Samanhudi: Perbedaan antara revisi
Pesantren tempat KH Samanhudi menuntut ilmu |
k clean up, replaced: Beliau → Ia, beliau → ia (4) using AWB |
||
Baris 16: | Baris 16: | ||
'''Samanhudi''' atau sering disebut '''Kyai Haji Samanhudi''' (lahir di [[Laweyan]], [[Surakarta]], [[Jawa Tengah]], [[1868]]; meninggal di [[Klaten]], [[Jawa Tengah]], [[28 Desember]] [[1956]]) adalah pendiri [[Sarekat Dagang Islam]], sebuah organisasi massa di [[Indonesia]] yang awalnya merupakan wadah bagi para pengusaha [[batik]] di [[Surakarta]]. Nama kecilnya ialah '''Sudarno Nadi'''. |
'''Samanhudi''' atau sering disebut '''Kyai Haji Samanhudi''' (lahir di [[Laweyan]], [[Surakarta]], [[Jawa Tengah]], [[1868]]; meninggal di [[Klaten]], [[Jawa Tengah]], [[28 Desember]] [[1956]]) adalah pendiri [[Sarekat Dagang Islam]], sebuah organisasi massa di [[Indonesia]] yang awalnya merupakan wadah bagi para pengusaha [[batik]] di [[Surakarta]]. Nama kecilnya ialah '''Sudarno Nadi'''. |
||
Pondok Pesantren yang pernnah |
Pondok Pesantren yang pernnah ia menimba ilmu didalamnya al<nowiki> : |
||
Pontren KM Sayuthy (Ciawigebang), Pontren KH Abdur Rozak (Cipancur) |
Pontren KM Sayuthy (Ciawigebang), Pontren KH Abdur Rozak (Cipancur) |
||
,paman |
,paman ia, Pontren Sarajaya (Kab Cirebon), Pontren (di Kab Tegal, |
||
Jateng), |
Jateng), |
||
</nowiki>Pontren Ciwaringin (Kab. Cirebon) dan Pontren KH Zaenal Musthofa |
</nowiki>Pontren Ciwaringin (Kab. Cirebon) dan Pontren KH Zaenal Musthofa |
||
(Tasikmalaya. ) . Catatan<nowiki> </nowiki>: |
(Tasikmalaya. ) . Catatan<nowiki> </nowiki>: Ia sangat ta,zdim trhdp guru guru ia |
||
<nowiki> </nowiki>. Trlebih trhdp Asysyahid KH Zainal Mushtofa (Pahlawan Nasional) |
<nowiki> </nowiki>. Trlebih trhdp Asysyahid KH Zainal Mushtofa (Pahlawan Nasional) ia |
||
<nowiki> </nowiki>banyak bercerita tentang heroisme perjuangan gurunya yang satu ini |
<nowiki> </nowiki>banyak bercerita tentang heroisme perjuangan gurunya yang satu ini |
||
ketika berjuang melawan penjajah Jepang hingga beluau gugur sebagai |
ketika berjuang melawan penjajah Jepang hingga beluau gugur sebagai |
||
Baris 34: | Baris 34: | ||
{{Pahlawan Indonesia}} |
{{Pahlawan Indonesia}} |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
{{lifetime|1868|1956|}} |
{{lifetime|1868|1956|}} |
||
⚫ | |||
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]] |
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]] |
||
[[Kategori:Tokoh dari Surakarta]] |
[[Kategori:Tokoh dari Surakarta]] |
||
Baris 45: | Baris 43: | ||
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]] |
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]] |
||
[[Kategori:Tokoh Jawa]] |
[[Kategori:Tokoh Jawa]] |
||
⚫ |
Revisi per 23 Desember 2014 06.50
Samanhudi | |
---|---|
Lahir | Kiai Haji Samanhudi 8 Oktober 1879 Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah |
Meninggal | 28 Agustus 1950 Bandung, Jawa Barat, Indonesia | (umur 70)
Pekerjaan | Pendiri Sarekat Dagang Islam |
Suami/istri | Clara Charlotte Deije Johanna Mussel Haroemi Wanasita |
Samanhudi atau sering disebut Kyai Haji Samanhudi (lahir di Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah, 1868; meninggal di Klaten, Jawa Tengah, 28 Desember 1956) adalah pendiri Sarekat Dagang Islam, sebuah organisasi massa di Indonesia yang awalnya merupakan wadah bagi para pengusaha batik di Surakarta. Nama kecilnya ialah Sudarno Nadi.
Pondok Pesantren yang pernnah ia menimba ilmu didalamnya al : Pontren KM Sayuthy (Ciawigebang), Pontren KH Abdur Rozak (Cipancur) ,paman ia, Pontren Sarajaya (Kab Cirebon), Pontren (di Kab Tegal, Jateng), Pontren Ciwaringin (Kab. Cirebon) dan Pontren KH Zaenal Musthofa (Tasikmalaya. ) . Catatan : Ia sangat ta,zdim trhdp guru guru ia . Trlebih trhdp Asysyahid KH Zainal Mushtofa (Pahlawan Nasional) ia banyak bercerita tentang heroisme perjuangan gurunya yang satu ini ketika berjuang melawan penjajah Jepang hingga beluau gugur sebagai pahlawankusuma bangsa didepan regu tembak srdadu Jepang. Ketika makbarohgurunya ini telah dipindahkan ke Taman Pahlawan Sukamanah Tasikmalaya,
Dalam dunia perdagangan, Samanhudi merasakan perbedaan perlakuan oleh penguasa Hindia Belanda antara pedagang pribumi yang mayoritas beragama Islam dengan pedagang Tionghoa pada tahun 1905. Oleh sebab itu Samanhudi merasa pedagang pribumi harus mempunyai organisasi sendiri untuk membela kepentingan mereka. Pada tahun 1905, ia mendirikan Sarekat Dagang Islam untuk mewujudkan cita-citanya.
Ia dimakamkan di Banaran, Grogol, Sukoharjo. Sesudah itu, Serikat Islam dipimpin oleh Oemar Said Tjokroaminoto.