Tanda baca: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ign christian (bicara | kontrib)
k ←Suntingan 202.62.16.183 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh 114.121.128.20
Rebecca Angela (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler
Baris 30: Baris 30:
Contoh:
Contoh:
Arie: "hey,"
Arie: "hey,"
Ririn: "hey juga.Gimana kabarmu?"
Ririn: "hey juga.bagaimana kabarmu?"
Arie: "saya baik! Kamu?"
Arie: "saya baik! Kamu?"
Ririn: "alhamdulillah, saya juga baik"
Ririn: "alhamdulillah, saya juga baik"
Baris 37: Baris 37:
* Tanda (!) seru berfungsi untuk menegaskan, memberi peringatan bahwa kalimat yang bertanda seru tersebut perlu untuk diperhatikan.
* Tanda (!) seru berfungsi untuk menegaskan, memberi peringatan bahwa kalimat yang bertanda seru tersebut perlu untuk diperhatikan.
Contoh:
Contoh:
Hey......., jangan lakukan itu!.
1.Hey......., jangan lakukan itu!.
2.Jangan lakukan itu ! Itu berbahaya !
(Tanda seru yang di pakai untuk memberi peringatan bahwa sesuatu itu tidak boleh di lakukan)
(Tanda seru yang di pakai untuk memberi peringatan bahwa sesuatu itu tidak boleh di lakukan)



Revisi per 19 Mei 2015 02.19

Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis.

Jenis tanda baca

Beberapa jenis tanda baca yang penting antara lain adalah:

  • Titik (.) berfungsi untuk menandai akhir kalimat berita, atau untuk keperluan singkatan, gelar, dan angka-angka

Contoh:

              Abd. Razaq , SPd
              Drs. H. Kholilurrahman
              Prof. Ir. Arie Musthofa
              1. Ketuhanan yang maha esa (bait pertama dari pancasila)
  • Koma (,) berfungsi untuk memisahkan anak kalimat atau hal-hal yang disebutkan dalam kalimat, juga untuk keperluan singkatan, gelar, dan angka-angka.

Contoh:

            jika kamu bukan hewan, jin, tau setan, maka dengarkan apa yang gurumu katakan.
  • Tanda ((..)) kurung berfungsi untuk menjelaskan suatu istilah yang belum banyak diketahui oleh banyak manusia yang baik juga ada yang jahat di dunia ini.

Contoh:

             Kamu jangan egois (mementingkan diri sendiri). 
             Karena di persahabatan itu satu untuk semuanya.
  • Tanda (`) kutip satu berfungsi untuk mengasosiasikan suatu istilah.

Contoh:

            Apakah kamu sudah membaca puisi Arie Musthofa. Yang berjudul 'inikah yang dinamakan cinta'
  • Tanda ("...") petik berfungsi untuk menandai kalimat langsung atau percakapan dalam naskah drama.

Contoh:

             Arie: "hey," 
             Ririn: "hey juga.bagaimana kabarmu?"
             Arie: "saya baik! Kamu?"
             Ririn: "alhamdulillah, saya juga baik"
            (Contoh tanda petik yang di pakai dalam dialog)
  • Tanda (!) seru berfungsi untuk menegaskan, memberi peringatan bahwa kalimat yang bertanda seru tersebut perlu untuk diperhatikan.

Contoh:

             1.Hey......., jangan lakukan itu!. 
             2.Jangan lakukan itu ! Itu berbahaya !
             (Tanda seru yang di pakai untuk memberi peringatan bahwa sesuatu itu tidak boleh di lakukan)
  • Tanda (?) tanya berfungsi untuk melengkapi kalimat tanya.

Contoh:

             Hey friend, kamu mau kemana besok malam?
  • Tanda (...-...) hubung berfungsi untuk menghubungkan penggalan kata, kata ulang, rentang suatu nilai.

Contoh:

              Kita harus pergi bersama-sama. Biar acara kita semakin seru. 
  • Titik dua (:) berfungsi untuk mengawali penguraian suatu kalimat.

Contoh:

             Saya adalah manusia; punya mata, telinga, hidung, kaki, tangan, dan rambut.

Format penulisan

Selain tanda baca, ada juga format penulisan yang cukup membantu untuk keperluan penulisan kalimat.

  • Cetak tebal, untuk menegaskan suatu kata atau kalimat yang sedang menjadi pembicaraan. Contoh: Buaya adalah reptil terbesar yang hidup di sungai dan rawa-rawa.
  • Cetak miring merupakan kata serapan di luar bahasa baku yang sedang digunakan. Contoh: Menjelang masa Pilkada, banyak calon yang sowan para kyai. Kata sowan diserap dari bahasa Jawa. Cetak miring juga digunakan untuk menuliskan judul lagu, buku, film, dan lain-lain. Contoh: Hantu Jeruk Purut adalah film bertema horor yang turut mewarnai perfilman nasional saat ini.
  • Garis bawah memiliki fungsi hampir sama seperti cetak tebal dan miring, ketika teknologi komputer belum sepesat sekarang. Seperti kita ketahui, mesin ketik generasi tua belum ada fasilitas cetak tebal dan miring. Tapi untuk masa sekarang, garis bawah tidak begitu jelas penggunaannya.

Pranala luar