Lokomotif D52: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan pada struktur dan isi halaman
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 41: Baris 41:
* [[Madiun]], (15)
* [[Madiun]], (15)
* [[Sidotopo]], (13)
* [[Sidotopo]], (13)
* [[Kertapati]], (10)<ref>Durrant, A. E. 1975. ''PNKA Power Parade''. Middlesex, Eng: Continental Railway Circle. lih. hlm. 17-18</ref>
* [[Kertapati]], (10)


== Fitur dan Teknologi ==
== Fitur dan Teknologi ==

Revisi per 5 Oktober 2014 16.18

D52 adalah lokomotif uap multiguna  yang dioperasikan oleh Djawatan Kereta Api (DKA). Lokomotif ini merupakan satu-satunya jenis lokomotif uap jalur utama yang dipesan oleh Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan.

Lokomotif D52
Lokomotif D52
D52
Data teknis
Sumber tenagaUap
ProdusenFried Krupp, Jerman
Nomor seriD52
ModelMikado
Tanggal dibuat1951-1955
Jumlah dibuat100
Spesifikasi roda
Notasi Whyte2-8-2
Susunan roda AAR1-D-1
Klasifikasi UIC1D1
Dimensi
Lebar sepur1.067 mm
Diameter roda1503 mm
Panjang14.135 mm
Lebar2.642 mm
Berat
Berat kosong52,6 ton
Bahan bakar
Jenis bahan bakarBatubara / Minyak residu
Kapasitas air25 m²
Sistem mesin
Motor traksi100 buah
Ukuran silinder500 X 600
Kinerja
Kecepatan maksimum120 km/jam
Daya mesin1600 HP
Lain-lain


Sejarah

Paska kolonialisasi, pemerintah Indonesia mengambil kebijakan untuk melakukan nasionalisasi perusahaan Belanda di Indonesia, salah satunya adalah Staatsspoorwagen (SS), perusahaan kereta api milik pemerintah Hindia Belanda. Perusahaan ini berganti nama menjadi Djawatan Kereta Api  (DKA). DKA mewarisi armada lokomotif, kereta serta gerbong yang berumur tua serta banyak yang rusak akibat perang. Untuk memodernisasi armada sarananya, DKA memesan lokomotif, kereta dan gerbong baru ke berbagai perusahaan di luar negeri. Salah satu lokomotif yang dipesan adalah lokomotif uap D52. Sebanyak 100 buah lokomotif uap bergandar 2-8-2 ini dipesan oleh pemerintah Indonesia. Seluruhnya dibuat oleh pabrikan Fried Krupp di Essen, Jerman, mulai tahun 1950. 

Fungsi lokomotif D52 di Jawa dititik beratkan sebagai angkutan penumpang dibanding angkutan barang. Sebagian masyarakat bahkan mengidolakan lokomotif ini lantaran kesetiaannya mengantar penumpang kemana saja. Seperti yang terjadi di lintas Madiun-Kertosono yaitu kereta api KA Rapih Dhoho. Sebaliknya di Sumatera Selatan, lokomotif ini difungsikan sebagai angkutan barang, yaitu untuk menarik rangkaian batubara. 

Lokomotif ini tersebar di 8 dipo lokomotif di Jawa dan Sumatera, yaitu :

Fitur dan Teknologi

Sebagian orang membandingkan lokomotif ini dengan lokomotif Baureihe 41 milik perusahaan kereta api federal Jerman (Deustche Bundesbahn), yang dibuat oleh pabrik yang sama, dalam kurun waktu yang sama. lokomotif D52 memiliki fitur-fitur khas lokomotif buatan Jerman, seperti smoke deflector ukuran kecil, boiler standar, dan beberapa fitur lain. 

D52 boleh dikatakan sebagai lokomotif uap paling modern yang pernah dimiliki indonesia. Dengan diameter roda penggerak yang besar (1503 mm), Lokomotif ini dirancang agar dapat berlari dengan kecepatan maksimum hingga 90 km/jam, jarang dicapai pada saat itu. Hal ini membuat lokomotif D52 sangat cocok menarik kereta barang dan penumpang cepat di  dataran rendah, namun sangat buruk untuk jalur pegunungan (terutama di Jawa Barat), karena kecenderungannya untuk berjalan kencang. 

Selain itu, lokomotif ini juga memliki tekanan uap yang sangat tinggi (16 kg/cm3), melebihi  lokomotif mallet seperti DD52 sekalipun. Hal ini dapat berakibat fatal, karena kekeliruan dalam menangani ketel uap dapat menimbulkan ledakan yang mengakibatkan Peristiwa Luar Biasa Hebat (PLH). Contohnya adalah PLH yang melibatkan lokomotif D52084, saat menarik rangkaian gerbong barang dari Prupuk ke Purwokerto, diduga karena gangguan pada saluran uap lokomotif.

Konversi Bahan Bakar

Pada awal kedatangannya, lokomotif D52 menggunakan 2 jenis bahan bakar. D52001 sampai D52050 menggunakan batu bara, sementara sisanya menggunakan minyak residu. Belakangan, antara tahun 1956 hingga 1965, sebanyak 21 lokomotif D52 berbahan bakar batu bara dikonversi menjadi lokomotif berbahan bakar minyak residu. Pengerjaan konversi dilakukan oleh  Balai Yasa Madiun (kini Pabrik PT. INKA). Sebanyak 29 lokomotif tetap tidak dikonversi, sepuluh diantaranya dikirim ke Sumatera.

Preservasi

Kini lokomotif D52 hanya tersisa satu, yaitu bernomor D52099 di Museum Transportasi-TMII, Jakarta. Dari sumber di Indonesia Heritage Railway[2], dapat diperoleh informasi bahwa upaya revitalisasi sedang dilakukan untuk D52 sehingga bisa berfungsi kembali seperti sediakala.

Galeri

Referensi

  1. ^ Durrant, A. E. 1975. PNKA Power Parade. Middlesex, Eng: Continental Railway Circle. lih. hlm. 17-18
  2. ^ http://www.indonesianheritagerailway.com/index.php?option=com content&view=article&id=129:pengembangan-kawasan-ambarawa&catid=53:programs-and-activities&Itemid=143&lang=id

Lihat pula

Pranala luar