Zat: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
BP61Marco (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
BP61Marco (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
Baris 1: Baris 1:
[[File:Lightning3.jpg|thumb|[[Petir]] juga merupakan wujud zat yang sering disebut [[plasma]].]]
{{InuseBP|61Marco|15 Mei 2014|31 Maret 2014}}
Ada berbagai pendapat mengenai pengertian zat, yang juga dapat diartikan sebagai substansi. Zat dapat diartikan sebagai sesuatu yang berada karena dirinya sendiri dan pada dirinya sendiri, apa yang tetap ada sebagai lawan dari keadaan dan sifat-sifat yang senantiasa berubah.
Ada berbagai pendapat mengenai pengertian zat, yang juga dapat diartikan sebagai substansi.<ref name="Hadiwijono."/> Zat dapat diartikan sebagai sesuatu yang berada karena dirinya sendiri dan pada dirinya sendiri, apa yang tetap ada sebagai lawan dari keadaan dan sifat-sifat yang senantiasa berubah.<ref name="Hadiwijono."/>

Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang.
==Sains==
Pada bidang ilmu pengetahuan alam, zat adalah sesuatu yang memiliki [[massa]] dan menempati [[ruang]].<ref name="Hartanto."/> Berdasarkan wujudnya, zat dibagi atas 3 jenis, yaitu zat padat, cair, dan gas.<ref name="Hartanto."/> Suatu zat karena sifatnya memiliki massa dan menempati ruang, artinya zat juga memiliki [[massa jenis]], yaitu massa per [[volume]] dari suatu zat.<ref name="Hartanto.">Hartanto H. 2010. ''Rumus Jitu Fisika SMP''. Yogyakarta : Indonesia Tera.</ref>


==Kristen==
==Kristen==
Dalam ajaran agama [[Kristen]], [[Allah]] adalah suatu substansi atau zat, demikian juga [[jiwa]] dan [[tubuh]], meskipun substansi yang satu tidak sama dengan yang lain. Substansi atau zat [[ilahi]] tidak sama dengan substansi atau zat jiwa, dan keduanya juga berbeda dengan substansi atau zat tubuh. Maka manusia dipandang sebagai makhluk yang terdiri dari dua substansi atau zat, yaitu jiwa yang merupakan substanasi halus dan tidak dapat [[mati]], dan tubuh yang merupakan substansi kasar dan dapat mati.
Dalam ajaran agama [[Kristen]], [[Allah]] adalah suatu substansi atau zat, demikian juga [[jiwa]] dan [[tubuh]], meskipun substansi yang satu tidak sama dengan yang lain.<ref name="Hadiwijono."/> Substansi atau zat [[ilahi]] tidak sama dengan substansi atau zat jiwa, dan keduanya juga berbeda dengan substansi atau zat tubuh.<ref name="Hadiwijono."/> Maka manusia dipandang sebagai makhluk yang terdiri dari dua substansi atau zat, yaitu jiwa yang merupakan substanasi halus dan tidak dapat [[mati]], dan tubuh yang merupakan substansi kasar dan dapat mati.<ref name="Hadiwijono.">Hadiwijono H. 2007. ''Iman Kristen''. Jakarta : BPK Gunung Mulia.</ref>

http://books.google.co.id/books?id=mmv7rgVXt7AC&pg=PA181&dq=substansi+zat+adalah&hl=en&sa=X&ei=zxyXU5azJYSWuASh9ICQAw&ved=0CCoQ6AEwAA#v=onepage&q=substansi%20zat%20adalah&f=false
= Rujukan =
{{Reflist}}

Revisi per 20 Juni 2014 12.04

Petir juga merupakan wujud zat yang sering disebut plasma.

Ada berbagai pendapat mengenai pengertian zat, yang juga dapat diartikan sebagai substansi.[1] Zat dapat diartikan sebagai sesuatu yang berada karena dirinya sendiri dan pada dirinya sendiri, apa yang tetap ada sebagai lawan dari keadaan dan sifat-sifat yang senantiasa berubah.[1]

Sains

Pada bidang ilmu pengetahuan alam, zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang.[2] Berdasarkan wujudnya, zat dibagi atas 3 jenis, yaitu zat padat, cair, dan gas.[2] Suatu zat karena sifatnya memiliki massa dan menempati ruang, artinya zat juga memiliki massa jenis, yaitu massa per volume dari suatu zat.[2]

Kristen

Dalam ajaran agama Kristen, Allah adalah suatu substansi atau zat, demikian juga jiwa dan tubuh, meskipun substansi yang satu tidak sama dengan yang lain.[1] Substansi atau zat ilahi tidak sama dengan substansi atau zat jiwa, dan keduanya juga berbeda dengan substansi atau zat tubuh.[1] Maka manusia dipandang sebagai makhluk yang terdiri dari dua substansi atau zat, yaitu jiwa yang merupakan substanasi halus dan tidak dapat mati, dan tubuh yang merupakan substansi kasar dan dapat mati.[1]

Rujukan

  1. ^ a b c d e Hadiwijono H. 2007. Iman Kristen. Jakarta : BPK Gunung Mulia.
  2. ^ a b c Hartanto H. 2010. Rumus Jitu Fisika SMP. Yogyakarta : Indonesia Tera.