Pembubaran Uni Soviet: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ricky Setiawan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Ricky Setiawan (bicara | kontrib)
Baris 2: Baris 2:
== intro ==
== intro ==
{{Infobox historical event
{{Infobox historical event
|Event_Name = Dissolution of the Soviet Union |AKA =
|Event_Name = Pembubaran Uni Soviet |AKA =
|Image_Name = 1991 coup attempt1.jpg
|Image_Name = 1991 coup attempt1.jpg
|Imagesize = 220px
|Imagesize = 220px
|Image_Alt = Tanks in Red Square during 1991 Soviet coup d'etat attempt
|Image_Alt = Tank di [[Lapangan Merah]] pada tahun 1991 sebagai bagian dari upaya kudeta di Uni Soviet
|Image_Caption = {{longitem|Tanks at [[Red Square]] during the [[1991 Soviet coup d'état attempt]]}} |Thumb_Time =
|Image_Caption = {{longitem|Tank di [[Lapangan Merah]] pada tahun 1991 sebagai bagian dari upaya kudeta di Uni Soviet]]}} |Thumb_Time =
|Participants = {{unbulleted list |People of the Soviet Union |[[Government of the Soviet Union|Federal government]] |[[Republics of the Soviet Union|Republican]] governments |[[Autonomous Soviet Socialist Republics of the Soviet Union|Autonomous SSRs]]}}
|Participants = {{unbulleted list |Rakyat Uni Soviet |[[Pemerintahan Uni Soviet|Pemerintah Federal]] | Pemerintah [[Republik Uni Soviet|Republikan]] |[[Republik Soviet Sosialis Otonom Uni Soviet[[}}
|Location = [[Soviet Union]]
|Location = [[Uni Soviet]]
|Date = {{nowrap|March 11, 1985&nbsp;– December 25, 1991 {{longitem|style=font-size:90%;|{{raise|0.5em |({{Age in years, months, weeks and days|month1=3|day1=11|year1=1985|month2=12|day2=26|year2=1991}}){{lower|0.15em|<ref name="ReferenceC">{{ru icon}} [[:s:ru:Декларация Совета Республик ВС СССР от December 26, 1991 № 142-Н|Declaration № 142-Н]] of the [[Soviet of Nationalities|Soviet of the Republics of the Supreme Soviet of the Soviet Union]], formally establishing the dissolution of the Soviet Union as a state and subject of international law.</ref>}} }}}} }}
|Date = {{nowrap|11 Maret 1985&nbsp;– 25 Desember 1991 {{longitem|style=font-size:90%;|{{raise|0.5em |({{Age in years, months, weeks and days|month1=3|day1=11|year1=1985|month2=12|day2=26|year2=1991}}) }}}} }}
|Result = {{longitem|Dissolution of the Soviet Union into [[Post-Soviet states|independent republics]]}}
|Result = {{longitem|Pembubaran Uni Soviet dan pembentukan negara-negara independen}}
|URL =
|URL =
}}
}}

Revisi per 8 Juni 2015 15.41

intro

{{Infobox historical event |Event_Name = Pembubaran Uni Soviet |AKA = |Image_Name = 1991 coup attempt1.jpg |Imagesize = 220px |Image_Alt = Tank di Lapangan Merah pada tahun 1991 sebagai bagian dari upaya kudeta di Uni Soviet

|Image_Caption =

Tank di Lapangan Merah pada tahun 1991 sebagai bagian dari upaya kudeta di Uni Soviet]]

|Thumb_Time =

|Participants = {{unbulleted list |Rakyat Uni Soviet |Pemerintah Federal | Pemerintah Republikan |[[Republik Soviet Sosialis Otonom Uni Soviet[[}} |Location = Uni Soviet

|Date =

11 Maret 1985 – 25 Desember 1991
(6 tahun, 9 bulan, 2 minggu dan 1 hari)

|Result =

Pembubaran Uni Soviet dan pembentukan negara-negara independen

|URL = }}

Post-Soviet states (alphabetical order)

The dissolution of the Soviet Union was formally enacted on December 26, 1991, as a result of the declaration no. 142-Н of the Supreme Soviet of the Soviet Union,[1] acknowledging the independence of the erstwhile Soviet republics and creating the Commonwealth of Independent States (CIS) – although five of the signatories ratified it much later or not at all. On the previous day, Soviet President Mikhail Gorbachev, the eighth and last leader of the Soviet Union, resigned, declared his office extinct, and handed over its powers – including control of the Soviet nuclear missile launching codes – to Russian President Boris Yeltsin. That evening at 7:32 p.m., the Soviet flag was lowered from the Kremlin for the last time and replaced with the pre-revolutionary Russian Flag.

Previously, from August to December, all the individual republics, including Russia itself, had seceded from the union. The week before the union's formal dissolution, 11 republics – all except the Baltic states and Georgia – signed the Alma-Ata Protocol formally establishing the CIS and declaring that the Soviet Union had ceased to exist.[2][3] The dissolution of the Soviet Union (bahasa Rusia: Распад СССР) also signaled the end of the Cold War. The Revolutions of 1989 and the end of the Soviet Union led to the end of decades-long hostility between North Atlantic Treaty Organisation (NATO) and the Warsaw Pact, the defining feature of the Cold War.

Several of the more authoritarian former Soviet republics have retained close links with Russia and formed multilateral organizations such as the Eurasian Economic Community, the Union State, the Eurasian Customs Union, and the Eurasian Economic Union to enhance economic and security cooperation. Several of the more democratic former Soviet republics have joined NATO and the European Union or aspire to do so, to enhance their security and economic cooperation.



Berikut ini adalah sejarah Uni Soviet hingga pembubarannya pada bulan Desember 1991.

Munculnya Gorbachev

Meskipun pembaruan di Uni Soviet terhalang antara 19691982, suatu peralihan generasi memberikan momentum baru untuk pembaruan itu. Perubahan-perubahan dalam hubungan dengan Amerika Serikat mungkin juga merupakan pendorong bagi pembaruan. Sementara Jimmy Carter secara resmi mengakhiri kebijakan Détente setelah campur tangan Soviet di Afganistan, ketegangan-ketegangan antara Timur dan Barat pada masa jabatan pertama Presiden AS Ronald Reagan (19811985) meningkat ke level yang baru yang tidak pernah terjadi sejak krisis misil Kuba 1962.

Setelah kemacetan selama bertahun-tahun, apparatchik komunis muda yang berpikiran baru mulai muncul. Setelah kematian Konstantin Chernenko yang lanjut usia, Politbiro mengangkat Mikhail Gorbachev sebagai Sekretaris Jenderal Uni Soviet pada Maret 1985, menandai bangkitnya generasi kepemimpinan yang baru. Di bawah Gorbachev, yang relatif masih muda, para teknokrat yang berorientasi pembaruan, yang telah memulai kariernya pada puncak "de-Stalinisasi" di bawah Nikita Khrushchev (1953-1964), dengan segera mengonsolidasikan kekuasaan di ling PKUS, memberikan momentum baru untuk liberalisasi politik dan ekonomi, dan dorongan untuk mengembangkan hubungan-hubungan yang lebih hangat dan perdagangan dengan Barat.

Pada saat Gorbachev memperkenalkan proses yang akan menyebabkan runtuhnya ekonomi komando administrative Soviet melalui program-programnya: glasnost (keterbukaan politik), perestroika (restrukturisasi ekonomi), dan uskoreniye (percepatan pembangunan ekonomi), ekonomi Soviet menderita karena inflasi tersembunyi dan kekurangan pasokan yang terjadi di mana-mana yang diperparah oleh semakin meningkatnya pasar gelap yang terbuka yang menggerogoti ekonomi resmi. Selain itu, biaya status sebagai negara adikuasa –militer, KGB, subsidi bagi negara-negara klien –sudah sangat berlebih-lebihan, melampaui ekonomi Soviet. Gelombang baru industrialisasi yang didasarkan pada teknologi informasi telah membuat Uni Soviet kelabakan mencari teknologi barat dan kredit untuk mengatasi keterbelakangannya yang kian menjadi-jadi.

Pembaruan

Berkas:Perestroika.jpg
Poster Perestroika yang menampilkan Gorbachev

Undang-undang Koperasi yang diberlakukan pada Mei 1988 barangkali adalah yang paling radikal di antara semua langkah pembaruan ekonomi pada masa tahap awal era Gorbachev. Untuk pertama klainya sejak Kebijakan Ekonomi Baru Vladimir Lenin, undang-undang memungkinkan pemilikan pribadi bisnis dalam sektor-sektor jasa, manufaktur, dan perdagangan luar negeri. Di bawah aturan ini, restoran-restoran koperasi, toko-toko dan para pengusaha manufaktur menjadi bagian dari wajah Soviet.

Glasnost memberikan kebebasan berbicara yang lebih besar. Pers menjadi jauh lebih merdeka, dan ribuan tahanan politik dan banyak pembangkang di bebaskan. Sementara tujuan utama Gorbachev dalam mengadakan glasnost adalah untuk menekan kaum konservatif yang menentang kebijakan-kebijakan restrukturisasi ekonominya, ia pun berharap melalui berbagai keterbukaan, debat dan partisipasi, rakyat Soviet akan mendukung inisiatif-inisiatif pembaruannya.

Pada Januari 1987, Gorbachev menyerukan diadakannya demokratisasi: memperkenalkan unsur-unsur demokratis seperti misalnya pemilu dengan banyak kandidat di dalam proses politik Soviet. Pada Juni 1988, dalam Konferensi Partai ke-19 dari PKUS, Gorbachev meluncurkan pembaruan-pembaruan radikal yang dimaksudkan untuk mengurangi kontrol partai terhadap aparat-aparat pemerintahan. Pada Desember 1988, Dewan Soviet Tertinggi Soviet menyetujui dibentuknya suatu Kongres Deputi Rakyat yang sebelumnya telah ditetapkan oleh amandemen konstitusi sebagai dewan legislative Uni Soviet yang baru. Pemilihan umum untuk anggota kongres diadakan di seluruh Uni Soviet pada Maret dan April 1989. Pada 15 Maret 1990 Gorbachev terpilih sebagai Presiden eksekutif pertama Uni Soviet.

Akibat-akibat yang tidak diharapkan

Upaya-upaya Gorbachev untuk merampingkan sistem komunis menawarkan harapan, namun akhirnya terbukti tidak dapat dikendalikan dan mengakibatkan serangkaian peristiwa yang akhirnya ditutup dengan pembubaran imperium Soviet. Kebijakan-kebijakan yang mulanya dimaksudkan sebagai alat untuk merangsang ekonomi Soviet, perestroika dan glasnost segera menimbulkan akibat-akibat yang tidak diharapkan.

Pengenduran sensor di bawah glasnost mengakibatkan Partai Komunis kehilangan genggamannya yang mutlak terhadap media. Tak lama kemudian, dan yang akibatnya mempermalukan pemerintah, media mulai menyingkapkan masalah-masalah sosial dan ekonomi yang parah yang telah lama disangkal dan ditutup-tutupi oleh pemerintah Soviet. Masalah-masalah seperti perumahan yang buruk, alkoholisme, penyalahgunaan obat-obatan, polusi, pabrik-pabrik yang sudah ketinggalan zaman dari masa Stalin, dan korupsi kecil-kecilan hingga yang besar-besaran, yang kesemuaya selama ini telah diabaikan oleh media resmi, mendapatkan perhatian yang semakin besar. Laporan-laporan media juga menyingkapkan kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh Stalin dan rezim Soviet, seperti misalnya Gulag dan Pembersihan Besar yang diabaikan oleh media resmi. Lebih dari itu, perang di Afganistan yang berkelanjutan dan kekeliruan di dalam penanganan kecelakaan Chernobyl 1986 lebih jauh merusakkan kredibilitas pemerintahan Soviet pada masa ketika ketidakpuasan kian meningkat.

Secara keseluruhan, pandangan yang sangat positif mengenai kehidupan Soviet yang telah lama disajikan kepada publik oleh media resmi, dengan cepat menjadi rontok, dan aspek-aspek kehidupanu negatif ditampilkan ke permukaan. Hal ini menggerogoti keyakinan publik terhadap sistem Soviet dan merontokkan basis kekuasaan social Partai Komunis, mengancam identitas dan integritas Uni Soviet sendiri.

Pertikaian di antara negara-negara anggota Pakta Warsawa dan ketidakstabilan dari sekutu-sekutu baratnya, yang pertama-tama diperlihatkan oleh bangkitnya Lech Wałęsa pada 1980 ke tampuk pimpinan serikat buruh Solidaritas berlangsung cepat, sehingga membuat Uni Soviet tidak mampu mengandalkan negara-negara satelitnya untuk melindungi perbatasannya, sebagai negara-negara peredam. Pada 1989, Moskwa sudah meninggalkan Doktrin Brezhnev dan lebih memilih kebijakan non-intervensi dalam urusan-urusan dalam negeri sekutu-sekutu Eropa Timurnya, yang dengan fatal membuat rezim-rezim Eropa Timur kehilangan jaminan bantuan dan intervensi Soviet apabila mereka menghadapi pemerontakan rakyatnya. Perlahan-lahan, masing-masing negara Pakta Warsawa menyaksikan pemerintahan Komunis mereka kalah dalam pemilihan-pemilihan umum, dan dalam kasus Rumania, munculnya suatu pemberontakan dengan kekerasan. Pada 1991, pemerintahan-pemerintahan komunis Bulgaria, Cekoslowakia, Jerman Timur, Hongaria, Polandia dan Rumania yang dipaksakan setelah Perang Dunia II runtuh sementara revolusi melanda Eropa Timur.

Uni Soviet juga mulai mengalami pergolakan ketika akibat-akibat politik dari glasnost dirasakan getarannya di seluruh negeri. Meskipun dilakukan upaya-upaya untuk meredamnya, ketidakstabilan di Eropa Timur mau tidak mau menyear ke negara-negara di lingkungan Republik Sosialis Uni Soviet. Dalam pemilu-pemilu untuk dewan-dewan regional di republik-republik Uni Soviet, kaum nasionalis maupun para tokoh pembaruan yang radikal menyapu kursi di dewan. sementara Gorbachev telah memperlemah sistem penindasan politik internal, kemampuan pemerintahan sentral Moskwa untuk memaksakan kehendaknya pada republik-republik anggota RSUS pada umumnya telah diperlemah.

Bangkitnya nasionalisme di bawah glasnost segera membangkitkan kembali ketegangan-ketegangan etnis yang bergolak di berbagai republik Soviet, sehingga semakin mendiskreditkan cita-cita tentang persatuan rakyat Soviet. Sebuah contohnya terjadi pada Februari 1988, ketika pemerintahan di Nagorno-Karabakh, suatu wilayah yang didominasi oleh etnis Armenia di Republik Azerbaijan, meluluskan sebuah resolusi yang menyerukan unifikasi dengan Republik Soviet Sosialis Armenia. Kekerasan terhadap orang-orang Azerbaijan setempat dilaporkan di televisi Soviet, sehingga menimbulkan pembantaian terhadap orang-orang Armenia di kota Sumgait, di Azerbaijan.

Ketidakpuasan masyarakat terhadap kondisi-kondisi ekonomi, yang menjadi lebih berani karena kebebasan oleh glasnost, jauh lebih luas daripada yang sebelumnya pada masa Soviet. Meskipun perestroika dianggap berani dalam konteks sejarah Soviet, upaya-upaya Gorbachev untuk melakukan pembaruan ekonomi tidak cukup radikal untuk memulai kembali ekonomi negara yang sangat lesu pada akhir 1980-an. Upaya-upaya pembaruan mengalami berbagai terobosan dalam desentralisasi, namun Gorbachev dan timnya sama sekali tidak menyinggung unsur-unsur fundamental dari sistem Stalinis, termasuk pengendalian harga, mata uang rubel yang tidak dapat dipertukarkan, tidak diakuinya pemilikan pribadi, dan monopoli pemerintah atas sebagian terbesar sarana produksi.

Pada 1990 pemerintah Soviet praktis telah kehilangan seluruh kendali terhadap kondisi-kondisi ekonomi. Pengeluaran pemerintah meningkat dengan tajam karena semakin meningkatnya usaha-usaha yang tidak menguntungkan yang membutuhkan dukungan negara sementara subsini harga konsumen juga berlanjut. Perolehan pajak menurun karena perolehan dari penjualan vodka merosot drastic karena kampanye anti alkohol dan karena pemerintahan republik dan pemerintah-pemerintah setempat menahan perolehan pajak dari pemerintah pusat di bawah semangat otonomi regional. Penghapusan kontrol pemerintah pusat terhadap keputusan-keputusan produksi, khususnya dalam sektor barang-barang konsumen, menyebabkan runtuhnya hubungan pemasok-produsen sementara hubungan yang baru tidak terbentuk. Jadi, bukannya merampingkan sistem, program desentralisasi Gorbachev menyebabkan kemacean-kemacetan produksi yang baru.

Yeltsin dan pembubaran Uni Soviet

Gorbachev menuduh Boris Yeltsin lawan lamanya dan presiden Rusia pertama pada masa pasca-Soviet, telah mencabik-cabik negara itu untuk mengutamakan kepentingan-kepentingan pribadinya sendiri.

Pada 7 Februari 1990 Komite Sentral Partai Komunis Uni Soviet setuju untuk melepaskan monopoli atas kekuasaan. Republik-republik anggota Uni Soviet mulai menegaskan kedaulatan nasional mereka terhadap Moskwa, dan mulai melancarkan "perang undang-undang" dengan pemerintah pusat di Moskwa. Dalam hal ini, pemerintahan republik-republik anggota Uni Soviet membatalkan semua undang-undang negara kesatuan apabila undang-undang itu bertentangan dengan undang-undang lokal, menegaskan kendali mereka terhadap ekonomi lokal dan menolak membayar pajak kepada pemerintah pusat di Moskwa. Pergumulan ini menyebabkan macetnya ekonomi, karena garis pasokan dalam ekonomi rusak, dan menyebabkan ekonomi Soviet semakin merosot.

Lihat pula

Pranala luar

Bacaan lebih lanjut

  • (Inggris) Helene Carrere D'Encausse, The End of the Soviet Empire: The Triumph of the Nations, Basic Books, 1992, ISBN 0-465-09818-5
  • (Inggris) Ronald Grigor Suny, The Revenge of the Past: Nationalism, Revolution, and the Collapse of the Soviet Union, Stanford University Press, 1993, ISBN 0-8047-2247-1

Referensi

  1. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama ReferenceC
  2. ^ "The End of the Soviet Union; Text of Declaration: 'Mutual Recognition' and 'an Equal Basis'". New York Times. December 22, 1991. Diakses tanggal March 30, 2013. 
  3. ^ "Gorbachev, Last Soviet Leader, Resigns; U.S. Recognizes Republics' Independence". New York Times. Diakses tanggal March 30, 2013.