Orbit: Perbedaan antara revisi
Baris 45: | Baris 45: | ||
Energi yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan untuk orbit bumi rendah 32MJ/kg sekitar dua puluh kali energi yang dibutuhkan untuk mencapai ketinggian dasar 10 kJ/km/kg. |
Energi yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan untuk orbit bumi rendah 32MJ/kg sekitar dua puluh kali energi yang dibutuhkan untuk mencapai ketinggian dasar 10 kJ/km/kg. |
||
==Lihat pula== |
|||
* [[Satelit]] |
|||
* [[Orbit geostasioner]] |
|||
* [[Orbit geosinkron]] |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
Revisi per 10 Oktober 2014 11.36
Dalam fisika, suatu orbit adalah sebuah jalan yang dilalui oleh objek, di sekitar objek lainnya, di dalam pengaruh dari gaya tertentu. Orbit pertama kali dianalisa secara matematis oleh Johannes Kepler yang merumuskan hasil perhitungannya dalam hukum Kepler tentang gerak planet. Dia menemukan bahwa orbit dari planet dalam tata surya kita adalah berbentuk elips dan bukan lingkaran atau episiklus seperti yang semula dipercaya.
Sejarah
Isaac Newton menunjukkan bahwa hukum Kepler dapat di turunkan dari teori gravitasi. Pada umumnya, gerak benda dalam lingkup pengaruh gravitasi merupakan lintasan yg berbentuk irisan kerucut. Newton kemudian menunjukkan bahwa sepasang benda akan saling mengitari dengan jarak yg berbanding terbalik dengan massanya dan sekitar titik pusat massa (t.p.m.) gabungan dari kedua benda tadi. Bila salah satu benda jauh lebih besar (massive) dari yang satunya, maka t.p.m. nya akan mendekati t.p.m. benda yg lebih besar tadi.
Orbit Bumi
Gerak bumi terhadap matahari dengan bentuk elips. Bumi mengorbit mengelilingi matahari dan bulan bergerak mengorbit mengelilingi bumi.
Peran dalam evolusi teori atom
Pada saat struktur atom pertama di selidiki pada awal abad 20, atom di gambarkan sebagai tata surya kecil yang di ikat dengan Gaya Coulomb. Model ini tidak sejalan dengan elektrodimanika dan model ini secara perlahan diperbaiki sejalan dengan perubahan teori kuantum. Akan tetapi, masih ada istilah peninggalan "orbit" untuk menggambarkan keberadaan energi elektron dalam mengitari nukleus atom.
Pesawat ruang angkasa, atmosfer dan orbit
Proses masuk-kembali dari orbit dimulai pada 122 km (400.000 ft).
Angkasa tidak sama dengan orbit. Kesalahan pengertian umum tentang batasan ke angkasa adalah orbit terjadi dengan mencapai ketinggian ini. Orbit membutuhkan kecepatan orbit dan secara teoretis dapat terjadi pada ketinggian berapa saja. Gesekan atmosfer mencegah sebuah orbit yang terlalu rendah.
Ketinggian minimal untuk orbit stabil dimulai sekitar 350 km (220 mil) di atas permukaan laut rata-rata, jadi untuk melakukan penerbangan angkasa orbital nyata, sebuah pesawat harus terbang lebih tinggi dan (yang lebih penting) lebih cepat dari yang dibutuhkan untuk penerbangan angkasa sub-orbital.
Mencapai orbit membutuhkan kecepatan tinggi. Sebuah pesawat belum mencapai orbit sampai ia memutari Bumi begitu cepat sehingga gaya sentifugal ke atas membatalkan gaya grafitasi ke bawah pesawat. Setelah mencapai di luar atmosfer, sebuah pesawat memasuki orbit harus berputar ke samping dan melanjutkan pendorongan roketnya untuk mencapai kecepatan yang dibutuhkan; untuk orbit Bumi rendah, kecepatannya sekitar 7,9 km/s (28.400 km/jam — 18.000 mill/jam). Oleh karena itu, mencapai ketinggian yang dibutuhkan merupakan langkah pertama untuk mencapai orbit.
Energi yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan untuk orbit bumi rendah 32MJ/kg sekitar dua puluh kali energi yang dibutuhkan untuk mencapai ketinggian dasar 10 kJ/km/kg.
Lihat pula
Referensi
- Abell, Morrison, and Wolff (1987). Exploration of the Universe (edisi ke-fifth). Saunders College Publishing.
- Linton, Christopher (2004). From Eudoxus to Einstein. Cambridge: University Press. ISBN 0-521-82750-7
- Swetz, Frank; et al. (1997). Learn from the Masters!. Mathematical Association of America. ISBN 0-88385-703-0
Pranala luar
- (Indonesia) Simulasi orbit planet-planet di dalam Tata Surya
- CalcTool: Orbital period of a planet calculator. Has wide choice of units. Requires JavaScript.
- Browser Based Three Dimension Simulation of Orbital Motion. Objects and distance are drawn to scale. Run on JavaScript-enabled browser such as Internet Explorer, Mozilla Firefox and Opera.
- Java simulation on orbital motion. Requires Java.
- NOAA page on Climate Forcing Data includes (calculated) data on Earth orbit variations over the last 50 million years and for the coming 20 million years
- On-line orbit plotter. Requires JavaScript.
- Orbital Mechanics (Rocket and Space Technology)
- Orbital simulations by Varadi, Ghil and Runnegar (2003) provide another, slightly different series for Earth orbit eccentricity, and also a series for orbital inclination. Orbits for the other planets were also calculated, by F. Varadi, B. Runnegar, M. Ghil (2003). "Successive Refinements in Long-Term Integrations of Planetary Orbits". The Astrophysical Journal. 592: 620–630. Bibcode:2003ApJ...592..620V. doi:10.1086/375560. , but only the eccentricity data for Earth and Mercury are available online.
- Understand orbits using direct manipulation. Requires JavaScript and Macromedia
- Merrifield, Michael. "Orbits (including the first manned orbit)". Sixty Symbols. Brady Haran for the University of Nottingham.
- http://sigitkus.lecture.ub.ac.id/files/2013/12/ORBIT-SATELIT.pdf