Putatnganten, Karangrayung, Grobogan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Namun demikian +Namun)
Sutoto (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler
Baris 45: Baris 45:


Adapun untuk tingkat pendidikan menengah, sampai saat ini baru ada satu Madrasah Tsanawiyah (MTs), yakni MTs Darul Ulum di Putat. MTs Darul Ulum mulai menerima peserta didik sejak tahun 1993.
Adapun untuk tingkat pendidikan menengah, sampai saat ini baru ada satu Madrasah Tsanawiyah (MTs), yakni MTs Darul Ulum di Putat. MTs Darul Ulum mulai menerima peserta didik sejak tahun 1993.

Selain pendidikan dengan kurikulum formal, di Putatnganten juga terdapat beberapa Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Alwustho. Diantaranya:
# Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum (dahulu: Madrasah Hidayatul Mubtadiin)
# Madrasah Ibtidaiyah di Sambirejo
# Madrasah Ibtidaiyah di Nganten
# Madrasah Alwustho Darul Ulum di Putat
Pada semua sekolah madrasah tersebut kegiatan belajar mengajar diselenggaran pada siang hingga sore hari, serta penyelenggaraannya sepenuhnya oleh swadaya masyarakat.


Adapun untuk pendidikan menengah atas, sampai saat ini belum ada sehingga sebagian besar remaja yang ingin belajar di SLTA harus belajar di beberapa desa sekitar yang jaraknya sekitar 3 KM.
Adapun untuk pendidikan menengah atas, sampai saat ini belum ada sehingga sebagian besar remaja yang ingin belajar di SLTA harus belajar di beberapa desa sekitar yang jaraknya sekitar 3 KM.

Revisi per 17 Februari 2015 16.16

Putatnganten
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenGrobogan
KecamatanKarangrayung
Kode Kemendagri33.15.02.2014
Luas-
Jumlah penduduk-
Kepadatan-

Putatnganten adalah sebuah desa di kecamatan Karangrayung, Grobogan, Jawa Tengah, Indonesia. Berdekatan dengan Termas di sebelah timur, Temurejo di sebelah barat, hutan jati milik Perhutani di sebelah selatan, dan Latak di sebelah utara. Dikitari hamparan sawah di sisi utara.

Dusun

Desa Putatnganten terdiri dari 6 dusun / Rukun Warga (RW), yakni:

  1. Bogor
  2. Putat
  3. Nganten
  4. Sambirejo
  5. Jawong
  6. Singkilan

Mata Pencaharian

Mata pencaharian warga desa adalah petani, kecuali mereka yang mengadu nasib di perkotaan sebagai buruh bangunan, pekerja pabrik atau pekerjaan formal yang lainnya. Tidak sedikit juga yang merintis usaha (wiraswasta) di kota-kota besar seperti Semarang, Bandung, Jakarta ataupun Surabaya dan Batam. Namun secara umum mata pencaharian setiap warganya adalah bertani. Hasil Utama pertanian adalah padi dan palawija. Untuk padi ditanam di sawah-sawah yang dialiri oleh air irigasi dari Kali Tuntang maupun dari Waduk Kedung Ombo. Dalam satu tahun, petani dapat menanam 2 kali musim tanam padi.

Agama

Secara umum bisa dikatakan penduduknya memeluk Agama Islam 100%.

Pendidikan

Mayoritas generasi mudanya berkesempatan mengenyam pendidikan setingkat SLTP, dan sebagian yang lain sampai tingkat SLTA, dan sebagian kecil yang mengenyam pendidikan tinggi di kota-kota besar seperti Semarang, Yogyakarta, Jember, Malang, Jakarta bahkan Singapura.

Untuk pendidikan dasar ada 3 sekolah dasar impres (negeri) yang telah dipergunakan sejak tahun 1970an, sekolah tersebut adalah:

  1. SDN Putatnganten I, di Bogor,
  2. SDN Putatnganten II, di Nganten, dan
  3. SDN Putatnganten III, di Putat

Selain sekolah dasar yang mengikut kurikulum pemerintah, juga terdapat madrasah ibtidaiyah (MI) yang lebih fokus pada pengajaran agama Islam. Diantaranya di Putat, Sambirejo dan Nganten. Yang kesemuanya proses belajar-mengajar dilakukan pada siang hari, setelah salat dhuhur sampai ashar.

Adapun untuk tingkat pendidikan menengah, sampai saat ini baru ada satu Madrasah Tsanawiyah (MTs), yakni MTs Darul Ulum di Putat. MTs Darul Ulum mulai menerima peserta didik sejak tahun 1993.

Selain pendidikan dengan kurikulum formal, di Putatnganten juga terdapat beberapa Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Alwustho. Diantaranya:

  1. Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum (dahulu: Madrasah Hidayatul Mubtadiin)
  2. Madrasah Ibtidaiyah di Sambirejo
  3. Madrasah Ibtidaiyah di Nganten
  4. Madrasah Alwustho Darul Ulum di Putat

Pada semua sekolah madrasah tersebut kegiatan belajar mengajar diselenggaran pada siang hingga sore hari, serta penyelenggaraannya sepenuhnya oleh swadaya masyarakat.

Adapun untuk pendidikan menengah atas, sampai saat ini belum ada sehingga sebagian besar remaja yang ingin belajar di SLTA harus belajar di beberapa desa sekitar yang jaraknya sekitar 3 KM.