Jambu mete: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ign christian (bicara | kontrib)
Menolak perubahan teks terakhir (oleh Lendra Andrian) dan mengembalikan revisi 8753892 oleh JThorneBOT: tulisan dg spam terselubung
Baris 36: Baris 36:
{{nutritionalvalue | name=Kacang mete, mentah | kJ=2314| protein=18.22 g | fat=43.85 g | carbs=30.19 g | fiber=3.3 g | | sugars=5.91 g | iron_mg=6.68| calcium_mg=37 | magnesium_mg=292 | phosphorus_mg=593 | potassium_mg=660 | zinc_mg=5.78 | vitC_mg=.5 | pantothenic_mg=.86 | vitB6_mg=.42 | folate_ug=25 | thiamin_mg=.42 | riboflavin_mg=.06 | niacin_mg=1.06 | right=1 }}
{{nutritionalvalue | name=Kacang mete, mentah | kJ=2314| protein=18.22 g | fat=43.85 g | carbs=30.19 g | fiber=3.3 g | | sugars=5.91 g | iron_mg=6.68| calcium_mg=37 | magnesium_mg=292 | phosphorus_mg=593 | potassium_mg=660 | zinc_mg=5.78 | vitC_mg=.5 | pantothenic_mg=.86 | vitB6_mg=.42 | folate_ug=25 | thiamin_mg=.42 | riboflavin_mg=.06 | niacin_mg=1.06 | right=1 }}
Meskipun dianggap sebagai [[kacang]] di dalam dunia boga, dalam ilmu botani kacang mete sebenarnya merupakan biji tunggal dari buah sejatinya. Biji ini dikelilingi oleh cangkang ganda yang mengeluarkan getah yang mengandung [[urushiol]], yang dapat mengakibatkan iritasi pada kulit [[manusia]]. Beberapa orang alergi terhadap kacang mete, tetapi sesungguhnya kacang mete jarang mengakibatkan alergi pada manusia jika dibandingkan dengan kacang lainnya.
Meskipun dianggap sebagai [[kacang]] di dalam dunia boga, dalam ilmu botani kacang mete sebenarnya merupakan biji tunggal dari buah sejatinya. Biji ini dikelilingi oleh cangkang ganda yang mengeluarkan getah yang mengandung [[urushiol]], yang dapat mengakibatkan iritasi pada kulit [[manusia]]. Beberapa orang alergi terhadap kacang mete, tetapi sesungguhnya kacang mete jarang mengakibatkan alergi pada manusia jika dibandingkan dengan kacang lainnya.

== Khasiat Kacang Mete ==
Kacang mete ini mengandung lemak, protein, karbohidrat, dan macam-macam mineral. Meski berlemak tinggi, 82 persen lemak tersebut tergolong lemak tidak jahat atau lemak tak jenuh. Jadi, tak perlu takut menyantapnya. Kadar lemak total pada 100 gram kacang mete mentah, panggang, dan goreng, masing mas 47, 5, dan 56 gram.

Sebaliknya, asam lemak tidak jenuh yang berkhasiat baik bagi kesehatan, ternyata sangat dominan pada kacang mete. Kadar asam lemak tidak jenuh tunggal (MUFA = monounsaturated fatty acids) jauh lebih banyak dibandingkan dengan asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA = polyunsaturated fatty acids). Kadar MUFA pada 100 gram kacang mete mentah, panggang dan goreng, masing-masing 25, 32, dan 28 gram

Jenis MUFA yang paling dominan pada kacang mete adalah asam lemak omega 9, yaitu cleat. Beberapa penelitian menunjukkàn bahwa MUFA memuliki peran penting dalam meningkatkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) dan menurunkan kolesterol LDL (kolesterol jahat), sehingga sangat baik untuk menekan terjadinya penyakit jantung, stroke, dan penyakit kardiovaskular lainnya

Kadar PUFA pada 100 gram kacang mete mentah, panggang, dan goreng, masing-masing 8, 8, dan 10 gram. Jenis PUFA yang paling dominan adalah asam lemak omega 6, yaitu asam linoleat. Asam lemak omega 6 juga memiliki peran penting dalam menjaga profil kolesterol darah agar tetap normal

Asam amino yang potensial pada kacang mete adalah leusin, valin, arginin, asam aspartat, asam glutamat, dan serin. Asam glutamat dan asam aspartat sangat berkontribusi penting terhadáp timbulnya rasa gurih. Itulah [http://kacangmete.com/khasiat-kacang-mete/ khasiat kacang mete] yang antara lain menyebabkan mengapa kacang mete terasa gurih, walau tidak diberi bumbu apa pun.


Dari kacang mete juga dapat diekstrak [[minyak]] yang berkualitas tinggi. Hasil sampingnya, yakni kulit biji, dimanfaatkan untuk pakan unggas. Sejenis minyak juga dihasilkan dari cangkang buah mete (CNSL, ''cashew nut shell liquid''), yang dipakai dalam industri dan juga sebagai bahan untuk mengawetkan [[kayu]] atau [[jala]].<ref name="verheij">{{aut|van Eijnatten, C.L.M. 1991.}} [http://www.proseanet.org/prosea/e-prosea_detail.php?frt=&id=1468 ''Anacardium occidentale'' L.] dalam {{aut|Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel}} (eds.) 1997. ''Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang dapat dimakan''. PROSEA – Gramedia. Jakarta. ISBN 979-511-672-2 Hal. 61-64</ref>
Dari kacang mete juga dapat diekstrak [[minyak]] yang berkualitas tinggi. Hasil sampingnya, yakni kulit biji, dimanfaatkan untuk pakan unggas. Sejenis minyak juga dihasilkan dari cangkang buah mete (CNSL, ''cashew nut shell liquid''), yang dipakai dalam industri dan juga sebagai bahan untuk mengawetkan [[kayu]] atau [[jala]].<ref name="verheij">{{aut|van Eijnatten, C.L.M. 1991.}} [http://www.proseanet.org/prosea/e-prosea_detail.php?frt=&id=1468 ''Anacardium occidentale'' L.] dalam {{aut|Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel}} (eds.) 1997. ''Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang dapat dimakan''. PROSEA – Gramedia. Jakarta. ISBN 979-511-672-2 Hal. 61-64</ref>


== Buah Semu, Daun dan Kayu ==
Buah semu jambu monyet kadang-kadang juga dijual di pasar. Buah ini agak disenangi orang oleh karena rasanya yang asam segar, akan tetapi sering pula tercampur rasa sepat<ref name="heyne"/>. Rasa manis dari buah jambu monyet ini memungkinkan untuk dikembangkan sebagai sirup atau di[[fermentasi]] untuk mendapatkan jenis minuman beralkohol. Anggur (sari buah yang agak terfermentasi) dari jambu mede dinikmati pada masa panen, dan dapat di[[distilasi]] untuk dijadikan minuman berkandungan [[alkohol]] tinggi<ref name="verheij"/>. Buah semu yang tak terolah di wilayah-wilayah produksinya dimanfaatkan sebagai pakan [[ternak]].
Buah semu jambu monyet kadang-kadang juga dijual di pasar. Buah ini agak disenangi orang oleh karena rasanya yang asam segar, akan tetapi sering pula tercampur rasa sepat<ref name="heyne"/>. Rasa manis dari buah jambu monyet ini memungkinkan untuk dikembangkan sebagai sirup atau di[[fermentasi]] untuk mendapatkan jenis minuman beralkohol. Anggur (sari buah yang agak terfermentasi) dari jambu mede dinikmati pada masa panen, dan dapat di[[distilasi]] untuk dijadikan minuman berkandungan [[alkohol]] tinggi<ref name="verheij"/>. Buah semu yang tak terolah di wilayah-wilayah produksinya dimanfaatkan sebagai pakan [[ternak]].



Revisi per 10 April 2015 03.33

Jambu monyet
Anacardium occidentale,
menurut Medicinal-Plants (Koehler, 1887)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
(tanpa takson):
(tanpa takson):
(tanpa takson):
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
A. occidentale
Nama binomial
Anacardium occidentale

Jambu monyet atau jambu mede (Anacardium occidentale) adalah sejenis tanaman dari suku Anacardiaceae yang berasal dari Brasil dan memiliki "buah" yang dapat dimakan. Yang lebih terkenal dari jambu mede adalah kacang mede, kacang mete atau kacang mente; bijinya yang biasa dikeringkan dan digoreng untuk dijadikan berbagai macam penganan. Secara botani, tumbuhan ini sama sekali bukan anggota jambu-jambuan (Myrtaceae) maupun kacang-kacangan (Fabaceae), melainkan malah lebih dekat kekerabatannya dengan mangga (suku Anacardiaceae).

Dikenal juga dengan berbagai nama seperti jambu mèdè (Sd.); jambu mété atau jambu ménté (Jw.); jhambu monyèt (Md.); jambu dwipa, jambu jipang, nyambu monyèt (Bl.); nyambuk nyĕbèt (Sas.); jambu érang, jambu monyé (Mink.); jambu dipa (Banj.); buwah monyet (Timor); buwah yaki (Manado); buwa yakis, wo yakis (Sulut); buwa yaki (Ternate, Tidore); buwa jakis (Galela); jambu daré, jambu masong (Mak.); jampu sèrĕng, jampu tapĕsi (Bug.); dan lain-lain.[1]

Dalam bahasa Inggris dinamakan cashew (tree), yang diturunkan dari perkataan Portugis untuk menamai buahnya, caju, yang sebetulnya juga merupakan pinjaman dari nama dalam bahasa Tupi, acajú. Sementara nama marganya (Anacardium) merujuk pada bentuk buah semunya yang seperti jantung terbalik.

Pemerian

Pohon jambu monyet yang tumbuh di tepi jalan di Palabuhanratu.

Pohon berukuran sedang, tinggi sampai dengan 12 m, dengan tajuk melebar, sangat bercabang-cabang, dan selalu hijau. Tajuk bisa jadi tinggi dan menyempit, atau rendah dan melebar, bergantung pada kondisi lingkungannya.[2]

Daun-daun terletak pada ujung ranting. Helai daun bertangkai, bundar telur terbalik, kebanyakan dengan pangkal meruncing dan ujung membundar, melekuk ke dalam, gundul, 8–22 × 5–13 cm.[3]

Berumah satu (monoesis), bunga-bunga berkelamin campuran, terkumpul dalam sebuah malai rata berambut halus, lebar 15–25 cm. Kelopak berambut, 4–5 mm. Mahkota runcing, lk 1 cm, putih kemudian merah, berambut. Buah geluk berwarna coklat tua, membengkok, tinggi lk 3 cm.[3]

Kegunaan

Buah jambu monyet yang telah masak; yang berwarna merah adalah buah semunya.
Kacang mete

Tanaman ini dikembangkan terutama untuk dipungut buah sejatinya. Yang dikenal umum sebagai "buah", yakni bagian lunak yang membengkak berwarna kuning atau merah, sesungguhnya adalah dasar bunga (receptaculum) yang mengembang setelah terjadinya pembuahan. Buah sesungguhnya adalah bagian "monyet"nya yang keras, coklat kehitaman berisi biji yang dapat diolah menjadi makanan; yakni kacang mete yang lezat[4]. Secara tradisional kacang ini biasanya digoreng sebagai nyamikan teman minum teh atau kopi; sedangkan secara modern kini umum dijumpai sebagai pengisi dan penghias penganan semacam coklat dan kue-kuean.

Kacang mete, mentah
Nilai nutrisi per 100 g (3,5 oz)
Energi2.314 kJ (553 kcal)
30.19 g
Gula5.91 g
Serat pangan3.3 g
43.85 g
18.22 g
VitaminKuantitas
%AKG
Tiamina (B1)
37%
.42 mg
Riboflavin (B2)
5%
.06 mg
Niasin (B3)
7%
1.06 mg
Asam pantotenat (B5)
17%
.86 mg
Vitamin B6
32%
.42 mg
Folat (B9)
6%
25 μg
Vitamin C
1%
.5 mg
MineralKuantitas
%AKG
Kalsium
4%
37 mg
Zat besi
51%
6.68 mg
Magnesium
82%
292 mg
Fosfor
85%
593 mg
Potasium
14%
660 mg
Seng
61%
5.78 mg
Persen AKG berdasarkan rekomendasi Amerika Serikat untuk orang dewasa.

Meskipun dianggap sebagai kacang di dalam dunia boga, dalam ilmu botani kacang mete sebenarnya merupakan biji tunggal dari buah sejatinya. Biji ini dikelilingi oleh cangkang ganda yang mengeluarkan getah yang mengandung urushiol, yang dapat mengakibatkan iritasi pada kulit manusia. Beberapa orang alergi terhadap kacang mete, tetapi sesungguhnya kacang mete jarang mengakibatkan alergi pada manusia jika dibandingkan dengan kacang lainnya.

Dari kacang mete juga dapat diekstrak minyak yang berkualitas tinggi. Hasil sampingnya, yakni kulit biji, dimanfaatkan untuk pakan unggas. Sejenis minyak juga dihasilkan dari cangkang buah mete (CNSL, cashew nut shell liquid), yang dipakai dalam industri dan juga sebagai bahan untuk mengawetkan kayu atau jala.[4]

Buah semu jambu monyet kadang-kadang juga dijual di pasar. Buah ini agak disenangi orang oleh karena rasanya yang asam segar, akan tetapi sering pula tercampur rasa sepat[1]. Rasa manis dari buah jambu monyet ini memungkinkan untuk dikembangkan sebagai sirup atau difermentasi untuk mendapatkan jenis minuman beralkohol. Anggur (sari buah yang agak terfermentasi) dari jambu mede dinikmati pada masa panen, dan dapat didistilasi untuk dijadikan minuman berkandungan alkohol tinggi[4]. Buah semu yang tak terolah di wilayah-wilayah produksinya dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

Daun-daun muda jambu monyet disukai sebagai lalap, mentah atau dimasak. Daun yang tua dimanfaatkan sebagai obat penyakit kulit, untuk mengatasi ruam-ruam pada kulit. Semua bagian pohonnya juga dapat dimanfaatkan dalam ramuan obat tradisional, terutama untuk menyembuhkan sakit kulit; untuk pembersih mulut; dan untuk obat pencahar (purgativa)[4].

Kayunya berwarna coklat muda dan bernilai rendah, sangat jarang dipergunakan[1]; meski dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar atau kayu perkakas bermutu rendah[4]. Sejenis getah yang mengeras di udara terbuka (gom) dihasilkan dari batang yang dilukai. Gom ini dapat menjadi perekat buku yang baik, sekaligus mencegah serangan rayap[1]; yang juga baik untuk merekat kusen atau kayu lapis[4].

Catatan kaki

  1. ^ a b c d Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, jil. 2:1223-1225. Terj. Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta
  2. ^ ICRAF Agroforestry Database: Anacardium_occidentale L.
  3. ^ a b Steenis, CGGJ van. 1981. Flora, untuk sekolah di Indonesia. PT Pradnya Paramita, Jakarta. Hal. 271
  4. ^ a b c d e f van Eijnatten, C.L.M. 1991. Anacardium occidentale L. dalam Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel (eds.) 1997. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang dapat dimakan. PROSEA – Gramedia. Jakarta. ISBN 979-511-672-2 Hal. 61-64

Pranala luar