Muhammad Daud Syah dari Aceh: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Aday (bicara | kontrib)
k edit
Aday (bicara | kontrib)
k edit
Baris 1: Baris 1:
'''Muhammad Daud Syah''' merupakan [[Sultan Aceh|Sultan]] [[Kesultanan Aceh|Aceh]] terakhir atau Sultan ke-35. Sultan Daud dinobatkan menjadi [[sultan]] di [[Masjid Indrapuri]], [[Indrapuri, Aceh Besar|Indrapuri]] pada tahun [[1874]]<ref>[http://www.geocities.com/raihan_rosse/MetodePENELITIAN.htm Uli Roslaini. ''Revitalisasi Bangunan Bersejarah di Banda Aceh'']</ref> sampai menyerah kepada [[Belanda]] pada tanggal [[10 Januari]] [[1903]]. Dimana kemudian ia diasingkan oleh [[Hindia Belanda]] ke [[Ambon]] dan terakhir dipindah ke [[Batavia]] sampai wafatnya pada tanggal [[6 Februari]] [[1939]].<ref name="polem">[http://www.nad.go.id/index.php?option=isi&task=view&id=2293&Itemid=362 Panglima Polem di situs NAD]</ref> Sultan Daud merupakan cucu dari [[Sultan Mansur Syah]], dimana sampai tahun [[1884]] ia merupakan Wali dari Tuanku Hasyim, anak dari Sultan sebelumnya yang juga merupakan pamannya yaitu [[Sultan Mahmud Syah]].<ref>REID, Anthony. '''''Asal Usul Konflik Aceh''': Dari Perebutan Pantai Timur Sumatra hingga Akhir Kerajaan Aceh Abad ke-19''. [[Jakarta]]: [[Yayasan Obor Indonesia]], [[2005]]. Halaman 335. ISBN 979-461-534-X</ref>
'''Muhammad Daud Syah''' merupakan [[Sultan Aceh|Sultan]] [[Kesultanan Aceh|Aceh]] terakhir atau Sultan ke-35. Sultan Daud dinobatkan menjadi [[sultan]] di [[Masjid Indrapuri]], [[Indrapuri, Aceh Besar|Indrapuri]] pada tahun [[1874]]<ref>[http://www.geocities.com/raihan_rosse/MetodePENELITIAN.htm Uli Roslaini. ''Revitalisasi Bangunan Bersejarah di Banda Aceh'']</ref> sampai menyerah kepada [[Belanda]] pada tanggal [[10 Januari]] [[1903]]. Dimana kemudian ia diasingkan oleh [[Hindia Belanda]] ke [[Ambon]] dan terakhir dipindah ke [[Batavia]] sampai wafatnya pada tanggal [[6 Februari]] [[1939]].<ref name="polem">[http://www.nad.go.id/index.php?option=isi&task=view&id=2293&Itemid=362 Panglima Polem di situs NAD]</ref> Sultan Daud merupakan cucu dari [[Sultan Mansur Syah]], dimana sampai tahun [[1884]] ia merupakan Wali dari Tuanku Hasyim, anak dari Sultan sebelumnya yang juga merupakan pamannya yaitu [[Sultan Mahmud Syah]].<ref>REID, Anthony. '''''Asal Usul Konflik Aceh''': Dari Perebutan Pantai Timur Sumatra hingga Akhir Kerajaan Aceh Abad ke-19''. [[Jakarta]]: [[Yayasan Obor Indonesia]], [[2005]]. Halaman 335. ISBN 979-461-534-X</ref>
<!--
===Kemunduran Aceh===
Sejarawan berbeda pendapat dalam hal kapan Perang Aceh berakhir. Beberapa menyatakan pada tahun 1903, ketika Sultan Daud menyerah kepada Belanda. Tetapi sejarawan lainnya menyatakan bahwa perang tersebut tidak benar-benar berhenti pada tahun 1903, karena Belanda tetap menghadapi perang gerilya yang meningkat walaupun semenjak menyerahnya sultan.<ref name="history">{{en}}[http://www.aceh.net/acehinindonesiahistory.html ''History of Aceh'' by Ibrahim Alfian]</ref>

Sultan Muhammad Daud sendiri memimpin perang gerilya dari Kutaraja, sekarang Banda Aceh, pada tahun 1907. Walaupun usaha ini gagal dan ia ditangkap oleh Belanda dan dibuang ke Ambon kemudian Batavia, perlawanannya ini kemudian menginspirasi pejuang gerilya. Belanda mendapatkan perlawanan kuat di Pidie, Aceh Tengah, Aceh Barat dan Aceh Tenggara. Belanda berhasil mengambil kendali sebagian besar Aceh pada tahun 1912. Tetapi sejumlah sejarawan lainnya menyatakan bahwa perang Aceh tidak benar-benar berhenti sampai Belanda menyerah kepada Jepang pada 1942.<ref name="history"/>

The surrender of Sultan Muhammad Daud Syah marked the fall of Aceh Darussalam. It also marked the end of the sultanate system in Aceh, which was abolished by the Dutch, making Muhammad Daud Syah the last sultan of Aceh. The Dutch appointed a governor to rule Aceh and installed district chiefs, locally known as uleebalang. The recruitment of uleebalang by the Dutch East Indies deepened the division and conflict with the ulema, who considered the Dutch administration kaphee, the unbeliever according to Islamic teaching. <ref name="history"/> -->


==Referensi==
==Referensi==
Baris 6: Baris 13:


===Sumber===
===Sumber===
{{reflist}}
<references/>
{{kotak mulai}}
{{kotak mulai}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Sultan Aceh|Sultan]] [[Kesultanan Aceh|Aceh]]|tahun=[[1874]]&mdash;[[1903]]|pendahulu=[[Sultan Mahmud Syah]]|pengganti=pemerintahan Aceh Belanda}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Sultan Aceh|Sultan]] [[Kesultanan Aceh|Aceh]]|tahun=[[1874]]&mdash;[[1903]]|pendahulu=[[Sultan Mahmud Syah]]|pengganti=pemerintahan Aceh Belanda}}

Revisi per 14 Juni 2007 11.19

Muhammad Daud Syah merupakan Sultan Aceh terakhir atau Sultan ke-35. Sultan Daud dinobatkan menjadi sultan di Masjid Indrapuri, Indrapuri pada tahun 1874[1] sampai menyerah kepada Belanda pada tanggal 10 Januari 1903. Dimana kemudian ia diasingkan oleh Hindia Belanda ke Ambon dan terakhir dipindah ke Batavia sampai wafatnya pada tanggal 6 Februari 1939.[2] Sultan Daud merupakan cucu dari Sultan Mansur Syah, dimana sampai tahun 1884 ia merupakan Wali dari Tuanku Hasyim, anak dari Sultan sebelumnya yang juga merupakan pamannya yaitu Sultan Mahmud Syah.[3]

Referensi

Lihat pula

Sumber

  1. ^ Uli Roslaini. Revitalisasi Bangunan Bersejarah di Banda Aceh
  2. ^ Panglima Polem di situs NAD
  3. ^ REID, Anthony. Asal Usul Konflik Aceh: Dari Perebutan Pantai Timur Sumatra hingga Akhir Kerajaan Aceh Abad ke-19. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005. Halaman 335. ISBN 979-461-534-X
Didahului oleh:
Sultan Mahmud Syah
Sultan Aceh
18741903
Diteruskan oleh:
pemerintahan Aceh Belanda