Lokomotif Bima Kunting: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menolak perubahan teks terakhir (oleh 114.79.51.50) dan mengembalikan revisi 9220839 oleh Alqhaderi Aliffianiko
Fierly V.T (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 2: Baris 2:
{{kegunaanlain|Bima}}
{{kegunaanlain|Bima}}
{{Infobox Lokomotif
{{Infobox Lokomotif
|name=Bima Kunthing
|name=Bima Kunting
|image=Bima Kunthing.JPG
|image=Bima Kunthing.JPG
|caption=Bima Kunthing dipajang di [[Museum Benteng Vredeburg]], [[Kota Yogyakarta]].
|caption=Bima Kunthing dipajang di [[Museum Benteng Vredeburg]], [[Kota Yogyakarta]].
|powertype=[[Diesel hidraulik]]
|powertype=[[Diesel hidraulik]]
|builder=[[Balai Yasa Yogyakarta]]
|builder=[[Balai Yasa Yogyakarta]]
|builddate=Bima Kunting 1 : 1960<br/>Bima Kunting 2 : 1965<br/>Bima Kunting 3 : 1965
|builddate=[[1960]]
|totalproduction=3 unit
|totalproduction=3 unit
|length=3.800 mm (Bima Kunthing I),<br/>6.500 mm (Bima Kunthing II-III)
|length=3.800 mm (Bima Kunthing I),<br/>6.500 mm (Bima Kunthing II-III)
Baris 17: Baris 17:
|gauge={{railGauge|600}} (Bima Kunthing I),<br/> {{RailGauge|1067}} (Bima Kunthing II-III)
|gauge={{railGauge|600}} (Bima Kunthing I),<br/> {{RailGauge|1067}} (Bima Kunthing II-III)
|railroad=[[Perusahaan Jawatan Kereta Api]]
|railroad=[[Perusahaan Jawatan Kereta Api]]
|firstrundate=[[1960]]
|firstrundate=1960
|locale=[[Pulau Jawa]]
|locale=[[Pulau Jawa]]
|lastrundate = Bima Kunting 1 : 1972<br/>Bima Kunting 2 : 1973<br/>Bima Kunting 3 : 1985}}
}}
Lokomotif '''Bima Kunthing'''{{efn|Penyebutan dalam bahasa Jawa}} atau '''Bima Kunting''' ([[Hanacaraka]]: {{jav|꧋ꦧꦶꦩꦏꦸꦟ꧀ꦛꦶꦁ꧉}} ''Bima Kunthing'') merupakan nama yang diberikan kepada tiga buah lokomotif milik [[Perusahaan Jawatan Kereta Api]], '''B100''', '''B200''', dan '''B201'''. yang merupakan produk buatan [[Indonesia]] di [[Balai Yasa Yogyakarta]] (dulu Balai Karya). Lokomotif ini dibuat pada rentang dekade [[1960-an]]. Nama lokomotif ini diberikan oleh [[Hamengkubuwana IX]] saat menjabat sebagai [[Hamengkubuwana|Sultan Ngayogyakarta Hadiningrat]].
'''Lokomotif''' '''Bima Kunthing'''{{efn|Penyebutan dalam bahasa Jawa}} atau '''Bima Kunting''' ([[Hanacaraka]]: {{jav|꧋ꦧꦶꦩꦏꦸꦟ꧀ꦛꦶꦁ꧉}} ''Bima Kunthing'') merupakan nama yang diberikan kepada tiga buah lokomotif milik [[Perusahaan Jawatan Kereta Api]], '''B100''', '''B200''', dan '''B201'''. yang merupakan produk buatan [[Indonesia]] di [[Balai Yasa Yogyakarta]] (dulu Balai Karya). Lokomotif ini dibuat pada rentang dekade [[1960-an]]. Nama lokomotif ini diberikan oleh [[Hamengkubuwana IX]] saat menjabat sebagai [[Hamengkubuwana|Sultan Ngayogyakarta Hadiningrat]].


Kata ''bima kunthing'' sendiri berarti [[Bima (Mahabharata)|Bima]] kecil. Bima merujuk pada tokoh [[Mahabharata]] yang kekar, kukuh, kuat, dan pemberani. Biarpun lokomotif ini kecil, namun dapat melakukan pergerakan langsir di balai yasa tersebut, serta menjadi kebanggan Indonesia.
Kata ''bima kunthing'' sendiri berarti Bima kecil. Bima merujuk pada tokoh [[Mahabharata]] yang kekar, kukuh, kuat, dan pemberani. Biarpun lokomotif ini kecil, namun dapat melakukan pergerakan langsir di balai yasa tersebut, serta menjadi kebanggan Indonesia.


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Lokomotif ini pertama kali diperkenalkan pada tahun [[1960]] oleh Kepala Balai Karya Yogyakarta pada saat itu, [[Djoko Baroto|Ir. Djoko Baroto]]. Pada saat ia menjabat di PNKA, lok yang diregistrasi B100 ini langsung dioperasikan dan diresmikan juga oleh Sultan Hamengkubuwana IX.<ref name="heritage1">[http://heritage.kereta-api.co.id/?p=7063 Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur: Bima Kunting]</ref> Lokomotif ini bergandar 1A dengan mesin [[Willys Jeep]],<ref>[http://keretapi.tripod.com/dieselroster.html Diesel Locomotive Roster]</ref> serta memiliki panjang 3.800 mm. Lokomotif ini hanya beroperasi di jalur dengan lebar sepur 600 mm.<ref name="76r">[http://arsip76r.blogspot.com/2012/02/lokomotif-bima-kunting-b100-b201.html Bima Kunting B100, B200, B201]</ref>
Lokomotif ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960 oleh Kepala Balai Karya Yogyakarta pada saat itu, [[Djoko Baroto|Ir. Djoko Baroto]]. Pada saat ia menjabat di PNKA, lok yang diregistrasi B100 ini langsung dioperasikan dan diresmikan juga oleh Sultan Hamengkubuwana IX.<ref name="heritage1">[http://heritage.kereta-api.co.id/?p=7063 Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur: Bima Kunting]</ref> Lokomotif ini bergandar 1A dengan mesin [[Willys Jeep]],<ref>[http://keretapi.tripod.com/dieselroster.html Diesel Locomotive Roster]</ref> serta memiliki panjang 3.800 mm. Lokomotif ini hanya beroperasi di jalur dengan lebar sepur 600 mm.<ref name="76r">[http://arsip76r.blogspot.com/2012/02/lokomotif-bima-kunting-b100-b201.html Bima Kunting B100, B200, B201]</ref>


Selanjutnya ada pula Bima Kunthing II dan III dengan nomor registrasi B200 dan B201 yang mulai operasi tahun [[1965]]. Produksi lokomotif dipimpin oleh Kepala Balai Yasa [[Mardjono|Ir. Mardjono]] dan menggunakan bekas rangka dasar lokomotif [[C15]].<ref>[http://heritage.kereta-api.co.id/?p=6967 Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur: Pemindahan Lokomotif Bima Kunting]</ref> B200 dan B201 dirancang untuk lebar sepur 1.067 mm. Kedua-duanya memiliki gandar B, panjang 6.500 mm, mesin [[Daimler|Daimler-Benz]] M204B, dan generator [[Hobart]], serta berdaya 120 hp.<ref name="76r"/> Lokomotif ini hanya sebagai pelangsir saja di Balai Yasa.
Selanjutnya ada pula Bima Kunthing II dan III dengan nomor registrasi B200 dan B201 yang mulai operasi tahun [[1965]]. Produksi lokomotif dipimpin oleh Kepala Balai Yasa [[Mardjono|Ir. Mardjono]] dan menggunakan bekas rangka dasar lokomotif [[C15]].<ref>[http://heritage.kereta-api.co.id/?p=6967 Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur: Pemindahan Lokomotif Bima Kunting]</ref> B200 dan B201 dirancang untuk lebar sepur 1.067 mm. Kedua-duanya memiliki gandar B, panjang 6.500 mm, mesin [[Daimler|Daimler-Benz]] M204B, dan generator [[Hobart]], serta berdaya 120 hp.<ref name="76r"/> Lokomotif ini hanya sebagai pelangsir saja di Balai Yasa.


== Pengafkiran ==
== Pengafkiran ==
Bima Kunthing I berhenti beroperasi pada rentang [[1972]]-[[1973]] akibat penutupan jalur rel dengan lebar sepur 600 mm. Kini menjadi lokomotif andalan [[kereta mini]] di [[taman lalu lintas]] [[Kota Bandung]].<ref name="76r"/>
Bima Kunthing I berhenti beroperasi pada rentang 1972-1973 akibat penutupan jalur rel dengan lebar sepur 600 mm. Kini menjadi lokomotif andalan [[kereta mini]] di [[taman lalu lintas]] [[Kota Bandung]].<ref name="76r"/>


Lok Bima Kunthing II dan III akhirnya berhenti beroperasi mulai tahun [[1985]]. Sebelumnya, Bima Kunthing III dipamerkan dalam ajang [[Pameran Produksi Indonesia]] [[Jakarta]] [[1985]] sebagai salah satu produk kebanggan Indonesia. Selanjutnya, akibat kesulitan suku cadang, Bima Kunthing akhirnya diafkirkan dan disimpan begitu saja di Balai Yasa Yogyakarta, hingga tahun [[2014]]. Perannya digantikan oleh [[D301]].<ref name="76r"/>
Lok Bima Kunthing II dan III akhirnya berhenti beroperasi mulai tahun 1985. Sebelumnya, Bima Kunthing III dipamerkan dalam ajang [[Pameran Produksi Indonesia]] [[Jakarta]] 1985 sebagai salah satu produk kebanggan Indonesia. Selanjutnya, akibat kesulitan suku cadang, Bima Kunthing akhirnya diafkirkan dan disimpan begitu saja di Balai Yasa Yogyakarta, hingga tahun 2014. Perannya digantikan oleh [[D301|D 301]].<ref name="76r"/>


Sejak saat itu, Bima Kunthing menjadi terlupakan. Banyak penggemar kereta api bertandang ke Balai Yasa melihat sisa-sisa kegagahan lokomotif ini yang saat itu telah menjadi onggokan di Balai Yasa. Tutup depan kipas [[radiator]]nya pun hilang entah ke mana, roda-rodanya pun satu persatu copot dari rangka bajanya.
Sejak saat itu, Bima Kunthing menjadi terlupakan. Banyak penggemar kereta api bertandang ke Balai Yasa melihat sisa-sisa kegagahan lokomotif ini yang saat itu telah menjadi onggokan di Balai Yasa. Tutup depan kipas [[radiator]]nya pun hilang entah ke mana, roda-rodanya pun satu persatu copot dari rangka bajanya.
Baris 41: Baris 41:
Diawali dari rehab total selama 41 hari,<ref>[http://jogjaupdate.com/halaman-benteng-vredeburg-rumah-baru-lokomotif-bima-kunthing/ Jogja Update: Halaman Benteng Vredeburg, Rumah Baru Lokomotif Bima Kunthing]</ref> Bima Kunthing III sudah berhasil direhab dengan sempurna. Diawali dengan mencari komponennya yang tercecer, merakitnya kembali, hingga pengecatan dengan ''livery'' kuning-hijau ala [[Perusahaan Jawatan Kereta Api|PJKA]], dari sebelumnya dicat biru.
Diawali dari rehab total selama 41 hari,<ref>[http://jogjaupdate.com/halaman-benteng-vredeburg-rumah-baru-lokomotif-bima-kunthing/ Jogja Update: Halaman Benteng Vredeburg, Rumah Baru Lokomotif Bima Kunthing]</ref> Bima Kunthing III sudah berhasil direhab dengan sempurna. Diawali dengan mencari komponennya yang tercecer, merakitnya kembali, hingga pengecatan dengan ''livery'' kuning-hijau ala [[Perusahaan Jawatan Kereta Api|PJKA]], dari sebelumnya dicat biru.


Pada tanggal [[29 Januari]] [[2015]], Bima Kunthing III kemudian diangkut ke tempat barunya, [[Museum Benteng Vredeburg]] dengan [[truk trailer]]. Prosesi dilakukan sejak sore hari. Pukul 22.30 barulah dilakukan pemberangkatan dengan dibuka selamatan. Pemberangkatan tersebut dikawal oleh Patroli Satlantas Polresta Yogyakarta dan belasan penggemar kereta api.<ref>Majalah KA Edisi Maret 2015</ref> Truk tersebut melewati rute Jalan Munggur-Jalan [[Oerip Soemohardjo]]-Jalan Jenderal [[Soedirman]]-Jalan Margo Utomo-[[Jalan Malioboro]]-Jalan Margo Mulyo, dan berakhir di Museum Benteng Vredeburg. Kini, lokomotif tersebut sudah siap dipajang untuk menarik wisatawan yang melewati Jalan Malioboro.
Pada tanggal 29 Januari 2015, Bima Kunthing III kemudian diangkut ke tempat barunya, [[Museum Benteng Vredeburg]] dengan truk trailer. Prosesi dilakukan sejak sore hari. Pukul 22.30 barulah dilakukan pemberangkatan dengan dibuka selamatan. Pemberangkatan tersebut dikawal oleh Patroli Satlantas Polresta Yogyakarta dan belasan penggemar kereta api.<ref>Majalah KA Edisi Maret 2015</ref> Truk tersebut melewati rute Jalan Munggur-Jalan [[Oerip Soemohardjo]]-Jalan Jenderal [[Soedirman]]-Jalan Margo Utomo-[[Jalan Malioboro]]-Jalan Margo Mulyo, dan berakhir di Museum Benteng Vredeburg. Kini, lokomotif tersebut sudah siap dipajang untuk menarik wisatawan yang melewati Jalan Malioboro.


== Catatan kaki ==
== Catatan kaki ==

Revisi per 18 Juni 2015 08.18

Bima Kunting
Bima Kunting
Bima Kunthing dipajang di Museum Benteng Vredeburg, Kota Yogyakarta.
Data teknis
Sumber tenagaDiesel hidraulik
ProdusenBalai Yasa Yogyakarta
Tanggal dibuatBima Kunting 1 : 1960
Bima Kunting 2 : 1965
Bima Kunting 3 : 1965
Jumlah dibuat3 unit
Spesifikasi roda
Notasi Whyte0-4-0
Susunan roda AARB
Klasifikasi UIC1A (Bima Kunthing I),
B (Bima Kunthing II-III)
Dimensi
Lebar sepur600 (Bima Kunthing I),
1067 (Bima Kunthing II-III)
Panjang3.800 mm (Bima Kunthing I),
6.500 mm (Bima Kunthing II-III)
Berat
Bahan bakar
Sistem mesin
Jenis mesinWillys Jeep (Bima Kunthing I),
Daimler-Benz M204B (Bima Kunthing II-III)
Kinerja
Daya mesin120 hp
Lain-lain
Karier
Perusahaan pemilikPerusahaan Jawatan Kereta Api
Daerah operasiPulau Jawa
Mulai dinas1960
Terakhir dinasBima Kunting 1 : 1972
Bima Kunting 2 : 1973
Bima Kunting 3 : 1985

Lokomotif Bima Kunthing[a] atau Bima Kunting (Hanacaraka: ꧋ꦧꦶꦩꦏꦸꦟ꧀ꦛꦶꦁ꧉ Bima Kunthing) merupakan nama yang diberikan kepada tiga buah lokomotif milik Perusahaan Jawatan Kereta Api, B100, B200, dan B201. yang merupakan produk buatan Indonesia di Balai Yasa Yogyakarta (dulu Balai Karya). Lokomotif ini dibuat pada rentang dekade 1960-an. Nama lokomotif ini diberikan oleh Hamengkubuwana IX saat menjabat sebagai Sultan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Kata bima kunthing sendiri berarti Bima kecil. Bima merujuk pada tokoh Mahabharata yang kekar, kukuh, kuat, dan pemberani. Biarpun lokomotif ini kecil, namun dapat melakukan pergerakan langsir di balai yasa tersebut, serta menjadi kebanggan Indonesia.

Sejarah

Lokomotif ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960 oleh Kepala Balai Karya Yogyakarta pada saat itu, Ir. Djoko Baroto. Pada saat ia menjabat di PNKA, lok yang diregistrasi B100 ini langsung dioperasikan dan diresmikan juga oleh Sultan Hamengkubuwana IX.[1] Lokomotif ini bergandar 1A dengan mesin Willys Jeep,[2] serta memiliki panjang 3.800 mm. Lokomotif ini hanya beroperasi di jalur dengan lebar sepur 600 mm.[3]

Selanjutnya ada pula Bima Kunthing II dan III dengan nomor registrasi B200 dan B201 yang mulai operasi tahun 1965. Produksi lokomotif dipimpin oleh Kepala Balai Yasa Ir. Mardjono dan menggunakan bekas rangka dasar lokomotif C15.[4] B200 dan B201 dirancang untuk lebar sepur 1.067 mm. Kedua-duanya memiliki gandar B, panjang 6.500 mm, mesin Daimler-Benz M204B, dan generator Hobart, serta berdaya 120 hp.[3] Lokomotif ini hanya sebagai pelangsir saja di Balai Yasa.

Pengafkiran

Bima Kunthing I berhenti beroperasi pada rentang 1972-1973 akibat penutupan jalur rel dengan lebar sepur 600 mm. Kini menjadi lokomotif andalan kereta mini di taman lalu lintas Kota Bandung.[3]

Lok Bima Kunthing II dan III akhirnya berhenti beroperasi mulai tahun 1985. Sebelumnya, Bima Kunthing III dipamerkan dalam ajang Pameran Produksi Indonesia Jakarta 1985 sebagai salah satu produk kebanggan Indonesia. Selanjutnya, akibat kesulitan suku cadang, Bima Kunthing akhirnya diafkirkan dan disimpan begitu saja di Balai Yasa Yogyakarta, hingga tahun 2014. Perannya digantikan oleh D 301.[3]

Sejak saat itu, Bima Kunthing menjadi terlupakan. Banyak penggemar kereta api bertandang ke Balai Yasa melihat sisa-sisa kegagahan lokomotif ini yang saat itu telah menjadi onggokan di Balai Yasa. Tutup depan kipas radiatornya pun hilang entah ke mana, roda-rodanya pun satu persatu copot dari rangka bajanya.

Pelestarian

Pada 2014, ada ide untuk menghidupkan kembali lokomotif Bima Kunthing III yang tersisa di Balai Yasa untuk dijadikan sebagai wahana edukasi masyarakat akan perkeretaapian. Ide tersebut muncul karena sebagai lok kebanggan Indonesia, tentu tidak boleh membiarkan lok ini punah begitu saja setelah dirucat. Pada akhirnya diputuskan untuk memajang lokomotif tersebut.

Diawali dari rehab total selama 41 hari,[5] Bima Kunthing III sudah berhasil direhab dengan sempurna. Diawali dengan mencari komponennya yang tercecer, merakitnya kembali, hingga pengecatan dengan livery kuning-hijau ala PJKA, dari sebelumnya dicat biru.

Pada tanggal 29 Januari 2015, Bima Kunthing III kemudian diangkut ke tempat barunya, Museum Benteng Vredeburg dengan truk trailer. Prosesi dilakukan sejak sore hari. Pukul 22.30 barulah dilakukan pemberangkatan dengan dibuka selamatan. Pemberangkatan tersebut dikawal oleh Patroli Satlantas Polresta Yogyakarta dan belasan penggemar kereta api.[6] Truk tersebut melewati rute Jalan Munggur-Jalan Oerip Soemohardjo-Jalan Jenderal Soedirman-Jalan Margo Utomo-Jalan Malioboro-Jalan Margo Mulyo, dan berakhir di Museum Benteng Vredeburg. Kini, lokomotif tersebut sudah siap dipajang untuk menarik wisatawan yang melewati Jalan Malioboro.

Catatan kaki

  1. ^ Penyebutan dalam bahasa Jawa

Referensi