Penyakit Parkinson: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Danulagi90 (bicara | kontrib)
Hanamanteo (bicara | kontrib)
salin tempel dari http://snei.or.id/article/penyakit-parkinson/
Baris 103: Baris 103:
Pada stadium lanjut diberikan untuk meningkatkan efek levodopa Bisa menjadi tidak efektif setelah beberap bulan digunakan sendiri
Pada stadium lanjut diberikan untuk meningkatkan efek levodopa Bisa menjadi tidak efektif setelah beberap bulan digunakan sendiri


<strong>Harapan baru untuk pasien.</strong>

Gejala parkinson dapat dikendalikan selain dengan obat-obatan, juga
dapat dilakukan tindakan yang dinamakan brain lesion maupun pemasangan
DBS (deep brain stimulation).Target yang digunakan untuk mengendalikan
gangguan gerakan yang terjadi pada parkinson adalah <em>thalamus, globus pallidus, atau subthalamic nucleus</em>. Untuk menuju bagian-bagian tersebut, ahli bedah saraf menggunakan sebuah teknik yang di sebut operasi <em>Stereotactic.</em>

<strong>Brain lesion,</strong> dilakukan dengan cara
membuat lesi di dalam otak yang disebut wilayah thalamus atau globus
pallidus, sangat efektif dalam pengobatan tremor atau bradikinesia.
Prosedur ini di lakukan secara anestesi lokal, jadi tindakan dilakukan
tanpa dibius total, sehingga relatif lebih aman. Setelah itu dipasang
alat penanda (frame stereotactic) pada kepala pasien. Dengan frame
tersebut pasien akan dilakukan MRI dan CT Scan kepala. Hasil dari MRI
dan CT Scan kepala tersebut akan disatukan dalam suatu software komputer
yang dinamakan Surgiplan. Dengan software ini seorang bedah saraf
menentukan titik yang mempengaruhi terjadinya tremor atau bradikinesia.
Akurasi dari alat ini kurang dari 1mm. Dari software ini bisa didapatkan
koordinat x, y, z, yang dapat digunakan untuk mencapai target di
talamus. Setelah itu pasien masuk ke ruang operasi. Rambut pasien tidak
dicukur botak, tapi hanya 3 – 4 cm. Dengan lokal anestesi, dilakukan
irisan 3 – 4 cm dan dibuat lubang dengan diameter 1 cm. Suatu alat yang
dinamakan busur stereotactic dipasang sesuai dengan koordinat x, y, z.
Dengan busur ini dimasukkan elektrode dengan diameter 1mm ke dalam
target. Setelah elektrode mencapai target, dilakukan stimulasi pada
target, sehingga terlihat gejala yang berhenti dan tidak terjadi efek
samping. Setelah dipastikan efeknya dengan stimulasi, maka dilakukan
lesi untuk mengurangi aktifitas talamus yang menyebabkan gejala
tersebut. Setelah itu semua, elektrode dan busur stereotaktik
dilepaskan. Lubang yang ada ditutup dan dijahit.

<strong>Deep Brain Stimulation (DBS)</strong>, merupakan pengobatan
tremor dengan cara pemasangan elektrode yang ditanam di dalam otak
pasien. Ujung elektrode ini dipasang pada daerah yang bertanggungjawab
terhadap gejala parkinson di otak, dan akan dialiri tengangan listrik
yang sangat rendah dari suatu baterai yang dipasang di daerah dada
pasien. Dengan alat ini dapat dikendalikan tegangan, panjang gelombang
dan frekuensi yang akan dialirkan kedalam otak, sehingga alat ini dapat
mengontrol gerakan pasien yang tidak teratur.

Pada pasien dengan ON-OFF parkinson, DBS dapat bermanfaat untuk
menjaga stabilitas posisi ON sepanjang hari dan menurunkan dosis obat
yang diminumnya dengan dosis dan frekuensi yang paling minimal, sehingga
<nowiki> </nowiki>kualitas hidupnya akan lebih baik.
=== Sel punca dewasa ===
=== Sel punca dewasa ===
[[Sel punca dewasa]] dapat digunakan untuk mengobati penyakit Parkinson/''Parkinson's disease'' (PD) contohnya adalah sel punca dewasa yang berasal dari sumsum tulang belakang dapat menggantikan sel-sel [[neuron]] (saraf) otak yang rusak akibat penyakit Parkinson<ref name="Dittmar">Dittmar T, Z̈änker KS. 2009. ''Stem Cell Biology in Health and Disease. Dordrecht: Springer verlag. </ref>.
[[Sel punca dewasa]] dapat digunakan untuk mengobati penyakit Parkinson/''Parkinson's disease'' (PD) contohnya adalah sel punca dewasa yang berasal dari sumsum tulang belakang dapat menggantikan sel-sel [[neuron]] (saraf) otak yang rusak akibat penyakit Parkinson<ref name="Dittmar">Dittmar T, Z̈änker KS. 2009. ''Stem Cell Biology in Health and Disease. Dordrecht: Springer verlag. </ref>.
Baris 155: Baris 111:
== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}
3. ''Harapan Baru Parkinson'' diakses dari http://snei.or.id/article/penyakit-parkinson/


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==

Revisi per 26 Juni 2014 05.57

Penyakit Parkinson
Ilustrasi penderita Parkison oleh Sir William Richard Gowers dari buku A Manual of Diseases of the Nervous System tahun 1886
Informasi umum
SpesialisasiNeurologi Sunting ini di Wikidata

Penyakit Parkinson (Inggris: paralysis agitans, Parkinson disease) adalah penyakit degeneratif syaraf yang pertama ditemukan pada tahun 1817 (An Essay on the Shaking Palsy) oleh Dr. James Parkinson dengan gejala yang paling sering dijumpai adalah adanya tremor pada saat beristirahat di satu sisi badan, kemudian kesulitan untuk memulai pergerakan dan kekakuan otot. Parkinson menyerang sekitar 1 di antara 250 orang yang berusia di atas 40 tahun dan sekitar 1 dari 100 orang yang berusia di atas 65 tahun. Parkinson Primer disebabkan berkurangnya dopamin, karena bertambahnya usia, sedangkan Parkinson Sekunder disebabkan terhambatnya pengaliran dopamin yang bisa saja disebabkan oleh tumor, stroke, gangguan pembuluh darah dan trauma.

Patofisiologi

Penyebab terjadinya penyakit Parkinson adalah kurangnya jumlah neurotransmitter dopamin di dalam susunan saraf.

Jika otak memerintahkan suatu aktivitas (misalnya mengangkat lengan), maka sel-sel saraf di dalam ganglia basalis akan membantu menghaluskan gerakan tersebut dan mengatur perubahan sikap tubuh. Ganglia basalis mengolah sinyal dan mengantarkan pesan ke talamus, yang akan menyampaikan informasi yang telah diolah kembali ke korteks otak besar.

Keseluruhan sinyal tersebut diantarkan oleh bahan kimia neurotransmiter sebagai impuls listrik di sepanjang jalur saraf dan di antara saraf-saraf. Neurotransmiter yang utama pada ganglia basalis adalah dopamin.

Pada penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran sehingga pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya juga lebih sedikit. Penyebab dari kemunduran sel saraf dan berkurangnya dopamin terkadang tidak diketahui. Penyakit ini cenderung diturunkan, walau terkadang faktor genetik tidak memegang peran utama.

Kadang penyebabnya diketahui. Pada beberapa kasus, Parkinson merupakan komplikasi yang sangat lanjut dari ensefalitis karena virus (suatu infeksi yang menyebabkan peradangan otak). Kasus lainnya terjadi jika penyakit degeneratif lainnya, obat-obatan atau racun memengaruhi atau menghalangi kerja dopamin di dalam otak. Misalnya obat anti psikosa yang digunakan untuk mengobati paranoia berat dan skizofrenia menghambat kerja dopamin pada sel saraf.

Diagnosis

Simtoma klinis

Penyakit Parkinson dimulai secara samar-samar dan berkembang secara perlahan.

Dari inspeksi dapat ditemukan adanya kelainan gaya berjalan (lambat dan kasar). Biasanya penderita mengeluh tangnnya bergetar saat beristirahat, namun tidak saat melakukan aktivitas. Pada beberapa penderita ditemukan ujung jari tangan yang keras dan menekuk ke dalam secara tidak normal (yang dapat dihilangkan dengan pemberian obat antiparkinson umum)

Pada banyak penderita, pada mulanya Parkinson muncul sebagai tremor (gemetar) tangan ketika sedang beristirahat, tremor akan berkurang jika tangan digerakkan secara sengaja dan menghilang selama tidur. Stres emosional atau kelelahan bisa memperberat tremor. Pada awalnya tremor terjadi pada satu tangan, akhirnya akan mengenai tangan lainnya, lengan dan tungkai. Tremor juga akan mengenai rahang, lidah, kening dan kelopak mata.

Pada sepertiga penderita, tremor bukan merupakan gejala awal; pada penderita lainnya tremor semakin berkurang sejalan dengan berkembangnya penyakit dan sisanya tidak pernah mengalami tremor.

Penderita mengalami kesulitan dalam memulai suatu pergerakan dan terjadi kekakuan otot. Jika lengan bawah ditekuk ke belakang atau diluruskan oleh orang lain, maka gerakannya terasa kaku. Kekakuan dan imobilitas bisa menyebabkan sakit otot dan kelelahan. Kekakuan dan kesulitan dalam memulai suatu pergerakan bisa menyebabkan berbagai kesulitan. Otot-otot kecil di tangan seringkali mengalami gangguan, sehingga pekerjaan sehari -hari (misalnya mengancingkan baju, menulis dan mengikat tali sepatu) semakin sulit dilakukan.

Penderita mengalami kesulitan dalam melangkah dan seringkali berjalan tertatih-tatih dimana lengannya tidak berayun sesuai dengan langkahnya. Jika penderita sudah mulai berjalan, mereka mengalami kesulitan untuk berhenti atau berbalik. Langkahnya bertambah cepat sehingga mendorong mereka untuk berlari kecil supaya tidak terjatuh. Sikap tubuhnya menjadi bungkuk dan sulit mempertahankan keseimbangan sehingga cenderung jatuh ke depan atau ke belakang.

Wajah penderita menjadi kurang ekspresif karena otot-otot wajah untuk membentuk ekspresi tidak bergerak. Kadang berkurangnya ekspresi wajah ini disalah artikan sebagai depresi, walaupun memang banyak penderita Parkinson yang akhirnya mengalami depresi. Pandangan tampak kosong dengan mulut terbuka dan matanya jarang mengedip. Penderita seringkali ileran atau tersedak karena kekakuan pada otot wajah dan tenggorokan menyebabkan kesulitan menelan. Penderita berbicara sangat pelan dan tanpa aksen (monoton) dan menjadi gagap karena mengalami kesulitan dalam mengartikulasikan fikirannya. Sebagian besar penderita memiliki intelektual yang normal, tetapi ada juga yang menjadi pikun.

Pengobatan

Obat poten (pilihan utama) untuk parkinson sampai sekarang ini adalah levodopa, wlaupun penggunaannya sudah mulai dikurangi disebabkan oleh banyaknya efek samping yang ditemukan.

Obat-obat pilihan yang tersedia tidak dapat menyembuhkan penyakit parkinson, amun dapat mengurangi gejala atau memperpanjang waktu bagi penderita untuk bebas dari gejala.

Menyusul ditemukannya kinom pada manusia, kinase protein telah menjadi prioritas terpenting kedua pada upaya penyembuhan, oleh karena dapat dimodulasi oleh molekul ligan kecil. Peran kinase pada lintasan molekular neuron terus dipelajari, namun beberapa lintasan utama telah ditemukan. Sebuah protein kinase, CK1 dan CK2, ditemukan memiliki peran yang selama ini belum diketahui, pada patologi molekular dari beberapa kelainan neurogeneratif, seperti Alzheimer, penyakit Parkinson dan sklerosis lateral amiotrofik. Pencarian senyawa organik penghambat yang spesifik bekerja pada kedua enzim ini, sekarang telah menjadi tantangan dalam perawatan penyakit tersebut di atas.[1]

Penyakit Parkinson bisa diobati dengan berbagai obat, seperti levodopa, bromokriptin, pergolid, selegilin, antikolinergik (benztropin atau triheksifenidil), antihistamin, anti depresi, propanolol dan amantadin. Tidak satupun dari obat-obat tersebut yang menyembuhkan penyakit atau menghentikan perkembangannya, tetapi obat-obat tersebut menyebabkan penderita lebih mudah melakukan suatu gerakan dan memperpanjang harapan hidup penderita.

Di dalam otak levodopa diubah menjadi dopamin. Obat ini mengurangi tremor dan kekakuan otot dan memperbaiki gerakan. Penderita Parkinson ringan bisa kembali menjalani aktivitasnya secara normal dan penderita yang sebelumnya terbaring di tempat tidur menjadi kembali mandiri.

Pengobatan dasar untuk Parkinson adalah levodopa-karbidopa. Penambahan karbidopa dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas levodopa di dalam otak dan untuk mengurangi efek levodopa yang tidak diinginkan di luar otak. Mengkonsumsi levodopa selama bertahun-tahun bisa menyebabkan timbulnya gerakan lidah dan bibir yang tidak dikehendakik, wajah menyeringai, kepala mengangguk-angguk dan lengan serta tungkai berputar-putar. Beberapa ahli percaya bahwa menambahkan atau mengganti levodopa dengan bromokriptin selama tahun-tahun pertama pengobatan bisa menunda munculnya gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki.

Sel-sel saraf penghasil dopamin dari jaringan janin manusia yang dicangkokkan ke dalam otak penderita Parkinson bisa memperbaiki kelainan kimia tetapi belum cukup data mengenai tindakan ini.

Untuk mempertahankan mobilitasnya, penderita dianjurkan untuk tetap melakukan kegiatan sehari-harinya sebanyak mungkin dan mengikuti program latihan secara rutin. Terapi fisik dan pemakaian alat bantu mekanik (misalnya kursi roda) bisa membantu penderita tetap mandiri.

Makanan kaya serat bisa membantu mengatasi sembelit akibat kurangnya aktivitas, dehidrasi dan beberapa obat. Makanan tambahan dan pelunak tinja bisa membantu memperlancar buang air besar. Pemberian makanan harus benar-benar diperhatikan karena kekakuan otot bisa menyebabkan penderita mengalami kesulitan menelan sehingga bisa mengalami kekurangan gizi (malnutrisi).

Levodopa

Levodopa dikombinasikan dengan karbidopa merupakan pengobatan utama untuk Parkinson Diberikan bersama karbidopa untuk meningkatkan efektivitasnya & mengurangi efek sampingnya Mulai dengan dosis rendah, yg selanjutnya ditingkatkan sampai efek terbesar diperoleh Setelah beberapa tahun digunakan, efektivitasnya bisa berkurang bromokriptin atau pergolid Pada awal pengobatan seringkali ditambahkan pada pemberian levodopa untuk meningkatkan kerja levodopa atau diberikan kemudian ketika efek samping levodopa menimbulkan masalah baru Jarang diberikan sendiri. Seleglin Seringkali diberikan sebagai tambahan pada pemakaian levodopa Bisa meningkatkan aktivitas levodopa di otak. Obat antikolinergik (benztropin & triheksifenidil), obat anti depresi tertentu, antihistamin (difenhidramin) Pada stadium awal penyakit bisa diberikan tanpa levodopa, pada stadium lanjut diberikan bersamaan dengan levodopa, mulai diberikan dalam dosis rendah Bisa menimbulkan beberapa efek samping. Amantadin Digunakan pada stadium awal untuk penyakit yg ringan Pada stadium lanjut diberikan untuk meningkatkan efek levodopa Bisa menjadi tidak efektif setelah beberap bulan digunakan sendiri

Sel punca dewasa

Sel punca dewasa dapat digunakan untuk mengobati penyakit Parkinson/Parkinson's disease (PD) contohnya adalah sel punca dewasa yang berasal dari sumsum tulang belakang dapat menggantikan sel-sel neuron (saraf) otak yang rusak akibat penyakit Parkinson[2].

Lihat Pula

Referensi

  1. ^ (Inggris)"Protein kinases CK1 and CK2 as new targets for neurodegenerative diseases". Instituto de Quimica Medica-CSIC; Perez DI, Gil C, Martinez A. Diakses tanggal 2010-07-07. 
  2. ^ Dittmar T, Z̈änker KS. 2009. Stem Cell Biology in Health and Disease. Dordrecht: Springer verlag.

Pranala luar

Templat:Link FA Templat:Link FA