Afrizal Malna: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Andri.h (bicara | kontrib)
Carriearchdale (bicara | kontrib)
k WPCleaner v1.33 - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
Baris 47: Baris 47:
Pada tahun 1981, sebuah naskah dramanya memperoleh penghargaan dalam sayembara ''Kincir Emas Radio Nederland Wereldomreop''.<ref name="afrizal6"/>
Pada tahun 1981, sebuah naskah dramanya memperoleh penghargaan dalam sayembara ''Kincir Emas Radio Nederland Wereldomreop''.<ref name="afrizal6"/>


Karya dramanya yang berjudul ''Pertumbuhan di atas Meja Makan'', terpilih dalam [[antologi drama Indonesia]] seratus tahun yang diterbitkan [[Yayasan Lontar]],<ref name="afrizal">{{id}} ''Antologi Drama Indonesia'' Jilid IV. Yayasan Lontar, 2009, Jakarta.</ref> serta diterjemahkan dalam versi bahasa Inggris dengan judul ''Things Growing on the Table''<ref name="afrizal7">{{en}} ''The Lontar anthology of Indonesian Drama'' Vol. 3. Lontar Foundation, 2010, Jakarta. hlm xv-xvi</ref>. Karya drama Afrizal tersebut merupakan salah satu contoh yang representatif untuk karya yang muncul pada era postmodernisme Indonesia. Karya ini menentang penggunaan narasi keseragaman yang dibentuk oleh Orde Baru di Indonesia. Dalam karya dramanya ini, Afrizal yang juga bertindak sebagai editor, membangun suatu "perpecahan" (''disunity'') dengan memecah belah atau membuat potongan-potongan dialog dari berbagai sumber berlainan, misalnya potongan pidato presiden [[Soekarno]] dan wakilnya [[Mohamad Hatta]] digabungkan dengan dialog dari ''Caligula'' karya Albert Camus dan ''Sandyakala Ning Majapahit'' karya [[Sanusi Pane]]. Dengan demikian, melalui karyanya yang demikian, ia menolak hubungan kausalitas dan struktur naratif, ketika tokoh Suami dan Istri dalam drama ini mengucapkan kutipan potongan-potongan kalimat yang tidak berhubungan tersebut, sekaligus memaksa audiens untuk membangun sebuah cerita bagi diri mereka sendiri. <ref name="afrizal7"/>
Karya dramanya yang berjudul ''Pertumbuhan di atas Meja Makan'', terpilih dalam [[antologi drama Indonesia]] seratus tahun yang diterbitkan [[Yayasan Lontar]],<ref name="afrizal">{{id}} ''Antologi Drama Indonesia'' Jilid IV. Yayasan Lontar, 2009, Jakarta.</ref> serta diterjemahkan dalam versi bahasa Inggris dengan judul ''Things Growing on the Table''.<ref name="afrizal7">{{en}} ''The Lontar anthology of Indonesian Drama'' Vol. 3. Lontar Foundation, 2010, Jakarta. hlm xv-xvi</ref> Karya drama Afrizal tersebut merupakan salah satu contoh yang representatif untuk karya yang muncul pada era postmodernisme Indonesia. Karya ini menentang penggunaan narasi keseragaman yang dibentuk oleh Orde Baru di Indonesia. Dalam karya dramanya ini, Afrizal yang juga bertindak sebagai editor, membangun suatu "perpecahan" (''disunity'') dengan memecah belah atau membuat potongan-potongan dialog dari berbagai sumber berlainan, misalnya potongan pidato presiden [[Soekarno]] dan wakilnya [[Mohamad Hatta]] digabungkan dengan dialog dari ''Caligula'' karya Albert Camus dan ''Sandyakala Ning Majapahit'' karya [[Sanusi Pane]]. Dengan demikian, melalui karyanya yang demikian, ia menolak hubungan kausalitas dan struktur naratif, ketika tokoh Suami dan Istri dalam drama ini mengucapkan kutipan potongan-potongan kalimat yang tidak berhubungan tersebut, sekaligus memaksa audiens untuk membangun sebuah cerita bagi diri mereka sendiri. <ref name="afrizal7"/>


Afrizal menulis esai pengantar untuk buku kumpulan puisi beberapa penyair Indonesia, antara lain [[Juniarso Ridwan]], [[Soni Farid Maulana]], [[Dorothea Rosa Herliany]], [[Made Wianta]], dan lain-lain). <ref name="afrizal2"/> Esainya juga terbit pada antologi bersama antara lain, ''Perdebatan Sastra Kontekstual'' (Ariel Heryanto ed., 1986).<ref name="afrizal8">{{id}} Malna, Afrizal.''Sesuatu Indonesia'' Yayasan Bentang Budaya, 2000, Yogyakarta.</ref>.
Afrizal menulis esai pengantar untuk buku kumpulan puisi beberapa penyair Indonesia, antara lain [[Juniarso Ridwan]], [[Soni Farid Maulana]], [[Dorothea Rosa Herliany]], [[Made Wianta]], dan lain-lain). <ref name="afrizal2"/> Esainya juga terbit pada antologi bersama antara lain, ''Perdebatan Sastra Kontekstual'' (Ariel Heryanto ed., 1986).<ref name="afrizal8">{{id}} Malna, Afrizal.''Sesuatu Indonesia'' Yayasan Bentang Budaya, 2000, Yogyakarta.</ref>


''Sesuatu Indonesia: Esei-Esei dari Pembaca Tak Bersih'' adalah salah satu buku kumpulan esainya, diterbitkan oleh Yayasan Bentang Budaya pada tahun 2000.<ref name="afrizal8"/>
''Sesuatu Indonesia: Esei-Esei dari Pembaca Tak Bersih'' adalah salah satu buku kumpulan esainya, diterbitkan oleh Yayasan Bentang Budaya pada tahun 2000.<ref name="afrizal8"/>

Revisi per 28 Oktober 2014 07.32

Afrizal Malna
Lahir7 Juni 1957 (umur 66)
Indonesia Jakarta
PekerjaanSastrawan, penulis, esais, penyair, aktor
KebangsaanIndonesia Indonesia

Afrizal Malna (lahir 7 Juni 1957) adalah penulis Indonesia yang menghasilkan berbagai karya puisi, cerita pendek, novel, esai , dan teks pertunjukan teater. [1] Di antara berbagai karyanya, tema puisi Afrizal Malna yang menonjol adalah pelukisan dunia modern dan kehidupan urban, serta objek material dari lingkungan tersebut.[2] Korespondensi objek-objek itulah yang menciptakan nuansa dan gaya puitiknya.[2]

Biografi

Sejak menamatkan SLA pada tahun 1976, Afrizal Malna tidak melanjutkan sekolah. Pada tahun 1981, ia belajar di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta, sebagai mahasiswa khusus hingga pertengahan dikeluarkan pada tahun 1983. [3]

Selama kurang lebih sepuluh tahun ia pernah bekerja di perusahaan kontraktor bangunan, ekspedisi muatan kapal laut, dan asuransi jiwa. Sekarang lebih banyak berkiprah di bidang seni, sebagai esais, kurator seni rupa, penyair dan penulis.[4]

Proses Kreatif

Puisi, cerpen, dan esainya dimuat dalam Horison, Kompas, Berita Buana, Republika, Kedaulatan Rakyat, Jawa Pos, Surabaya Post, Pikiran Rakyat, Ulumul Qur'an, dan lain-lain.[1]

Tema puisi Afrizal Malna yang menonjol adalah pelukisan dunia modern dan kehidupan urban, serta objek material dari lingkungan tersebut. Korespondensi objek-objek itulah yang menciptakan nuansa dan gaya puitiknya. [2]

Imaji-imaji dalam kehidupan sehari-hari , secara berdampingan ditampilkan (jukstaposisi) secara gaduh, hiruk-pikuk, hampir-hampir chaotic, kacau balau, semrawut, tercermin dalam judul-judul puisinya, seperti: “Antropologi Kaleng-Kaleng Coca Cola”, “ Fanta Merah untuk Dewa-Dewa”, “Migrasi di Kamar Mandi”, “Pelajaran Bahasa Inggris Tentang Berat Badan”. Afrizal tertarik pada menemukan hubungan antara objek dalam puisi-puisinya, mencari—dalam kata-katanya sendiri—suatu “visualisasi tata bahasa atas benda-benda” (a “visual grammar of things”). [5] Intimasi hubungan rahasia antar objek-objek tersebut memberikan banyak informasi tentang puitika Afrizal. [5]

Pada tahun 1981, sebuah naskah dramanya memperoleh penghargaan dalam sayembara Kincir Emas Radio Nederland Wereldomreop.[3]

Karya dramanya yang berjudul Pertumbuhan di atas Meja Makan, terpilih dalam antologi drama Indonesia seratus tahun yang diterbitkan Yayasan Lontar,[6] serta diterjemahkan dalam versi bahasa Inggris dengan judul Things Growing on the Table.[7] Karya drama Afrizal tersebut merupakan salah satu contoh yang representatif untuk karya yang muncul pada era postmodernisme Indonesia. Karya ini menentang penggunaan narasi keseragaman yang dibentuk oleh Orde Baru di Indonesia. Dalam karya dramanya ini, Afrizal yang juga bertindak sebagai editor, membangun suatu "perpecahan" (disunity) dengan memecah belah atau membuat potongan-potongan dialog dari berbagai sumber berlainan, misalnya potongan pidato presiden Soekarno dan wakilnya Mohamad Hatta digabungkan dengan dialog dari Caligula karya Albert Camus dan Sandyakala Ning Majapahit karya Sanusi Pane. Dengan demikian, melalui karyanya yang demikian, ia menolak hubungan kausalitas dan struktur naratif, ketika tokoh Suami dan Istri dalam drama ini mengucapkan kutipan potongan-potongan kalimat yang tidak berhubungan tersebut, sekaligus memaksa audiens untuk membangun sebuah cerita bagi diri mereka sendiri. [7]

Afrizal menulis esai pengantar untuk buku kumpulan puisi beberapa penyair Indonesia, antara lain Juniarso Ridwan, Soni Farid Maulana, Dorothea Rosa Herliany, Made Wianta, dan lain-lain). [1] Esainya juga terbit pada antologi bersama antara lain, Perdebatan Sastra Kontekstual (Ariel Heryanto ed., 1986).[8]

Sesuatu Indonesia: Esei-Esei dari Pembaca Tak Bersih adalah salah satu buku kumpulan esainya, diterbitkan oleh Yayasan Bentang Budaya pada tahun 2000.[8]

Esainya dalam Senimania Republika, Harian Republika, 1994 memenangkan Republika Award. [3]Ia juga menjadi pemenang esai di Majalah Sastra Horison pada 1997. [8]

Sejak 1983 hingga 1993 menulis teks pertunjukan Teater Sae.[8] Afrizal pernah mengunjungi beberapa kota di Swiss dan Hamburg, memberikan diskusi teater dan sastra di beberapa universitas dalam rangka pertunjukan Teater Sae (Mei-Juni 1993) yang mementaskan naskahnya.[8]

Tahun 1995 bersama Beeri Berhrard Batschelet dan Joseph Praba, mementaskan seni instalasi Hormat dan Sampah di Solo. [8] Pada tahun 1996 berkolaborasi dengan berbagai seniman dari beragam disiplin mengadakan pertunjukan seni instalasi ''Kesibukan Mengamati Batu-Batu'' di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.[8] Tahun 2003, mementaskan Telur Matahari berkolaborasi dengan Harries Pribadi Bah dan Jecko Kurniawan.

Beberapa buku prosa: cerita pendek atau novel, karya Afrizal Malna, antara lain: Dalam Rahim Ibuku Tak Ada Anjing (2003), Seperti Sebuah Novel Yang Malas Menceritakan Manusia (IndonesiaTera, 2004), Lubang dari Separuh Langit (2005).

Cerpennya pernah masuk dalam antologi cerpen pilihan Kompas, antara lain Pistol Perdamaian (1996), dan Anjing-Anjing Menyerbu Kuburan (1997).[8]

Berkat prestasinya di bidang kepenulisan, Afrizal Malna beberapa kali diundang dalam festival dan acara sastra nasional maupun internasional, seperti Festival Penyair International di Rotterdam, Belanda (1995) dan Utan Kayu International Literary Biennale di Jakarta 2005.[8]

Buku

  • Abad Yang Berlari (1984)
  • Perdebatan Sastra kontekstual (1986)
  • Tonggak Puisi Indonesia Modern 4 (1987)
  • Yang Berdiam Dalam Mikropon (1990)
  • Cerpen-cerpen Nusantara Mutakhir (1991)
  • Dinamika Budaya dan Politik (1991)
  • Arsitektur Hujan (1995)
  • Biography of Reading (1995)
  • Pistol Perdamaian (1996)
  • Kalung Dari Teman (1998)
  • Sesuatu Indonesia, Esei-esei dari pembaca yang tak bersih (2000)
  • Seperti Sebuah Novel yang Malas Mengisahkan Manusia, kumpulan prosa (2003)
  • Dalam Rahim Ibuku Tak Ada Anjing (2003)
  • Novel Yang Malas Menceritakan Manusia (2004)
  • Lubang dari Separuh Langit (2005)
  • 2008: Teman-temanku dari Atap Bahasa (Lapadl Pustaka, Yogyakarta)
  • 2009: Pada Bantal Berasap (Omah sore, Jakarta-Yogyakarta); Ruang di Bawah Telinga, Biografi Visual Made Wianta (O House Gallery)
  • 2010: Perjalanan Teater Kedua, Antologi Tubuh dan Kata (iCan – Indonesia Conteporary Art Network – Yogyakarta; Dewan Kesenian Jakarta, Jakarta)
  • 2012: Second Hand Languager Store, Limited Edition (Rumah Hujan, Yogyakarta, 2012); Jembatan Ilusi Antara Seni dan Kota (25 Tahun Gedung Kesenian Jakarta). Jakarta 2012

Terjemahan

  • Traum der Freiheit Indonesien 50 jahre nach der Unabhangigkeit (Hendra Pasuhuk & Edith Koesoemawiria, 1995)
  • Poets, Friends Around the World (Mitoh-Sha, Tokyo, 1997)
  • Menagerie 3 (John H. McGlynn, 1997)
  • Do Lado Dos Ollos Arredor da poesia, entrevistas con 79 Poetas do Mundo (Emiilio Arauxo, Edicions do cumio, 2001)
  • 1997: Frontiers of World Literature (Iwanami Shoten, Publishers, Tokyo) Poets, Friends Around the World (MitohSha, Tokyo)
  • 2001: Do Lado Dos Ollos, Arredor de Poesia Entrevistas con 79 Poetas de Mundo (Emilio Arauxo, Edicions, Do Cunio, Travisia de Vigo)
  • 2008: Antologia de Poeticas (Maria Emilia Irmler & Danny Susanto, Gramedia, Jakarta)
  • 2009: Orientierugen, Zeitschrift Zur Kutur Asiens (Berthold Daumhouser & Wolfgan Kubin, Edition Global, Munchen

Penghargaan

  • Republika Award untuk esei dalam Senimania Republika, harian Republika (1994),
  • Esei majalah Sastra Horison (1997)
  • Dewan Kesenian Jakarta (1984)
  • 1981: Radio Nedherland Wereldomroep untuk naskah drama Surat
  • 1987: Dewan Kesenian Jakarta untuk buku puisi Abad Yang Berlari
  • 1994: Republika Award dari harian Repulika untuk esei
  • 1996: Pusat Pembinaan dan Pengembahan Bahasa Departemen Pendidikan dan Budaya untuk buku puisi Arsitektur Hujan
  • 1997: Majalah sastra Horison untuk esei
  • 2006: Penghargaan Adibudaya dari Departemen Pendidikan untuk puisi
  • 2008: Man of The Year dari majalah Tempo untuk buku puisi Teman-temanku Dari Atap Bahasa
  • 2010: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan dan Budaya untuk buku puisi Teman-temanku Dari Atap Bahasa SEA Write Award dari Bangkok untuk buku puisi Teman-temanku Dari Atap Bahasa (penghargaan tidak diambil)

Referensi

  1. ^ a b c (Indonesia) Rampan, Korrie Layun. Leksikon susastra Indonesia. Balai Pustaka, 2000, Jakarta. Halaman 19. Biografi Afrizal Malna
  2. ^ a b c (Indonesia) Hatley, Barbara. ”Nation, ‘Tradition’, and Constructions of the Feminine in Modern Indonesian Literature,” pada Imagining Indonesia, ed. J. Schiller and B. Martin Schiller, hlm 93, dikutip dari Aveling, Harry. Rahasia Membutuhkan Kata: Puisi Indonesia 1966-1998 (diterjemahkan dari Secrets Need Words, Indonesian Poetry 1966-1998 oleh Wikan Satriati), IndonesiaTera, 2003, ISBN 979-9375-83-5
  3. ^ a b c (Indonesia) Malna, Afrizal. Abad yang Berlari. Lembaga Penerbit Altermed Yayasan Lingkar Merahputih, 1984, Jakarta. Halaman 32. Biografi Afrizal Malna
  4. ^ (Indonesia) Malna, Afrizal. Yang Berdiam dalam Mikropon. Penerbit Medan Sastra Indonesia, 1990, Jakarta. Halaman 56. Biografi Afrizal Malna
  5. ^ a b (Inggris) Amini, Hasif. 14 Februari 2011, dikutip tanggal 26 Oktober 2011. Situs Jurnal Puisi Internasional
  6. ^ (Indonesia) Antologi Drama Indonesia Jilid IV. Yayasan Lontar, 2009, Jakarta.
  7. ^ a b (Inggris) The Lontar anthology of Indonesian Drama Vol. 3. Lontar Foundation, 2010, Jakarta. hlm xv-xvi
  8. ^ a b c d e f g h i (Indonesia) Malna, Afrizal.Sesuatu Indonesia Yayasan Bentang Budaya, 2000, Yogyakarta.

Pranala luar

  • "Afrizal Malna". Seniman Sastra. Taman Ismail Marzuki. Diakses tanggal 25 Desember 2013. </ref>