945)|pendudukan Jepang]], ia pindah ke [[Semarang]] untuk menghindari misi pembunuhan para [[intelektual]] [[Indonesia]] yang dilakukan pemerintahan pendudukan Jepang. Ia berkarier sebagai tenaga medis di [[RS Dokter Karyadi]]. Setelah beberapa tahun di Semarang ia memutuskan untuk mengasingkan diri di Desa Winong, [[Kota Liwa]], [Lampung Barat]].<ref name="jpnn.com"/>
Abdul Moeloek telah merantau ke [[Batavia]] sejak usia 12 tahun. Ia pernah kuliah di Fakultas Kedokteran Hewan Bogor, namun kemudian pindah ke [[STOVIA]] di Batavia setahun kemudian. Ia mendapatkan gelar dokter dari perguruan tinggi tersebut pada tahun 1932. Pada masa [[Sejarah Indonesia (1942-1945)|pendudukan Jepang]], ia pindah ke [[Semarang]] untuk menghindari misi pembunuhan para [[intelektual]] [[Indonesia]] yang dilakukan pemerintahan pendudukan Jepang. Ia berkarier sebagai tenaga medis di [[Rumah Sakit Dr. Kariadi]].<ref name="jpnn.com"/>


Setelah beberapa tahun di Semarang ia memutuskan untuk mengasingkan diri di Desa Winong, [[Kota Liwa]], [[Lampung Barat]]. Di tempat persembunyiannya inilah Abdul Moeloek mengabdikan diri di bidang kesehatan pada masyarakat kecil. Sedangkan istrinya mengabdikan diri di bidang pendidikan dengan menjadi guru bagi masyarakat sekitar. Mereka berdua juga mempunyai banyak anak angkat. Pengabdian tersebut membuat mereka disegani dan dihormati oleh masyarakat setempat.<ref name="jpnn.com"/>
Ia menikah dengan Poeti Alam Naisjah, seorang perempuan kelahiran 1914 asal [[Kabupaten Solok|Solok]], Sumatera Barat. Pernikahan mereka dikaruniai lima orang anak.<ref name="Heri Wardoyo">"100 Tokoh Terkemuka Lampung, 100 Tahun Kebangkitan Nasional". ''Heri Wardoyo, dkk'', 2008.</ref>


Setelah Indonesia merdeka keluarga Abdul Moeloek pindah ke [[Tanjung Karang]]. Abdul Moeloek kemudian mengambil alih pengelolaan RS Tanjung Karang dari tentara Jepang dan kemudian ditunjuk sebagai kepala rumah sakit tersebut. Sepeninggal Abdul Moeloek pada 1973, [[DPRD]] Lampung menyepakati penggantian nama RS Tanjung Karang menjadi RS dr H Abdul Moeloek sebagai penghargaan terhadap dedikasi dan jasa Abdul Moeloek bagi masyarakat Lampung.<ref name="jpnn.com"/>
Keturunannya di kemudian hari juga banyak yang mengikuti langkahnya sebagai ahli kesehatan, seperti [[Faried Anfasa Moeloek]] yang pernah menjadi [[Daftar Menteri Kesehatan Indonesia|menteri kesehatan Indonesia]], [[Nukman Moeloek]], seorang pakar [[andrologi]] dan [[guru besar]] di [[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia]] (FKUI), dan lainnya, sehingga keturunannya dijuluki juga sebagai "dinasti dokter" Indonesia.<ref name="detik.com"/><ref name="jpnn.com"/>

=== Kehidupan pribadi ===
Abdul Moeloek lahir pada 10 Maret 1905 di Padang Panjang, [[Sumatera Barat]]. Ia menikah dengan Poeti Alam Naisjah, seorang perempuan kelahiran 1914 asal [[Kabupaten Solok|Solok]], Sumatera Barat. Pernikahan mereka dikaruniai lima orang anak.<ref name="Heri Wardoyo">"100 Tokoh Terkemuka Lampung, 100 Tahun Kebangkitan Nasional". ''Heri Wardoyo, dkk'', 2008.</ref> Keturunannya di kemudian hari juga banyak yang mengikuti langkahnya sebagai ahli kesehatan, seperti [[Faried Anfasa Moeloek]] yang pernah menjadi [[Daftar Menteri Kesehatan Indonesia|menteri kesehatan Indonesia]], [[Nukman Moeloek]], seorang pakar [[andrologi]] dan [[guru besar]] di [[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia]] (FKUI), dan lainnya, sehingga keturunannya dijuluki juga sebagai "dinasti dokter" Indonesia.<ref name="detik.com"/> Ia meninggal dunia pada tahun 1973 di Bandar Lampung pada usia 68 tahun.<ref name="jpnn.com"/>


== Rujukan ==
== Rujukan ==
Baris 37: Baris 41:
{{negara-bio-stub|Indonesia}}
{{negara-bio-stub|Indonesia}}


{{lifetime|1909|1973}}
{{lifetime|1905|1973}}
[[Kategori:Dokter Indonesia]]
[[Kategori:Dokter Indonesia]]
[[Kategori:Alumni Stovia]]
[[Kategori:Alumni STOVIA]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh Lampung]]
[[Kategori:Tokoh Lampung]]

Revisi per 7 Juli 2015 17.17

Abdul Moeloek
Lahir10 Maret 1905
Belanda Padang Panjang, Hindia Belanda
Meninggal1973 (umur 68)
Indonesia Bandar Lampung, Lampung
KebangsaanIndonesia Indonesia
AlmamaterSTOVIA, Batavia
PekerjaanAhli kesehatan
Dikenal atasTokoh kesehatan masyarakat Lampung
Suami/istriPoeti Alam Naisjah
AnakFaried Anfasa Moeloek
Nukman Moeloek

dr. H. Abdul Moeloek (lahir di Padang Panjang, Hindia Belanda, 10 Maret 1905 - meninggal di Bandar Lampung, Lampung, 1973 pada umur 68 tahun) adalah seorang ahli kesehatan Indonesia. Ia merupakan tokoh kesehatan masyarakat Lampung, karena menghabiskan banyak waktunya untuk mengabdikan diri demi kesehatan masyarakat di sana. Namanya kemudian diabadikan menjadi nama sebuah rumah sakit di kota Bandar Lampung, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Abdul Moeloek.[1][2]

Riwayat

Pendidikan dan karier

Abdul Moeloek telah merantau ke Batavia sejak usia 12 tahun. Ia pernah kuliah di Fakultas Kedokteran Hewan Bogor, namun kemudian pindah ke STOVIA di Batavia setahun kemudian. Ia mendapatkan gelar dokter dari perguruan tinggi tersebut pada tahun 1932. Pada masa pendudukan Jepang, ia pindah ke Semarang untuk menghindari misi pembunuhan para intelektual Indonesia yang dilakukan pemerintahan pendudukan Jepang. Ia berkarier sebagai tenaga medis di Rumah Sakit Dr. Kariadi.[1]

Setelah beberapa tahun di Semarang ia memutuskan untuk mengasingkan diri di Desa Winong, Kota Liwa, Lampung Barat. Di tempat persembunyiannya inilah Abdul Moeloek mengabdikan diri di bidang kesehatan pada masyarakat kecil. Sedangkan istrinya mengabdikan diri di bidang pendidikan dengan menjadi guru bagi masyarakat sekitar. Mereka berdua juga mempunyai banyak anak angkat. Pengabdian tersebut membuat mereka disegani dan dihormati oleh masyarakat setempat.[1]

Setelah Indonesia merdeka keluarga Abdul Moeloek pindah ke Tanjung Karang. Abdul Moeloek kemudian mengambil alih pengelolaan RS Tanjung Karang dari tentara Jepang dan kemudian ditunjuk sebagai kepala rumah sakit tersebut. Sepeninggal Abdul Moeloek pada 1973, DPRD Lampung menyepakati penggantian nama RS Tanjung Karang menjadi RS dr H Abdul Moeloek sebagai penghargaan terhadap dedikasi dan jasa Abdul Moeloek bagi masyarakat Lampung.[1]

Kehidupan pribadi

Abdul Moeloek lahir pada 10 Maret 1905 di Padang Panjang, Sumatera Barat. Ia menikah dengan Poeti Alam Naisjah, seorang perempuan kelahiran 1914 asal Solok, Sumatera Barat. Pernikahan mereka dikaruniai lima orang anak.[3] Keturunannya di kemudian hari juga banyak yang mengikuti langkahnya sebagai ahli kesehatan, seperti Faried Anfasa Moeloek yang pernah menjadi menteri kesehatan Indonesia, Nukman Moeloek, seorang pakar andrologi dan guru besar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dan lainnya, sehingga keturunannya dijuluki juga sebagai "dinasti dokter" Indonesia.[2] Ia meninggal dunia pada tahun 1973 di Bandar Lampung pada usia 68 tahun.[1]

Rujukan

  1. ^ a b c d e "Keluarga Moeloek, Salah Satu Dinasti Dokter Sukses di Indonesia" JPNN.com, 09 November 2009. Diakses 13-01-2015.
  2. ^ a b "Prof Dr Farid A Moeloek, SpOG Jadi Dokter Karena Terpaksa" Detik.com, 09-01-2012. Diakses 13-01-2015.
  3. ^ "100 Tokoh Terkemuka Lampung, 100 Tahun Kebangkitan Nasional". Heri Wardoyo, dkk, 2008.

Pranala luar