Rumah Cacak Burung: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 32: Baris 32:
# Ruang Pantry yang dinamakan [[Padapuran]]/[[Padu]]
# Ruang Pantry yang dinamakan [[Padapuran]]/[[Padu]]


==Keterangan==
Menurut Tim Muskala Depdikbud Kalsel yang pernah mengadakan penelitian rumah Cacak Burung menyatakan bahwa : " Bagian muka [[Ambin Sayup|Paluaran]] beratap jurai dengan dahi lancip, ber[[Sungkul Atap|sungkul]]. Serambi [[pamedangan]] beratap [[Sindang Langit|Pisang Sasikat]], dengan tangga naik. [[Anjung]] kiri-kanan diberi [[Anjung Surung|atap jurai]] menghalang atap jurai paluran dan kadang-kadang lebih tinggi letaknya".


==Rujukan==
==Rujukan==

Revisi per 30 Juni 2007 14.33

Makaet Rumah Cacak Burung
Rumah Cacak Burung (gambar kiri) dan Rumah Palimbangan (gambar kanan).
Berkas:Denah Rumah Banjar.JPG
Pola umum denah rumah Cacak Burung
Berkas:Rumah Anjung Surung.jpg
Rumah Cacak Burung
Rumah Cacak Burung dengan gerbang melengkung pada Palatar di Martapura.

Rumah Cacak Burung adalah salah satu rumah tradisional suku Banjar (rumah Banjar) di Kalimantan Selatan, rumah induk yang memanjang dari muka ke belakang memakai atap pelana (bahasa Banjar : atap balai laki) kemudian ditambahkan suatu atap limas dalam posisi melintang yang menutupi sekaligus ruang Palidangan beserta kedua buahanjungnya. Posisi nok atap (pamuung/wuwungan) bubungan atap yang menghalang/melintang ini lebih tinggi dari pada posisi atap pelana pada atap muka (Paluaran).

Hal ini merupakan suatu bentuk Cacak Burung. Cacak Burung adalah tanda magis penolak bala yang berbentuk tanda + (positif), karena denah bangunan ini berbentuk + (tanda tambah), maka dinamakan pula rumah Cacak Burung.

Ciri-ciri

  1. Memakai tebar layar yang dinamakan Tawing Layar pada rumah induk.
  2. Tubuh bangunan induk memakai atap pelana (bahasa Banjar : atap balai laki) yang menutupi Pamedangan.
  3. Bentuk bangunan ukurannya sama dengan rumah Balai Laki atau Balai Bini.
  4. Pada Surambi Sambutan terdapat 4 buah pilar yang menyangga emper depan (bahasa Banjar : karbil) yang memakai atap sengkuap yang disebut atap Sindang Langit.
  5. Pada dinding sisi depan (Tawing Hadapan) terdapat 1 pintu masuk (lawang hadapan), di sebelah pintu masuk tersebut terdapat jendela sebelah kanan dan kiri.
  6. Pada dinding tengah (Tawing Halat) terdapat 2 pintu.
  7. Serambi yang dinamakan pamedangan menggunakan pagar susur yang disebut Kandang Rasi.
  8. Sayap bangunan (anjung) memakai atap perisai (bahasa Banjar : atap gajah).
  9. Pada ambang atas Pamedangan memakai bentuk gerbang melengkung (Kandang Rasi Atas).
  10. Pada dinding sisi depan yang dinamakan Tawing Hadapan kadang-kadang terdapat lebih dari 1 pintu masuk (lawang hadapan) tetapi jendela depan biasanya dihilangkan.
  11. Kadang-kadang 4 (empat) buah tiang penyangga emper depan (karbil) yang terdapat pada Surambi Sambutan diganti model konsol.

Contoh :

  1. Rumah Cacak Burung di Tunggul Irang, Martapura pemilik H. Basum.

Ruang

Ruangan yang berturut-turut dari depan ke belakang

  1. Teras yang dinamakan Surambi Sambutan dengan 4 buah pilar
  2. Ruang setengah terbuka (serambi atas) yang dinamakan Pamedangan
  3. Ruang Tamu disebut Ambin Sayup/Paluaran
  4. Ruang Tengah yang dinamakan Ambin Dalam/Palidangan diapit oleh Anjung Kanan dan Anjung Kiwa
  5. Ruang Pantry yang dinamakan Padapuran/Padu


Rujukan

  1. Tim Depdikbud, Rumah Adat Banjar dan Ragam Hiasnya, Proyek Rehabilitasi dan Perlusan Museum Kalsel, Depdikbud, 1977/1978.
  2. Azan, Seminar Tata Ruang dan Karakteristik Rumah Tradisional Suku Banjar di Kalimantan Selatan, Jurusan Arsitektur Universitas Diponegoro, Juni 1994.