Iswadi Pratama: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Aiken (bicara | kontrib)
Aiken (bicara | kontrib)
Baris 18: Baris 18:
* {{id}} [http://penakencana.com/penulis/iswadi-pratama Anugerah Sastra Pena Kencana:Iswadi Pratama]
* {{id}} [http://penakencana.com/penulis/iswadi-pratama Anugerah Sastra Pena Kencana:Iswadi Pratama]
* {{id}} [http://lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2008111521495930 Iswadi Persembahkan 'Gema Secuil Batu']
* {{id}} [http://lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2008111521495930 Iswadi Persembahkan 'Gema Secuil Batu']
* {{id}} [http://www.wartaseni.com/2015/01/iswadi-pratama-sang-maestro-yang-tetap.html Iswadi Pratama: Sang Maestro yang tetap santun dan bersahaja]


[[Kategori:Kelahiran 1971|Pratama, Iswadi]]
[[Kategori:Kelahiran 1971|Pratama, Iswadi]]

Revisi per 9 Januari 2015 10.48

Iswadi Pratama (lahir 8 April 1971 di Lampung) adalah sastrawan Indonesia. Dia menyelesaikan kuliah di Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung.

Aktivitas

Iswadi pernah menjadi redaktur budaya Surat Kabar Umum Sumatera Post dan Harian Umum Lampung Post, Bandar Lampung sebelum memutuskan berkesenian secara total.

Aktif sebagai aktor, penulis naskah, dan sutradara bersama grup teaternya, Teater Satu. Beberapa naskah teaternya: Ruang Sekarat, Rampok, Ikhau, Nak, Menunggu Saat Makan, Dongeng tentang Air, dan Aruk Gugat.

Bersama Teater Satu, Iswadi dua kali mendapatkan Hibah Senia dari Yayasan Kelola (2002 dan 2004) untuk pentas keliling di sejumlah kota di Indonesia. Dia juga mementaskan naskah-naskah puisinya dalam bentuk teater seperti Nostalgia Sebuah Kota, yang meraih peringkat ketiga GKJ Award 2003. Naskah ini dalam even yang sama, menjadi naskah terbaik I.

Puisi-puisinya tersebar di berbagai media massa, selain terhimpun dalam antologi bersama: Gelang Semesta (1987), Belajar Mencintai Tuhan (1992), Daun-Daun Jatuh Tunas-Tunas Tumbuh (1995), Refleksi Setengah Abad Indonesia (1995), Antologi Cerpen dari Lampung (1996), Cetik (1996), Mimbar Abad 21 (1996), Hijau Kelon dan Puisi 2002 (2002), Pertemuan Dua Arus (2004), Gerimis (dalam Lain Versi) (2005, Asia Literary Review (2006), dan Terra (Australia-Indonesia, 2007).

Karyanya

Pranala luar