Hari Nusantara: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Andiazamuddin (bicara | kontrib)
k update
Andiazamuddin (bicara | kontrib)
k update
Baris 3: Baris 3:
Hari Nusantara yang diperingati setiap tanggal [[13 Desember]] merupakan penegasan dan pengingatan bahwa Indonesia adalah [[Negara kepulauan|Negara Kepulauan]] terbesar di dunia. Sayangnya, potensi sumberdaya kelautan Indonesia sebesar kurang lebih 3000 triliun rupiah/tahun belum tergarap secara maksimal. Laut belum dilihat sebagai sumber pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, dan pemecah masalah [[kemiskinan]].<ref name=":0" />
Hari Nusantara yang diperingati setiap tanggal [[13 Desember]] merupakan penegasan dan pengingatan bahwa Indonesia adalah [[Negara kepulauan|Negara Kepulauan]] terbesar di dunia. Sayangnya, potensi sumberdaya kelautan Indonesia sebesar kurang lebih 3000 triliun rupiah/tahun belum tergarap secara maksimal. Laut belum dilihat sebagai sumber pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, dan pemecah masalah [[kemiskinan]].<ref name=":0" />


Berikut pidato resmi kenegaraan yang disampaikan oleh Wakil Presiden (saat itu) [[Boediono]] tentang Hari Nusantara:<ref name=":1">{{Web|url = http://wapresri.go.id/index/preview/pidato/58|title = Sambutan Wakil Presiden RI pada Peringatan Hari Nusantara 2010|date = 13 Desember 2010|author = {{official}} Wakil Presiden Republik Indonesia}}</ref><blockquote>Bismillahirrahmanirrahim
Berikut pidato resmi kenegaraan yang disampaikan oleh Wakil Presiden (saat itu) [[Boediono]] tentang Hari Nusantara:<ref name=":1">{{Web|url = http://wapresri.go.id/index/preview/pidato/58|title = Sambutan Wakil Presiden RI pada Peringatan Hari Nusantara 2010|date = 13 Desember 2010|author =Wakil Presiden Republik Indonesia}}</ref>

{{quotation|Bismillahirrahmanirrahim<br>
Assalamu’alaikum wr. wb.<br>
Assalamu’alaikum wr. wb.<br>
Salah Sejahtera Bagi Kita Semua<br>
Salah Sejahtera Bagi Kita Semua<br>
Baris 45: Baris 47:
<br>
<br>
Wakil Presiden RI<br>
Wakil Presiden RI<br>
Boediono</blockquote>
Boediono
}}
{| class="wikitable"

==Pelaksanaan==
{| class="wikitable sortable"
|+'''''Pelaksanaan Hari Nusantara di Indonesia'''''
|+'''''Pelaksanaan Hari Nusantara di Indonesia'''''
!No
!No

Revisi per 6 Februari 2015 15.32

Hari Nusantara merupakan perwujudan dari Deklarasi Djuanda yang dianggap sebagai Deklarasi Kemerdekaan Indonesia kedua. Melalui deklarasi tersebut, Indonesia merajut dan mempersatukan kembali wilayah dan lautannya yang luas, menyatu menjadi kesatuan yang utuh dan berdaulat.[1]

Hari Nusantara yang diperingati setiap tanggal 13 Desember merupakan penegasan dan pengingatan bahwa Indonesia adalah Negara Kepulauan terbesar di dunia. Sayangnya, potensi sumberdaya kelautan Indonesia sebesar kurang lebih 3000 triliun rupiah/tahun belum tergarap secara maksimal. Laut belum dilihat sebagai sumber pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, dan pemecah masalah kemiskinan.[1]

Berikut pidato resmi kenegaraan yang disampaikan oleh Wakil Presiden (saat itu) Boediono tentang Hari Nusantara:[2]

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum wr. wb.
Salah Sejahtera Bagi Kita Semua

Peringatan Hari Nusantara mempunyai makna yang sangat penting. Hari Nusantara mengingatkan pada kita semua mengenai konsep Wawasan Nusantara. Pada peringatan ini kita sekali lagi meneguhkan tekad bahwa Republik Indonesia adalah sebuah negara kesatuan yang tidak terpisahkan kendati secara geografis negara kita terdiri atas lebih dari 17.000 pulau. Negara kita adalah one republic, indivisible.

Itu karena antara lain jasa Ir. H. Djoeanda yang mencetuskan konsep archipelagic states. Ir. H. Djoeanda, Perdana Menteri kita pada waktu itu, dengan berani mengumumkan Deklarasi Djoeanda pada 13 Desember 1957 kepada dunia. Deklarasi ini menegaskan: Republik Indonesia mempunyai kedaulatan penuh terhadap perairan antar-pulau.

Maka, wilayah laut Indonesia bukan hanya di sekitar pulau-pulau, sejauh tiga mil dari pantai. Wilayah kita adalah satu kesatuan yang utuh dari Sabang hingga Merauke. Laut bagi kita bukanlah pemisah wilayah. Perairan antar-pulau justru menjadi pemersatu Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku yang mendiami lebih dari 17.000 pulau-pulau besar dan kecil di Nusantara.

Perjuangan Djoeanda tidaklah sia-sia. Konsep dasar dari deklarasi itu akhirnya masuk ke dalam United Nations Convention on the Law Of the Sea (UNCLOS) 1982 yang mengakui konsep Negara Kepulauan. Oleh karena itu, kita segenap bangsa Indonesia patut mensyukuri dan memperingati tanggal 13 Desember sebagai Hari Nusantara.

Pada kesempatan perayaan ini, saya juga akan mengajak semua warga Bangsa Indonesia melakukan introspeksi mengenai laut. Kita di satu sisi memiliki wilayah laut yang begitu luas. Namun, sumberdaya laut yang begitu hebat itu belum kita berdayakan secara optimal bagi kemakmuran seluruh bangsa.

Padahal, kita bangsa Indonesia adalah keturunan dari nenek moyang yang merupakan bangsa pelaut yang cinta laut dan berani mengarungi serta memanfaatkannya sebagai sumber kehidupan. Sudah banyak catatan sejarah yang menunjukkan bahwa nenek moyang kita sejak dulu sudah menjelajah hingga ke benua Afrika.

Budaya bahari ini perlu kita tanamkan kembali. Maka saya sangat mendukung tema perayaan tahun ini, Hari Nusantara Membangkitkan Budaya Bahari. Anak-anak kita, generasi muda, harus semakin kita dorong mencintai laut. Kita tidak boleh berhenti pada slogan tentunya, tetapi marilah kita isi dengan program-program nyata yang dilaksanakan oleh Pemerintah maupun masyarakat sendiri.

Wawasan Nusantara harus kita beri isi kongkrit. Untuk ini tema utamanya adalah bagaimana kita lebih menyatukan negara kepulauan kita dari segi politik, sosial dan ekonomi. Kuncinya adalah perbaikan transportasi antar pulau melalui pembangunan jaringan angkutan laut yang handal. Konektivitas antar-pulau yang baik adalah kunci penting bagi perbaikan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

Ekonomi kita harus lebih terintegrasi. Dengan ekonomi yang lebih terintegrasi, Indonesia akan jauh lebih kuat menghadapi krisis. Kita bisa lebih mantap menatap ketidakpastian di pasar global yang makin terus bergejolak. Ekonomi yang lebih terintegrasi juga meneguhkan ikatan kita sebagai NKRI.

Bagi saya, mengikat NKRI secara ekonomi tidak kalah pentingnya dengan mengikat NKRI secara politis. Bahkan, jika secara ekonomi kita tidak terintegrasi dengan kokoh, NKRI bisa tergerogoti dan makin rapuh. Integrasi ekonomi yang kokoh tidak akan pernah kita dapatkan jika kita tidak menyatukan dan memberdayakan seluruh wilayah perairan kita.

Maka, momentum Hari Nusantara kali ini harus kita pelihara dan lanjutkan terus. Mari kita semua menggelorakan Budaya Bahari. Mari kita semua mengoptimalkan perairan laut kita sebagai penyatu ekonomi. Mari kita pelihara laut kita sehingga anak-cucu kita juga dapat menikmati dan memanfaatkannya secara lestari.

Saya juga mengajak seluruh masyarakat untuk semakin peduli terhadap kehidupan Saudara-Saudara kita yang tinggal di kawasan pesisir, terutama di pulau-pulau kecil yang menjadi beranda terdepan wilayah Indonesia.

Kita tak boleh menutup mata bahwa kehidupan para nelayan, pembudidaya ikan, dan masyarakat di kawasan pesisir masih memprihatinkan. Kita bersama-sama harus memikirkan program-program nyata yang dapat meningkatkan taraf kehidupan Saudara-Saudara kita itu. Kita punya ribuan komunitas nelayan dan masyarakat pesisir yang tersebar di pulau-pulau kita. Sebagian besar masih mengalami keterpencilan dan isolasi. Nantinya semua komunitas itu harus memiliki akses terhadap jaringan transportasi antar pulau, sehingga mereka tidak lagi tertinggal.

Potensi sumberdaya alam laut kita sungguh luar biasa. Dari perikanan, rumput laut, maupun berbagai bahan hayati laut yang bisa menjadi bahan baku industri farmasi seperti ubur-ubur, karang lunak, hingga berbagai jenis ganggang mikro. Ini semua bisa menjadi sumber penghidupan yang layak bagi seluruh penduduk di kawasan pesisir.

Yang tak kalah penting, kita harus menjaga baik-baik wilayah laut kita. Kepemilikan yurisdiksi resmi atas pulau-pulau terluar harus diikuti oleh upaya kontrol efektif atas wilayah tersebut. Saya ingatkan, Provinsi Kalimatan Timur juga memiliki perbatasan langsung dengan negara tetangga. Maka, seluruh aparat Pemerintah di provinsi ini tidak boleh lengah. Kerjasama antara aparat TNI dan pemerintah daerah harus terus berjalan baik untuk menjaga keutuhan wilayah dan keamanan perbatasan. Kuncinya adalah kita bersama-sama, Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, TNI, dunia usaha, untuk memberikan perhatian yang lebih besar dan dengan koordinasi yang lebih baiki untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah perbatasan. Sekali lagi, ini tugas kita bersama-sama.

Demikianlah sambutan singkat saya. Akhirnya, saya ingin mengucapkan kepada kita semua selamat memperingati Hari Nusantara. Mari kita tingkatkan kerja keras kita, demi mewujudkan kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik di seluruh Nusantara. Sebelum saya menutup sambutan, saya juga ingin menyampaikan penghargaan Pemerintah kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sebagai tuan rumah dari perayaan Hari Nusantara XI 2010 ini.

Saya juga ingin menyampaikan terimakasih atas laporan dari Gubernur mengenai kemajuan Provinsi Kalimantan Timur. Saya yakin potensi provinsi ini sangat luar biasa. Saya hanya menyampaikan kepada kita semua, termasuk untuk saya sendiri, jangan melupakan amanah rakyat. Semua kekayaan alam ini harus kita dedikasikan sebesar-besarnya demi kemakmuran rakyat.

Terimakasih.
Wassalamualaikum wr. wb.

Wakil Presiden RI
Boediono

Pelaksanaan

Pelaksanaan Hari Nusantara di Indonesia
No Pelaksanaan Puncak Acara Tahun Keterangan
1 Balikpapan Kota, Balikpapan, Kalimantan Timur 2010 Sumber[2]
2 Kota Dumai, Riau 2011 Sumber[3]
3 Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat 2012 Sumber[4]
4 Kota Palu, Sulawesi Tengah 2013 Referensi
5 Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan 2014 Referensi[1]

Referensi

  1. ^ a b c Technology Indonesia (admin). "Launching Hari Nusantara 2014". 
  2. ^ a b Wakil Presiden Republik Indonesia (13 Desember 2010). "Sambutan Wakil Presiden RI pada Peringatan Hari Nusantara 2010". 
  3. ^ Kompasiana (12 Desember 2011). "Hari Nusantara 2011, Bangun Kekuatan Pertahanan dan Industri Pertahanan". 
  4. ^ Kompas (17 Desember 2012). "Wapres Hadiri Peringatan Hari Nusantara di Lombok".